Tujuh Belas

28 2 0
                                    

~~~
"Bisakah kau membantuku sekali lagi?"

Mingi bertanya padaku, aku lantas tersenyum dan mengangkat sebelah alis ku, menunggunya untuk melanjutkan kalimat. Setelahnya dengan suara rendah, mingi menyebutkan permintaanya.

"Bisakah kau membiarkan ku berdua dengan kyunghee saat hari valentine nanti?"

Aku mengacak rambutku berkali-kali. Sudah sejak tadi aku berkeliling mencari jiwoo, tapi gadis itu tak terlihat dimanapun. Padahal ia sudah berkata akan menjadi pasanganku hari ini, namun sampai sekarang jiwoo bahkan belum muncul. Aku memilih untuk memasuki gedung olahraga terlebih dulu.

"Sebenarnya dimana gadis itu!?"

Di dalam gedung olahraga sendiri sudah sangat ramai. Banyak stan dan permainan menarik yang dibuka untuk pasangan. Aku mengedarkan pandanganku ke seluruh ruangan dan mendapati banyak pasangan murid yang mengantri di salah satu stan. Setelah kupikir-pikir jika hari ini aku tidak bertemu jiwoo, aku akan berkeliling sekolah seorang diri layaknya hantu.

Lalu tepat sekali disaat yang bersamaan aku melihat mingi dan kyunghee tengah bersama. Sial! Diantara banyaknya orang disini, mengapa malah mereka yang terlihat!? Seketika mood ku menjadi buruk saat melihat mereka berdua disana. Tapi aku lalu menyadari, bukankah memang takdirku seperti ini? Harus melihat mereka berduaan dengan jelas di antara banyaknya orang yang ada, lalu membiarkan hatiku patah. Sepertinya itu kemampuan spesial yang ku miliki.

Atau mungkin bukan mereka berdua yang kulihat, tapi mingi. Dari jarak sejauh ini pun aku tetap bisa melihat dengan jelas betapa keren dan sempurnanya ia hari ini. Dan ego ku merasa terluka jika aku tetap harus menjadi cupid untuknya bahkan setelah semua ini.

Mingi tertawa mendengarkan apapun yang kyunghee tengah ucapkan, dan begitu pula sebaliknya. Mereka tetap bercanda seperti itu, aku mengalihkan pandanganku ke arah lain. Melihat-lihat apakah ada yang juga sedang memperhatikanku. Lalu disana aku menemukan wooyoung tengah menatapku dengan cukup serius. Aku balas menatapnya dan menghela napas. Aku senang jika mingi bahagia, wooyoung pun begitu. Kami berada di kapal yang sama.

Rasanya kekanakan sekali jika aku meninggalkan gedung olahraga ini hanya dengan alasan bahwa aku tak dapat menemukan jiwoo. Padahal sesungguhnya itu hanya sebagian kecil alasanku. Alasan terbesarku untuk pergi dari sana adalah aku mungkin akan menangis jika sedikit lebih lama lagi berada disana.

Lapangan sekolah rasanya adalah tempat yang pas untuk kudatangi saat ini. Aku melangkahkan kakiku kesana seorang diri. Kupikir saat bertatapan tadi, wooyoung akan mengerti jika aku tak ingin sendirian hari ini. Dan karena semua temanku juga tengah sibuk dengan pasangan valentine nya, tersisalah aku seorang diri disini. Pengeras suara milik sekolah yang menyuarakan lagu cinta pun membuatku semakin terlihat menyedihkan.

Mungkin aku terlalu berkhayal semalam saat berpikir mingi akan menghabiskan waktunya hari ini denganku dibanding dengan kyunghee. Nyatanya aku salah. Tapi aku bisa berpikir seperti itu sebab ia memberiku harapan-harapan kosong.

"Kau memang bodoh, hyerin. . ."

Gumamku pada diri sendiri, kurasa aku sudah terlihat sangat mirip dengan orang gila saat ini. Aku mengangkat pandangan dan menoleh ke samping sebab merasakan jika seseorang tengah menatapku. Dan benar saja.

Aku melihat mingi tengah berjalan ke arahku.

Kalimat pertama yang muncul di benakku adalah 'kenapa ia mempermainkan perasaanku seperti ini!?'. Aku sangat ingin berlari dan menangis, tapi aku memilih untuk mengambil kesempatanku kali ini. Ia membawa sebuah lolipop di sebelah tangannya, salah satu lolipop yang lebih mahal dari yang ia belikan untuk kyunghee dari toko valentine hari itu. Tapi karena aku sudah berjanji pada diriku sendiri untuk tidak mengharapkan hal-hal yang konyol dari mingi, aku juga tidak berharap jika ia akan memberikan permen cantik itu padaku.

"Heyy!!"

Mingi menyapaku sambil melambaikan sebelah tangannya di udara. Aku tetap memasang wajah datarku dan hanya diam menatapnya. Mingi menaikkan sebelah sudut alisnya, mungkin heran mengapa aku tetap diam saja.

"Heeeeyyy??"

Ia menyapaku lagi, membuatku tersadar jika aku tak membalas sapaannya. Jadi untuk menjaga reputasiku yang 'tidak peduli jika kau jatuh cinta pada kyunghee', aku pun membalas sapaannya.

"Hai, mingi."

Mingi berdiri tepat di hadapanku dan yang kulakukan hanya mengagumi betapa tingginya ia sebab aku harus menatapnya sembari mendongakkan kepalaku.

"Kau pikir aku melupakanmu hari ini?"

Ia berujar lalu mengulurkan lolipop cantik yang di tangannya kepadaku. Apa yang ia maksud dengan melakukan hal itu?

Aku tetap memandangi lolipop itu bahkan setelah menerimanya dari mingi. Banyak hal yang tengah berputar di kepalaku. Seperti mungkin saja, mungkin. . .mingi lebih menyukaiku daripada kyunghee?

"Apa ini?"

Aku memilih untuk bertanya langsung pada mingi, menjawab kebingungan yang sejak tadi berputar di otakku. Mingi lalu menjawabnya dengan santai.

"Sebuah lolipop hati. Ia memiliki makna aku mencintaimu. Itu tanda terima kasihku untukmu."

Jika mingi hanya berakting seolah ia tak menyukai ku padahal nyatanya ia suka (seperti di dalam film), maka ia melakukannya dengan sangat baik. Aku bingung. Tapi jika ia mengatakan 'aku mencintaimu, sebagai teman', aku akan melempar permen cantik ini ke tanah. Bagaimana bisa ia mempermainkan perasaanku seperti itu!?

"Mencintaiku sebagai teman?"

Aku berujar sambil tertawa pahit. Sejujurnya aku tak bermaksud seperti itu, hanya saja aku sudah terlanjur kesal padanya. Tapi aku tak ingin mingi mengetahui hal itu.

Mingi tersenyum lebar, membuat sepasang matanya juga ikut tersenyum dan membentuk bulan sabit. Ia lantas menggelengkan kepalanya. Dan saat itu juga aku berharap mingi bisa menghilang dari hadapanku dalam sekejap mata.

"Sebagai teman terbaik."

Ouch. Hatiku patah seketika itu juga. Aku bahkan bisa merasakannya patah dan hancur menjadi ratusan keping. Dasar bodoh! Aku memaki diriku sendiri yang tak pernah mengira jika perasaanku akan jadi seperti ini saat aku setuju untuk menjadi cupid bagi mingi hari itu.

Usai terdiam untuk beberapa saat, aku lantas mengerjapkan mata dan memaksakan sebuah tawa kecil untuk keluar dari bibirku.

Jika ini dalam keadaan normal, mungkin responku akan berbeda. Aku mungkin akan mengembalikan permen lolipop ini pada mingi sambil mengatakan jika itu adalah hadiah terima kasihku untuknya. Namun aku tak bisa melakukan itu saat ini karena mungkin akan sedikit aneh nantinya. Sebab artinya kau mencintai seseorang yang kau beri permen ini.

Aku benar-benar dihancurkan oleh fakta bahwa saat mingi hanya mencintai sebagai seorang teman, aku mencintainya sebagai dirinya sendiri. Sebagai mingi, sebagai dirinya yang menyebalkan dan apa adanya.

Mendongakkan kepala membuatku bertemu pandang dengan mingi. Untuk kesekian kalinya, aku berharap mingi bisa membaca pikiranku. Jadi ia akan tahu seberapa besar aku menghargai pemberiannya ini. Namun untuk kesekian kalinya juga, dia tidak bisa melakukan itu. Jadi untuk sekarang, aku hanya mengagumi betapa sempurna paras yang ia miliki.

Selanjutnya, lagu yang diputar pengeras suara milik sekolah berganti menjadi 'taeyeon - all about you'. Kau tahu, lagu yang menjadi backsound drama terkenal 'Hotel Del Luna' saat adegan dramatis atau romantis terjadi. Saat ini aku antara ingin menampar mingi atau menciumnya. Tapi keduanya bukan opsi yang baik kurasa. Aku hanya bisa menatap dan mengagumi parasnya seperti ini.

Dan. . . Aku tak tahu pasti berapa lama waktu yang berlalu selama aku dan mingi saling menatap satu sama lain. Yang aku tahu, diam-diam seulas senyum kecil terpasang di bibirku sejak tadi. Ingin rasanya aku meneriakkan sebuah hal yang mungkin tak akan pernah bisa kukatakan padanya.

'Aku benar-benar jatuh cinta padamu!'

Meski menyakitkan untuk diakui, tapi kurasa aku benar-benar sudah jatuh hati terlalu dalam pada mingi. Meski nyatanya aku juga tahu dengan pasti jika perasaan ini tak bersambut.
~~~
.
Cr : atzver
🇮🇩 by Ji—
.
~~~

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 20, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Cupid || ATEEZ MingiWhere stories live. Discover now