Tiga

34 11 0
                                    

~~~
"Aku sangat senang" Ujar mingi dengan nada gembira. Sementara aku menatapnya jengkel sambil membunyikan bel rumah yuqi.

Kamera pengawas disana berbunyi, aku melambaikan tangan dan pintu terbuka setelahnya. Yang pertama kali terlihat adalah kyunghee dan kurasa mingi akan gugup karena itu, jadi aku menatapnya. Mingi menatapku balik dengan sebelah alis yang dinaikkan, seolah bertanya mengapa aku menatapnya. Sontak saja aku mengalihkan pandanganku dan berlalu masuk ke dalam.

"Haii!" sapa mina dengan riang, aku melambaikan tangan dan menyapanya juga. Aku mengedarkan pandangan ke sekeliling dan seolah tahu siapa yang kucari, mina kembali buka suara.

"Yuqi sedang menggoreng nugget ayam bersama shuhua"

Aku mengangguk dan berjalan ke ruang tamu, lalu duduk di sofa. Mingi mengikuti dan memilih untuk duduk di sampingku. Aku tak peduli. Kulihat kyunghee duduk di meja makan dan memakan nugget yang sudah matang.

"Terima kasih" ujar mingi tiba-tiba. Membuat wooyoung dan san yang juga disana menggodaku lewat tatapan mereka. Aku menghela napas dan berdiri.

"Tetaplah disini"

Mingi yang baru akan berdiri dan kembali mengikutiku itu segera duduk dan memasang ekspresi cemberut. Aku mengabaikannya, dari sini ia tetap bisa melihat kyunghee bukan? Aku melangkah ke meja makan dan duduk di samping kyunghee, ikut memakan beberapa nugget seperti yang dilakukan gadis itu.

"Orang tua yuqi sedang tak ada di rumah bukan?"

Kyunghee mengangguk sekilas. Setelahnya ia menatap mataku. Aku pun ganti menatapnya dengan pandangan bertanya. Ia lalu menghembuskan napas pelan.

"Mengapa kau datang bersama mingi?"

Aku menatap mingi sejenak yang rupanya juga tengah menatapku. Ia menaikkan sebelah alisnya dengan heran, segera aku mengalihkan pandanganku kembali pada kyunghee.

"A-aku hanya...Ya, kau tahu lah"

Segera aku menghindari tatapan kyunghee. Dan karena ia tahu jika aku tak suka melanjutkan pembicaraan yang menyangkut perasaanku, kyunghee hanya diam dan lagi-lagi menghela napasnya.

"Apa tak sebaiknya kita menyiapkan tempat tidurnya sekarang?"

Naeun menghampiriku dan kyunghee di meja makan, kemudian menyuruh mingi dan teman-temannya berdiri.

"Karena kalian di sini, tolong siapkan tempatnya ya"

.

Rumah yuqi memang tempat yang paling enak untuk bersantai. Sofa diruang tamunya berdempet dengan dinding di ujung ruangan. Dan tambahan spring bed di tengah-tengah seperti ini, membuat kita seperti sedang berada di tempat tidur raksasa.

Aku duduk di samping naeun, karena aku merasa paling nyaman melakukan skinship dengan dirinya, seperti berpelukan misalnya. Mingi tengkurap di sofa dengan kyunghee duduk sampingnya. Sepertinya misi kali ini berhasil.

"Kupikir kau mengajak mingi karena kalian pacaran, tapi sepertinya tidak" ujar naeun, mina juga menyetujui ucapannya dan kini menatapku penasaran. Aku menggelengkan kepala, menyangkal mereka.

"Tidak."

"Jadi, itu karena kyunghee?"

Aku hanya mengiyakan ucapan naeun sambil mengalihkan pandangan pada layar televisi. Menghindari tatapan matanya yang masih tertuju padaku.

Sebenarnya...jujur saja, aku sedikit menginginkan mingi untuk duduk di sampingku. Tapi tak masalah. Sepertinya itu hanya pemikiran asalku beberapa hari yang lalu. Sekarang kurasa aku baik-baik saja dengan wooyoung yang duduk di sebelahku.

Cupid || ATEEZ MingiDonde viven las historias. Descúbrelo ahora