Empat

29 11 0
                                    

~~~
"Kurasa ada sesuatu diantara kalian berdua"

Kyunghee bertanya padaku, atau mungkin lebih tepatnya ia tengah mengatakan pendapatnya tentangku dan mingi. Aku menggelengkan kepala sambil terus menyalin catatan di bukunya. Ia berhenti menulis dan meletakkan pena miliknya ke atas meja, membuatku juga ikut berhenti kemudian beralih menatapnya.

"Apa? Kita memang benar-benar tak ada apa-apa"

Gadis itu menghela napas tak percaya, seolah aku hanya mengatakan omong kosong belaka.

"Jadi, kau hanya iseng mengajaknya Jumat kemarin?"

"Mungkin? Dia membantuku berjalan"

Mendengar jawabanku, kyunghee memilih untuk melanjutkan catatannya. Takut jika dirinya akan ketinggalan materi di depan kelas.

Saat kyunghee sibuk menulis, aku justru memperhatikannya. Bayangan tentang mingi yang memelukku malam itu seketika melintas di pikiranku. Aku dan mingi belum saling bicara lagi sampai sekarang, tapi itu akibat dari tindakan spontan-nya demi untuk berteman denganku.

"Tapi kau tahu, kalian benar-benar cocok"

Kyunghee tiba-tiba berujar setelah terdiam beberapa saat. Aku sedikit terkejut dan segera menggelengkan kepalaku.

"Tidak. Kalian lebih cocok, bahkan kemarin kalian tidur bersebelahan"

"Dia sangat menjengkelkan!"

Mendengar balasan kyunghee, aku memasang ekspresi seolah tak percaya seperti yang ia tunjukkan padaku sebelumnya. Dan itu berhasil membuat kyunghee bertambah kesal.

"Bukankah kau pernah bilang jika tipe idealmu adalah laki-laki yang tampan dan tinggi?"

Aku berujar kembali, menggodanya lebih jauh tentang mingi. Kyunghee terlihat sangat tak suka dengan ucapanku.

"Lebih baik aku mengencani yunho, karena mingi itu jelek"

Kyunghee berujar dengan kesal, membuatku sedikit tersinggung. Bukankah dia sedikit keterlaluan? Mingi tidak seburuk itu.

Aku tersinggung, karena orang yang ia bilang jelek itu berpelukan denganku kemarin jumat. Tapi, bisa saja itu hanya alibi. Ya, mungkin saja itu hanya alasan kyunghee untuk menutupi rasa sukanya pada mingi. Mungkin saja gadis itu sebenarnya menyukai mingi.

Tetap saja, ucapan kyunghee tentang mingi sedikit menggangguku. Tapi karena kita adalah teman, aku hanya akan diam.

.

"Sial. Hari ini hujan!"

Aku mengumpat ketika mendapati langit yang gelap dan rintik hujan mulai turun. Juga karena hari ini aku meninggalkan payungku di rumah. Bagus sekali.

Kyunghee menatapku yang sedang kesal sendiri. Aku balas menatapnya dan bergumam pelan, mingi mungkin mau berbagi payung denganmu nanti. Setelahnya aku mengalihkan pandangan.

Bel pulang sekolah akhirnya berbunyi, guru yang sedang mengajar di depan kelas tadi juga sudah meninggalkan kelas. Menyisakan murid-murid yang masih mengemas tas mereka baru keluar kelas setelahnya. Aku tetap duduk di tempatku sambil menatap ke luar jendela.

"Hey, ayo pulang saja" kyunghee mengajakku, ia juga tak membawa payung hari ini. Jadi gadis itu mengajakku untuk langsung pulang dengan berlari menerobos hujan dan berakhir kebasahan nantinya.

Aku mengiyakan, sedikit kehujanan tak masalah sepertinya. Tapi aku heran, dimana mingi? Bukankah seharusnya ia menawari kyunghee untuk berbagi payung dengannya? Aku lalu menatapi penjuru kelas, hanya beberapa murid saja yang masih tinggal. Tentunya termasuk teman-temanku.

Cupid || ATEEZ MingiOù les histoires vivent. Découvrez maintenant