Prolog

122 15 0
                                    

~~~
"Hey, Hyerin..."

Aku mengalihkan pandanganku, sekilas menatap wooyoung dengan pandangan malas dan bergumam "Hmm?"

Sebisa mungkin aku bersikap seolah tak tertarik dengan apapun yang akan ia katakan. Jung wooyoung adalah teman sebangku-ku di sekolah yang cukup menjengkelkan dan sering bertingkah. Ia juga sering mengejek pengelihatanku yang kurang baik, karena terkadang aku tak bisa melihat angka atau tulisan di papan tulis. Tapi karena sudah terbiasa, lama-kelamaan aku tak masalah. Kini aku hanya ikut tertawa jika mendengar ejekannya.

"Diantara semua teman-temanmu, siapa yang paling dekat dengan kyunghee?" tanyanya padaku yang membuatku sedikit tertarik dan benar-benar memutar tubuhku menatapnya.

"Memangnya kenapa?"

Wooyoung bukanlah tipe orang yang suka membicarakan hal seperti ini dan lebih sering bercanda. Jadi aneh rasanya jika dia tiba-tiba bertanya seperti itu.

"Oh, Aku hanya—kau taulah. Aku...hanya bertanya saja" jawabnya dengan ragu-ragu. Setelah itu wooyoung berusaha menghindari tatapanku. Hal itu membuatku semakin penasaran. Ia benar-benar seperti bukan wooyoung yang kukenal biasanya.

"Kau menyukai kyunghee?" tanyaku telak sembari menahan tawa, sebelum kemudian melanjutkan kalimatku.

"Kabar buruk kawan, ia tak tertarik dengan seorang badut sepertimu" ujarku padanya dengan sedikit tertawa kecil.

Wooyoung lalu menatapku kesal. Ia memajukan tubuhnya ke arahku—yang otomatis membuatku sedikit mundur—kemudian membisikkan sesuatu ke telingaku.

"Bodoh! Bukan aku, tapi mingi yang menyukainya"

Aku mendorongnya menjauh dan menatap laki-laki itu dengan heran.

"Jadi, katakan. Siapa yang paling dekat dengannya?" tanyanya sekali sekali lagi yang membuatku otomatis menunjuk diriku sendiri.

"Aku, memangnya kenapa?"

Usai mendengar perkataanku, wooyoung terdiam sejenak. Ia lalu menatap mingi, aku mengikuti arah tatapannya dan mendapati mingi juga tengah menatap kami dengan ekspresi cemas? Setelahnya wooyoung kembali menatapku.

"Kalau begitu ia membutuhkan bantuanmu"

Aku menghembuskan napas kasar. Mingi adalah murid menyebalkan lainnya yang berteman dengan teman-temannya yang juga menyebalkan seperti wooyoung, san, yeosang, dan salah satu teman terbaiknya, yunho.

"Kupikir dia itu—Gay?"

Entah bagaimana pertanyaan itu bisa meluncur mulus dari bibirku yang aku sendiri pun tak mengerti, hal itu serius atau hanya sekedar candaan.

"Entahlah, mungkin saja" ujar wooyoung dengan asal sembari mengangka bahu. Membuatku berdecak malas.

"Hmm, itu saja yang ingin kukatakan padamu"

Wooyoung berujar untuk terakhir kalinya sebelum kembali fokus menulis di buku catatannya. Aku menatap mingi—yang juga sedang menatapku—dengan pandangan yang tak bisa kuartikan.

Sial, dia pikir aku siapa? Aku bukan Tuhan yang bisa dengan mudah mengubah perasaan manusia.
~~~
.
Cr : atzver
🇮🇩 by Ji—
.
~~~

Cupid || ATEEZ MingiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang