Chap 1 : Paviliun Magnolia

51.5K 1.9K 62
                                    


Disclaimer : Naruto belongs to Masashi Kishimoto

Pairing : SasuFemNaru

Rated : M

Genre : Tragedy, fantasy, hurt/comfort

Warning : Gender switch, OOC, OC, typo (s)

Note : Dilarang copy paste sebagian ataupun keseluruhan isi fict ini maupun fict milik saya lainnya!

Selamat membaca!


Golden Cage

Chapter 1 : Paviliun Magnolia

By : Fuyutsuki Hikari


Nama puteri kecil itu---Namikaze Naruto, gadis kecil yang dua hari lagi akan genap berusia sepuluh tahun. Siang ini ia merasa sangat senang, amat sangat senang karena ayahnya---Kaisar dari Kerajaan Konoha; Namikaze Minato, berjanji mengadakan pesta besar-besaran khusus untuk merayakan hari ulang tahunnya, membuat senyuman itu tidak lepas dari wajahnya yang cantik.

Paviliun utara merupakan tempat favoritnya untuk menghabiskan waktu. Dia menyukai hamparan bunga teratai yang tumbuh subur di kolam istana. Naruto bisa bertahan hingga berjam-jam untuk tetap tinggal di tempat ini jika Chiyo tidak memaksanya untuk pulang ke Paviliun Magnolia.

"Dayang, apa nanti akan ada pertunjukan musik?" tanya Naruto penuh harap. Bola mata berwarna safirnya menatap dayang berusia lanjut dihadapannya lurus.

"Tentu saja, Tuan Puteri." Dayang tua bernama Chiyo itu tersenyum, suaranya terdengar halus, menenangkan. "Bahkan saya dengar, Yang Mulia sengaja memanggil pemusik dari Kerajaan Suna untuk tampil di pesta Anda."

Kedua mata gadis itu berbinar senang mendengar jawaban Chiyo, namun dalam sekejap mata, senyum itu kembali hilang. "Apa nanti akan ada banyak hadiah juga untukku?" gadis kecil itu kembali bertanya, kedua tangannya saling bertaut, berkeringat karena gugup.

"Tentu saja akan ada banyak hadiah, Tuan Puteri." Chiyo merentangkan kedua tangannya lebar, mengundang Naruto untuk masuk ke dalam pelukannya.

Gadis kecil itu menghambur ke dalam pelukan si Dayang tua. Kepalanya terbenam dalam dada hangat Chiyo. "Apakah Kakak Pertama akan datang, Dayang?" suaranya terdengar lirih saat menanyakan pertanyaan ini.

Sesaat, Chiyo terdiam. Tangan keriputnya membelai rambut pirang Naruto, lembut. "Putera Mahkota pasti akan datang jika beliau tidak sibuk."

Kini Naruto yang terdiam, cukup lama hingga Chiyo memutuskan untuk bicara, menghiburnya. "Seandainya beliau tidak datang, bukankah masih ada Yang Mulia Kaisar?"

Naruto menggelengkan kepalanya pelan, "Tidak akan sama," bisiknya parau. "Aku ingin Ayahanda Kaisar, Ibunda dan Kakak Pertama di hari ulang tahunku. Tapi-"

"Tapi?" selidik Chiyo saat Naruto memutuskan untuk tidak melanjutkan ucapanya dan menutup mulutnya rapat. "Tapi apa, Tuan Puteri?" tanya Chiyo lagi terdengar penasaran.

Naruto menggigit bibir bawahnya keras, sebelum akhirnya memalingkan muka, bisakah dia memberitahu rahasia besarnya pada Chiyo? Tapi, bukankah Dayang Chiyo sangat baik? Batinnya mulai bergulat.

"Bisakah Anda merahasiakan rahasia besar yang akan kukatakan ini, Dayang Chiyo?" Naruto mendongak, penuh harap.

"Tentu," jawab Chiyo pelan. Naruto tersenyum, melihat sorot teduh pengasuhnya ini entah kenapa membuatnya merasa nyaman dan tenang. Mata yang menyorotkan kesetiaan hingga akhir. "Aku tidak suka jika Permaisuri Sara hadir di pestaku nanti." Kepala Naruto tertunduk dalam saat mengatakannya. Tangannya meremas pakaian bersulam indah milik Chiyo.

TAMAT - Golden Cage (18+)Where stories live. Discover now