Chapter 9 : Perjalanan Menuju Ame

17.9K 1.4K 89
                                    

PDF tersedia. Minat DM ya ^^

.

.

.

Disclaimer : Naruto belongs to Masashi Kishimoto

Pairing : SasuFemNaru

Rated : M

Genre : Tragedy, fantasy, hurt/comfort

Warning : Gender switch, OOC, OC, typo (s)

Selamat membaca!

Pairing : SasuFemNaru

Rated : M

Genre : Tragedy, fantasi, hurt/comfort

Warning : Gender switch, OOC, OC, typo (s)

Note : Dilarang copy paste sebagian ataupun keseluruhan isi fict ini maupun fict milik saya lainnya!

Selamat membaca!

Golden Cage

Ch44apter 9 : Perjalanan Menuju Ame

By : Fuyutsuki Hikari

.Suara tawa keras Ino terdengar menggema sepanjang lorong istana, siang ini. Remaja  tanggung berusia dua belas tahun itu serta merta menghentikan langkahnya, diikuti oleh keempat dayangnya yang segera membungkuk untuk memberi hormat. Tawa Ino lenyap seketika  saat dia tidak sengaja berpapasan dengan Kurama di depan pintu ruang kerja Minato. "Ino memberi salam kepada Putra Mahkota," katanya dengan sikap anggun dan hormat, walau terlihat sangat canggung.

"Bangun," ujar Kurama tanpa nada ramah di dalam suaranya. Dia bahkan hanya menatap Ino tanpa ekspresi saat adik tirinya itu tersenyum ke arahnya. "Apa yang kau lakukan di sini?" tanyanya dingin, membuat senyum Ino kembali hilang dari wajah cantiknya.

Ino bergerak gelisah di tempatnya berdiri, sementara keempat dayang yang menyertainya hanya bisa menundukkan kepala dalam. "Apa aku boleh menemui Ayahanda Kaisar?" tanyanya sedikit gemetar. Sudah hampir satu minggu dia tidak bertemu dengan ayahnya, hal itulah yang membuatnya nekat untuk mencarinya di ruang kerjanya. Siapa yang menyangka jika dia malah bertemu dengan Kurama di tempat ini.

"Ayahanda tidak ada di sini," jawab Kurama pendek. Emosinya sedang tidak stabil saat ini, dan bertemu dengan Ino malah membuat emosinya semakin labil.

Ino mengernyit dan kembali bertanya, "lalu beliau dimana?"

"Aku tidak tahu," jawab Kurama dingin. Kurama sebenarnya tahu betul dimana keberadaan Minato saat ini. Ayahnya pasti berada di Istana Magnolia. Tapi untuk apa juga dia memberi tahu hal ini pada Ino.

Remaja tanggung itu melangkah mundur, kembali takut saat Kurama menatapnya dengan tajam. Kakak tirinya itu baru kembali ke istana selama beberapa bulan, dan setelah dia kembali, Ino tidak tahu kenapa dia merasa jika kakak tirinya itu tidak menyukainya. Ino tidak tahu dimana letak kesalahannya. Acap kali dia ingin bertanya, kenapa kakaknya itu selalu menatapnya dengan pandangan tidak suka. Pernah dia menanyakan hal ini ke dayang pribadinya, dan dayang itu mengatakan jika itu hanya imaginasinya saja.

Kurama memalingkan wajah, dan berkata datar, "pergilah. Dan jangan berlarian sepanjang lorong istana!" perintahnya tegas.

"Ino mengerti," jawab Ino setengah berbisik. Dengan takzim dia kembali memberi hormat, diikuti oleh keempat dayangnya dan kelimanya pun berbalik pergi.

"Sikap Anda terlalu keras, Putra Mahkota," ujar Kakashi pada Kurama setelah kepergian Ino.

Kurama menatap tembok istana yang menjulang tinggi di kejauhan. Sinar matanya menerawang jauh, entah kenapa perasaannya tidak karuan akhir-akhir ini.  "Wajahnya mengingatkanku pada Naruto," katanya pelan. "Dan aku tidak menyukai hal itu."

TAMAT - Golden Cage (18+)Where stories live. Discover now