Chapter 11 : Alasan Sasuke

23.3K 1.5K 137
                                    

PDF tersedia. Minat DM ya ^^

.

.

.

Disclaimer : Naruto belongs to Masashi Kishimoto

Pairing : SasuFemNaru

Rated : M

Genre : Tragedy, hurt/comfort, fantasy

Warning : Gender switch, OOC, OC, typo (s)

Note : Dilarang copy paste sebagian ataupun keseluruhan isi fict ini maupun fict milik saya lainnya!

Selamat membaca!



Golden Cage

Chapter 11 : Alasan Sasuke

By : Fuyutsuki Hikari




Minato menatap ke sekelilingnya, bukit-bukit hijau menjulang tinggi, langit biru tak berawan, serta sang angin yang bertiup sepoi membawa alunan suara kecapi bersamanya. Siapa yang bermain kecapi di kaki bukit terpencil seperti ini? Dan kenapa aku bisa berada disini? Tanyanya di dalam hati, tidak mengerti.

Kaisar Konoha itu berjalan dengan pakaian kebesarannya menuju tepian sungai yang berbatu, dia menyipitkan mata, melihat sebuah titik kecil di kejauhan yang semakin lama semakin membesar. Titik kecil dikejauhan itu ternyata sebuah perahu yang berlayar ke arahnya. Minato menajamkan pendengarannya, suara alunan kecapi itu berasal dari perahu.

Minato mundur beberapa langkah saat perahu itu menepi, dan berhenti tepat beberapa meter di depannya. Perahu dengan layar brokat di depannya itu terlihat seperti perahu milik bangsawan. Ia kembali mengernyit saat tidak mendapati pengayuh perahu di atas perahu itu.

Kalah oleh rasa penasarannya, ia memutuskan untuk naik ke atas perahu, tubuhnya bergoyang saat tiba-tiba perahu yang dinaikinya kembali bergerak dan berlayar di atas air sungai yang tenang.

Minato berjalan dengan gaya terhormat. Disibaknya kain sutra yang menjadi tirai masuk ke dalam perahu. Pria itu kembali mengernyit keheranan, bagian dalam perahu itu kosong namun sangat luas, tidak seperti kelihatannya dari luar. Dengan hati-hati dia melangkah masuk, suara kecapi kembali terdengar namun terkesan begitu jauh. Aroma harum dupa menyapa indra penciumannya saat ia melangkah semakin jauh. Dimana aku pernah mencium wangi ini? Tanyanya di dalam hati, otaknya mulai mengingat-ngingat. Benar. Wangi ini sama seperti wangi Paviliun Magnolia saat selir kesayangannya masih hidup.

"Kushina?!" teriak Minato keras. Dengan langkah lebih cepat dia berjalan menuju pintu lain di dalam perahu itu. Pria itu kembali terkejut. Saat ini dia berada di sebuah taman kerajaan. Bunga-bunga ditanam berkelompok sesuai dengan jenisnya dan sangat langka.

Tiap tangkai bunga yang ditanam di taman itu mengeluarkan bau harum, mengundang puluhan kupu-kupu serta kumbang untuk menikmati serta mencuri sari darinya. Minato menatap takjub, taman yang dimiliki olehnya bahkan tidak seindah taman ini. Ia memperlambat langkahnya, seolah tersihir hingga ia lupa tujuan awalnya datang ke tempat ini.

Suara alunan kecapi kembali terdengar, memulihkannya dari sihir yang sejenak memerangkapnya. "Kushina?" gumamnya lirih. Minato kembali berjalan cepat, setengah berlari untuk mencari asal suara kecapi. Keringat sebesar biji jagung mulai terlihat di pelipisnya, napasnya memburu karena lelah, namun hal itu tidak menyurutkan tekadnya untuk terus mencari.

Di kejauhan, ia melihat sebuah gazebo tua yang terlihat tidak cocok dengan taman indah ini. Gazebo itu seharusnya berdiri megah, dengan warna merah, emas serta ditopang oleh pilar-pilar kayu berkualitas terbaik, pikir Minato.

TAMAT - Golden Cage (18+)Where stories live. Discover now