Chap 2 - Air Mata Selir ke-2

20.5K 1.5K 37
                                    

PDF tersedia. Minat DM

.

.

.

Disclaimer : Naruto belongs to Masashi Kishimoto

Pairing : SasuFemNaru

Rated : M

Genre : Tragedy, fantasy, hurt/comfort

Warning : Gender switch, OOC, OC, typo (s)

Note : Dilarang copy paste sebagian ataupun keseluruhan isi fict ini maupun fict milik saya lainnya!

Selamat membaca!


Golden Cage

Chapter 2 : Air Mata selir Ke-2

By : Fuyutsuki Hikari


Bahkan rembulan pun enggan menampakkan diri malam ini, sementara wan hitam menggantung, menaungi bumi Kerajaan Konoha. Ah, sepertinya langit pun turut bersedih, dan pada akhirnya ikut menangisi kemalangan nasib selir kedua---Uzumaki Kushina.

Kushina bernyanyi lirih di dalam penjara gelap dan dingin itu, meninabobokan putri semata wayangnya. Tangannya tak berhenti mengusap tubuh putrinya yang bergelung, merapatkan diri padanya, sedikit menggigil karena udara dingin di dalam ruangan pengap dan gelap itu.

Nyanyian lirih yang menusuk kalbu itu pun berhenti namun air mata masih mengalir deras di kedua pipi Kushina. Kenapa Yang Mulia harus menghukum Naruto juga? Pikirnya tidak habis mengerti. Sesaat tatapannya menerawang jauh, bahkan seekor harimau pun tidak akan tega memakan anaknya sendiri. 

Sebuah helaan napas terdengar keras kemudian, Kushina mengerakkan tubuhnya sementara tangannya memeluk erat tubuh putrinya yang kini menggigil semakin hebat. "Kau harus kuat, Naruto. Apapun yang terjadi nanti, doaku akan terus menyertaimu. Jangan pernah menampakkan kelemahanmu dihadapan orang lain, mengerti? Ibunda mencintaimu," bisiknya parau lalu mengecup puncak kepala Naruto yang tertidur dengan lembut. Dia tidak tahu, apa yang akan terjadi pada mereka setelah ini. Kushina hanya bisa berdoa, jika ia memang ditakdirkan mati cepat, maka dia menginginkan putri kecilnya ini terus hidup dan bahagia.

Kushina lalu mendongak. Disekanya air matanya kasar, sekejap matanya semakin menyipit saat didengarnya suara gemerincing kunci diikuti pintu penjara yang terbuka beberapa saat kemudian. 

Di sana, tepat di depan pintu penjara Permaisuri Sara berdiri angkuh, menatapnya tajam. Keduanya saling menatap dalam waktu cukup lama, udara seolah membeku, waktu seolah berhenti berputar, cahaya dari lentera yang dibawa oleh dua orang dayang pun seolah tidak mampu menembus kegelapan pada ruang penjara bawah tanah itu.

"Apa yang Anda inginkan, Permaisuri? Ini bukan tempat yang pantas untuk Anda datangi." Kushina akhirnya angkat bicara, memutus keheningan yang ada. Suaranya terdengar tenang tanpa ada rasa takut di dalamnya.

Permaisuri muda berusia dua puluh lima tahun itu melempar tatapan ke seluruh penjuru, tangannya bergerak untuk menutup hidungnya dengan gerakan anggun. "Sebaiknya kau mengakui kesalahanmu," balasnya dengan nada tegas. "Apa kau tidak merasa kasihan pada putrimu? Lihat dia!" ujarnya menunjuk pada tubuh Naruto yang menggigil hebat. "Apa kau pikir kalian bisa bertahan di luar istana?" tanyanya dengan nada simpati. Usulannya memang terdengar bijaksana, namun sayangnya, hati dan mulut Permaisuri Sara tidak selaras.

Kushina tersenyum tipis, mendongakkan kepala, menatap langit-langit penjara yang gelap. "Saya memilih untuk mati daripada mengakui kesalahan yang tidak pernah saya lakukan," jawabnya masih dengan nada tenang.

TAMAT - Golden Cage (18+)Where stories live. Discover now