Chapter 15 : Bayangan

22.9K 1.6K 223
                                    

PDF tersedia. Minat DM ya. Versi cetak ada kelebihan stock 2 bh, minat DM ya. ^^

.

.

.


Note : Kalau tulisannya tidak rapi, terpotong-potong atau diulang-ulang, tolong logout dulu wattpadnya lalu login lagi. Atau keluarkan dulu dari library. Jika hasilnya masih sama, mohon maaf saya tidak bisa membantu untuk solusi lainnya. (:


Disclaimer : Naruto belongs to Masashi Kishimoto

Pairing : SasuFemNaru

Rated : M

Genre : Tragedy, hurt/comfort, fantasy

Warning : Gender switch, OOC, OC, typo (s)

Note : Dilarang copy paste sebagian ataupun keseluruhan isi fict ini maupun fict milik saya lainnya! Yang tetep bandel saya kutuk ngejomblo seumur hidup!

Selamat membaca!


Golden Cage

Chapter 15 : Bayangan

By : Fuyutsuki Hikari





Kurama terus menekuk wajah selama sisa perjalanan menuju tendanya. Baru kali ini ia membuat seorang pria menangis karena ucapannya. Apa ucapannya begitu menyinggung hingga tabib pria itu menangis? Kurama mengernyit semakin dalam, dia merasa menjadi orang paling brengsek saat ini. Ia memijat tengkuknya, mendesis saat tiba-tiba saja bayangan Naruto kecil yang tengah menangis melintas di pikirannya.

Oh, ayolah, kenapa dia malah teringat adiknya sekarang? Argh... seharusnya ia mengabaikan tabib itu sedari awal. Seharusnya dia tidak mengikuti dorongan hati kecilnya yang ingin sekedar menyapa tabib Ame itu. Jika sedari awal ia mengabaikannya, hal tadi pasti tidak terjadi.

Ah, atau mungkin tabib itu saja yang terlalu melankolis? Kurama yakin jika tidak ada yang salah dengan ucapannya. Ia hanya mengatakan jika postur tabib pria itu seperti wanita. Apa ucapan itu sangat menyinggung harga diri seorang pria? Sepertinya tidak. Batinnya beralasan. Dan, kenapa juga si pantat ayam itu harus datang dan bertingkah seperti seorang pahlawan? Apa semua tabib di Ame dilindungi hingga seperti itu? Sialan! Makinya dalam hati.

Kurama terus saja menggerutu di dalam hati, ia bahkan mengabaikan keberadaan Kakashi yang dengan sabar berdiri menunggu kedatangannya di depan pintu tenda. "Hamba memberi hormat pada Pangeran Kurama!" ujarnya penuh penghormatan. Alih-alih mendapat jawaban, yang diterima Kakashi dari Kurama hanyalah sebuah helaan napas panjang. Kakashi mengernyit, bertanya-tanya hal apa yang mampu mengusik pikiran tuannya hingga seperti ini?

Untuk sejenak, Kurama berdiri mematung di depan pintu tenda. Wajahnya memperlihatkan jika ia tengah berpikir keras. Perlahan ia melirik ke arah Kakashi yang sudah berekspresi biasa. Dengan gerakan tangan ia memerintahkan Kakashi untuk masuk ke dalam tenda miliknya. Dengan patuh Kakashi pun mengekori langkah Kurama untuk masuk ke dalam tenda itu.

Suasana di dalam tenda jauh lebih hangat daripada diluar. Api unggun dinyalakan di tengah-tengah tenda berukuran besar itu. Empat buah kursi kulit nyaman diletakkan mengelilingi api unggun itu, mengundang siapapun untuk duduk dan menghangatkan tubuh disana.

"Jendral Kakashi?!" panggil Kurama tanpa menoleh ke arah sang jendral yang kini duduk di sebelahnya. Keduanya duduk di depan api unggun, menikmati kehangatan dari nyala api yang meletup-letup.

TAMAT - Golden Cage (18+)Where stories live. Discover now