Chapter 6 - Tanda Lahir Keluarga Uzumaki

16.2K 1.3K 10
                                    

PDF tersedia, minat DM harga 70rb.

.

.

.

Disclaimer : Naruto belongs to Masashi Kishimoto

Pairing : SasuFemNaru

Rated : M

Genre : Tragedy, fantasi, hurt/comfort

Warning : Gender switch, OOC, OC, typo (s)

Note : Dilarang copy paste sebagian ataupun keseluruhan isi fict ini maupun fict milik saya lainnya!

Selamat membaca!

Golden Cage

Chapter 6 : Tanda Lahir Keluarga Uzumaki

By : Fuyutsuki Hikari


Suara jeritan Tsunade menggema siang ini. Bagaimana tidak, Naruto kembali dengan pakaian penuh darah, wajah pucat, sebelum akhirnya jatuh pingsan. "Apa yang terjadi?" pekik Tsunade panik dengan nada marah yang terdengar jelas. Dia memanggil satu orang penjaga dan meminta pria bertubuh besar itu untuk mengangkat tubuh Naruto dan membawanya ke kamar milik Tsunade yang terletak di lantai dua. "Apa yang terjadi?" tanya Tsunade lagi saat pelayan tua di hadapannya hanya menunduk tanpa berkata sepatah kata pun.


"Di-dia mencoba melarikan diri," jawab pelayan tua itu sedikit terbata. "Saya hanya memberinya sedikit pelajaran agar kapok." Tambahnya lagi untuk membela diri.


Tsunade menyempitkan mata, menatap marah pelayan tua yang masih berdiri canggung dengan kepala tertunduk dalam. "Sedikit pelajaran?" beo Tsunade. "Kau bilang sedikit pelajaran?" raungnya marah sambil menunjuk ke arah lantai dua dimana Naruto berada saat ini. "Kau tidak berhak menghukumnya seperti ini. Kau hanya pelayan!" teriaknya.


Rumah bordil yang biasanya ramai itu kini sunyi senyap. Beberapa wanita penghibur, para pemain musik serta pelayan, dengan langkah teratur mulai mengundurkan diri, melarikan diri dari amukan Nyonyanya yang menakutkan.


Tsunade terdiam beberapa saat untuk mengatur napas. Ah, marah sangat tidak bagus untuk kecantikannya. Yah, setidaknya begitu menurut pemikirannya. Ia memijat keningnya yang berkedut sakit. "Sekarang kemasi barangmu dan pergi dari sini!" ucapnya kemudian, dengan nada lebih rendah namun menusuk.


Pelayan wanita itu sangat terkejut mendengar putusan dari majikannya. Dalam mimpinya sekalipun dia tidak pernah mengira jika Tsunade akan mengusirnya seperti ini. "Ta-tapi Nyonya, saya hanya melakukan apa yang harus saya lakukan." Pelayan tua itu kembali bicara untuk membela diri. Berharap jika majikannya ini berubah pikiran. "Bocah kecil itu harus diberi pelajaran agar tahu diri. Bukankah nyonya sudah membelinya dengan harga mahal?"


Tsunade berkacak pinggang, amarahnya kembali tersulut. Sorot matanya menajam sinis. "Kau sudah tahu jika aku membelinya dengan harga mahal dan kau masih berani melayangkan pukulan terhadapnya? Lebih parahnya, kau bisa saja membunuhnya. Bagaimana jika luka-luka itu berbekas?" tanyanya beruntun dengan gigi gemertuk menahan kesal. "Kenapa otakmu begitu dangkal?" bentaknya marah. "Ini bukan kali pertama kau melakukannya pada anggota baru. Kau pikir siapa kau? Dan apa kau lupa jika aku sudah pernah memperingatimu dengan keras?"


Pelayan tua itu bersimpuh, lalu menangis tersedu. "Ma-maafkan saya, Nyonya." Ia merangkak, menyentuh kaki majikannya, mengharap belas kasihan. "Tolong maafkan saya," tambahnya terbata dengan suara yang terdengar serak. "Saya tidak berpikir hingga sejauh itu. Saya tidak berpikir untuk mencelakainya, saya hanya kesal karena anak kecil itu berusaha melarikan diri. Saya mohon maafkan saya!" mohonnya panjang lebar.

TAMAT - Golden Cage (18+)Where stories live. Discover now