Chapter 12 : Wabah Yang Menyebar di Rouran

23.7K 1.5K 177
                                    

PDF tersedia. Mina DM ya ^^

.

.

.

Disclaimer : Naruto belongs to Masashi Kishimoto

Pairing : SasuFemNaru

Rated : M

Genre : Tragedy, hurt/comfort, fantasy

Warning : Gender switch, OOC, OC, typo (s)

Note : Dilarang copy paste sebagian ataupun keseluruhan isi fict ini maupun fict milik saya lainnya!

Selamat membaca!

Golden Cage

Chapter 12 : Wabah Yang Menyebar di Rouran

By : Fuyutsuki Hikari

Berita mengenai kesehatan Minato yang mulai berangsur membaik menjadi berita melegakan untuk sebagian besar penghuni Istana Konoha, sementara sisanya hanya bisa memendam kekecewaan mereka karena berita itu.

Sejak pagi, para pejabat sudah berbaris rapi di depan teras paviliun kaisar. Tidak sedikit dari mereka yang bersungguh-sungguh mendoakan kesehatan kaisar, namun sayangnya diantara mereka juga beberapa pejabat kotor datang- berharap mendapatkan perhatian kaisar agar cepat naik jabatan. Sungguh ironis. Namun di dunia ini, selalu ada hitam selain putih, selalu ada penjilat selain ketulusan, dan selalu ada pengkhianat selain pengabdi setia.

Menjelang siang hari, para pejabat yang berbaris rapi itu akhirnya mulai membubarkan diri untuk kembali ke pos mereka masing-masing. Pekerjaan masih menunggu, dan besok pagi mereka masih bisa datang- berharap kaisar bersedia bertemu dengan mereka.

Sementara itu di dalam kamar kaisar, Kurama dan Kakashi berdiri dengan sikap penuh hormat di depan ranjang sang kaisar. Dibantu oleh kasim kepercayaannya, Minato bangkit dari tempat tidurnya. Sang kasim menyampirkan jubah emas dipundak kaisar, lalu memapahnya untuk duduk dikursi nyamannya.

Beberapa dayang datang membawa nampan berisi teh yang keharumannya menggelitik hidung dan menggoda tenggorokan. Dengan gerakan kecil Minato memerintahkan putra serta kepala pengawalnya untuk duduk. Lalu dengan gerakan yang sama dia memerintahkan kasim serta dayang-dayang itu untuk keluar dari kamarnya, berdiri menunggu di depan pintu.

Tinggallah kini mereka bertiga di dalam ruangan itu.

"Selama aku sakit, aku mendapat kabar jika kau menempatkan mata-mata di Rouran, Putra Mahkota." Kata Minato tenang sembari menyesap tehnya dengan nikmat. "Apa kau sudah lupa jika Rouran merupakan wilayah milik ayah dari Permaisuri Sara?"

Kurama jatuh berlutut, dengan suara memohon dia kembali bicara. "Ayahanda Kaisar, mohon Ayahanda berwelas asih dan berkenan mendengarkan penjelasan ananda," katanya yang kemudian bersujud, menempelkan dahinya di atas lantai.

"Bangun dan jelaskan kepadaku!" perintah Minato tenang. Tatapannya yang penuh wibawa kini telah kembali. Suaranya walau masih terdengar lemah namun mampu mengirimkan keagungan hingga relung pendengarnya.

Sedikit gusar Kurama kembali berdiri, lalu mendudukkan diri di atas kursi yang sempat didudukinya. Ia meminum air tehnya, berharap tenggorokannya yang mendadak terasa kering bisa sedikit terobati karenanya. "Ananda memohon maaf karena tidak meminta ijin kepada Ayahanda Kaisar sebelumnya."

Minato mengangguk pelan, mengerti, membuat beban berat di dalam hati Kurama terangkat seketika. "Ananda menempatkan mata-mata di Rouran setelah mempertimbangkannya dengan hati-hati."

TAMAT - Golden Cage (18+)Where stories live. Discover now