5

972 194 14
                                    

Anton pulang kerja di sore hari dan dia tidak menemukan Calisya ada di kamar mereka. Anton memutuskan untuk mandi terlebih dahulu baru dia akan mencari Calisya di sekeliling rumah. Anton yakin Calisya sedang berada bersama bunda atau eyang kakungnya.

Selesai mandi dan berpakaian, Anton keluar dari kamar dan mencari Calisya karena handphone Calisya tidak dapat di hubungi.

"Bunda" panggil Anton pada Malika yang sedang duduk di teras belakang rumah bersama Arumi.

"Ada apa nak?"tanya Malika.

"Ada lihat Lisya gak? Anton cari dari tadi gak ada, kalau pergi kenapa gak izin Anton dulu" ucap Anton bingung.

"Coba cari di ruang kerja eyang kakung sama ruang kerja ayah. Cari juga di ruang perpustakaan dan kamar Ardi. Biasa Calisya suka menggunakan laptop Ardi" ucap Malika.

"Anton coba cari dulu bunda" ucap Anton sambil berlalu.

Anton mencari ke semua tempat dan ruangan yang biasa Calisya datangi tapi hasilnya nihil. Calisya tidak ada di manapun.

"Bunda, apa Calisya ada izin bunda mau pergi kemana gitu?" Tanya Anton pada Malika

"Gak ada nak, kenapa?" Tanya Malika.

"Calisya gak ada di rumah. Anton udah tanya supir, mereka bilang juga gak ada mengantarkan Calisya keluar" ucap Anton.

"Tanya security deh, siapa tahu melihat Calisya" ucap Malika.

Anton bertanya pada security dan dia mengatakan Calisya pergi menggunakan taksi online. Anton langsung cemas karena dia takut terjadi sesuatu pada Calisya. Sekarang sering terjadi kejahatan pada taksi online.

"Calisya pergi tanpa izin bunda, handphonenya juga gak aktif" ucap Anton khawatir.

"Kamu beritahu ayah dan yang lainnya siapa tahu Calisya ada meminta izin pada yang lain"ucap Malika.

Anton menghubungi Gery dan yang lainnya tapi mereka juga berkata bahwa Calisya tidak ada menghubungi mereka. Anton semakin khawatir karena tidak mengetahui keberadaan Calisya.

Bahkan semua yang ada di rumah juga menjadi panik karena Calisya tidak ada di rumah. Arumi diam, dia tahu mengapa Calisya pergi dari rumah. Calisya pasti mendengarkan pembicaraan dia dan Arga tadi.

"Ini semua karena aku" ucap Arumi pelan

"Kenapa bu, ada apa?" Tanya Malika.

"Dia pasti mendengar pembicaraan aku dan Arga. Aku meminta Arga jangan menyuruh Jessy dan Darma pindah padahal Calisya sudah meminta Arga untuk menyuruh Jessy dan Darma pindah" ucap Arumi.

Arga hanya menarik nafas dalam, Calisya memang keras kepala. Arga khawatir cucu kesayangannya itu terluka saat berada di luar sana.

"Gak apa eyang putri, aku dan Darma bisa pindah. Kami akan sering mengunjungi kalian jadi jangan khawatir" ucap Jessica.

"Eyang khawatir karena anakmu juga masih kecil sedangkan kau dan Darma bekerja" ucap Arumi.

Jessica hanya diam, dia tahu eyang putrinya menyayanginya tapi sekarang keadaannya kacau. Calisya terlalu membenci mereka.

"Aku ingin Calisya bisa menerima aku dan juga berbaikkan dengan Jessy dan Darma. Aku ingin kita tinggal bersama di sini dengan damai dan bahagia" ucap Arumi pelan.

"Aku akan memberi pengertian pada Calisya" ucap Malika.

Anton sendiri berusaha menghubungi teman-teman Calisya tapi mereka semua tidak tahu Calisya berada di mana.

"Aku akan mencari Calisya" ucap Anton sambil mengambil kunci mobil.

"Aku ikut mencari Calisya" ucap Bagas dan Ardi, saudara laki-laki Calisya.

Saat mereka akan keluar, mereka melihat Calisya masuk ke rumah.
"Dari mana dek? Handphone gak aktif" tanya Anton

"Kenapa? Nyari?" Tanya Calisya santai

"Iya, mas khawatir. Bukan hanya mas, semua juga khawatir" ucap Anton.

Calisya melihat di ruang keluarga semua menunggu dan memandang Calisya. Calisya masih bersikap santai dan akan berlalu tapi Anton menahannya.

"Dari mana?" Tanya Arga

"Jalan eyang, sumpek di rumah sekalian mau lihat-lihat brosur untuk operasi plastik" ucap Calisya.

"Apaaan sih Sya" ucap Bagas.

"Iya, Calisya mau operasi plastik biar gak sial terus hidup Calisya karena wajah ini" ucap Calisya tajam.

Arumi menjadi sedih karena wajah Calisya yang memang mirip dengannya.

"Calisya" bentak Arga yang tidak suka mendengar Calisya berkata seperti itu.
"Eyang gak suka kamu punya pikiran seperti itu. Wajah kamu itu anugrah, eyang dan yang lainnya menyukainya" ucap Arga.

"Kalian gak pernah bisa memahami perasaan aku. Terserah sajalah mau kalian apa, Calisya gak peduli lagi sekarang" ucap Calisya pelan dan dia berlalu meninggalkan mereka semua.

Calisya menuju ke kamar diikuti Anton tapi Calisya tidak mempedulikan Anton. Dia masuk ke kamar dan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya setelah selesai Calisya langsung membaringkan tubuhnya ke atas tempat tidur. Anton ikut berbaring di samping Calisya tapi Calisya memiringkan tubuhnya membelakangi Anton.

Anton memeluk Calisya dari belakang tapi Calisya hanya diam. Dia memejamkan matanya dan tidak lama kemudian dia tertidur lelap. Anton mengecup pipi Calisya dengan penuh kasih sayang. Dia tahu Calisya memang belum bisa menerima Arumi sehingga berimbas pada Jessica dan Darma serta orang tua Jessica.

"Selamat tidur istriku" ucap Anton kemudian Anton ikut terlelap bersama Calisya.

***
Keesokkan paginya, Calisya bangun saat Anton sudah bangun duluan bahkan Anton sudah turun ke bawah dan bersiap akan pergi ke kantor. Calisya masih kesal dengan semua yang ada di rumah ini yang selalu memikirkan Arumi, Jessica dan Darma.

Calisya bangun dan dia hanya melihat dari kaca jendela kamarnya saat mobil Anton keluar dari gerbang. Sebenarnya dia tidak bisa jika seperti ini dengan Anton tapi dia sedang kesal dengan Anton.

Calisya turun ke bawah untuk mengambil pesanan makanannya yang dia pesan melalui aplikasi online. Setelah mengambil makanannya, dia menuju ke ruang makan. Di sana masih ada Arumi dan yang lainnya bahkan Arga juga ada di sana.

"Nak, bunda masak bubur kesukaanmu kenapa beli makanan di luar?" Tanya Malika.

"Lagi kepingin aja" jawab Calisya datar dan segera mengambil mangkuk. Makanan yang di pesan Calisya ternyata bubur dan Malika menjadi sedih. Dia tahu Calisya masih marah atas kejadian semalam.

Calisya makan dalam diam tanpa mau berbicara dengan yang lainnya. Setelah selesai dia segera mengemaskan mangkuknya dan akan berlalu tapi Arga menahannya.

"Calisya" panggil Arga lembut.

"Ada apa eyang?" Tanya Calisya

"Duduk dulu" ucap Arga dan Calisya segera duduk.
"Kamu masih marah ya? Eyang minta maaf ya udah bentak kamu" ucap Arga.

"Gak apa eyang, hak eyang" jawab Calisya datar.

"Kamu masih permasalahkan soal kepindahan Darma dan Jessy?" Tanya Arga tapi Calisya hanya diam.

"Calisya" panggil Arumi
"Eyang minta maaf sayang, eyang sayang sama kamu dan eyang juga sayang Jessy. Eyang mau kalian akrab seperti dulu ketika kalian masih kecil. Eyang mau kita selalu bersama dan berkumpul" ucap Arumi.

Calisya memandang Arga dan Arga tersenyum pada Calisya.
"Terserah kalian saja, terserah eyang kakung mau bagaimana. Calisya ikuti aja, ini bukan rumah Calisya jadi Calisya gak berhak". Calisya  berdiri dan meninggalkan ruang makan.

Calisya menahan tangisannya hingga dia masuk ke kamar. Mulai sekarang mereka tidak akan melihat Calisya yang dulu mereka kenal,batin Calisya.

---&---

Cinta Tanpa Batas 2 ( Anton&Calisya)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang