40

976 234 13
                                    

Kesokkan harinya Calisya sudah bersiap untuk menjemput Arumi. Dia akan kembali berjalan-jalan dengan eyang putrinya.

"Mau pergi dengan eyang putri ya nak?" Tanya Malika

"Iya bunda, mau beli cemilan" jawab Calisya.

"Selamat bersenang-senang ya" ucap Malika.

"Iya" ucap Calisya.

"Mas, aku pergi ya nanti siang mas jemput aku" ucap Calisya.

"Iya kabari aja sayang" ucap Anton sambil mencium kening Calisya.

Dia menunggu Calisya masuk ke dalam mobil dan supir mengantar Calisya menuju ke tempat Arumi. Setelah itu Anton segera pergi ke kantor.

Mobil Calisya memasuki rumah di mana Arumi tinggal. Dia terkejut ketika melihat Cakra sedang bertengkar dengan Arumi. Bahkan Cakra mendorong dan memukul Arumi.

"Eyang" panggil Calisya saat keluar dari mobil. Dia melindungi Arumi agar Cakra tidak memarahi Arumi lagi.

"Hentikan om, jangan pukul eyang putri" ucap Calisya.

"Hah gadis manja ini, bukankah kau juga sering membentak eyang putrimu? Jangan sok suci Calisya, minggir ini urusanku dengan ibuku" ucap Cakra.

"Tapi aku tidak pernah memukuli eyang putri" jawab Calisya.

"Minggir, jangan ikut campur". Cakra mendorong tubuh Calisya hingga Calisya terjatuh.

"Calisya". Arumi membantu Calisya berdiri. Calisya memegangi perutnya karena tadi terjatuh.

Supir yang mengantar Calisya segera menghubungi Anton dan dia membantu Calisya dan Arumi.

"Pak hentikan" ucapnya menghalangi Cakra.

"Jangan ikut campur" bentak Cakra dan Cakra memukuli supir itu membuat Arumi dan Calisya menjerit.

Cakra menarik tangan Calisya agar menjauh dari Arumi.

"Berikan perhiasanmu bu, cepat!" Bentak Cakra.

"Hentikan Cakra, ada apa denganmu? Kau sudah gila ya bersikap seperti ini" ucap Arumi.

"Aku tidak peduli, mana perhiasanmu ibu. Aku tahu kau masih menyimpannya" ucap Cakra.

"Tidak ada nak" ucap Arumi sambil menangis.

"Bohong" ucap Cakra sambil mendorong Arumi hingga Arumi terjatuh. Dia juga menendang Arumi dengan membabi buta.

"Hentikan om jangan sakiti eyang" ucap Calisya sambil berusaha melindungi Arumi tapi Cakra yang sudah gelap mata malah menarik rambut Calisya dan mendorong tubuh Calisya.

Hampir saja Calisya terhempas ke lantai jika seandainya Anton tidak menangkap tubuhnya. Saat supir menghubungi Anton, Anton masih berada di jalan dan segera menuju ke tempat Arumi.

"Hentikan om" bentak Anton dan Anton emosi karena melihat Calisya yang di dorong oleh Cakra. Anton meninju Cakra hingga Cakra tersungkur.

Petugas keamanan komplek datang bersama sang supir dan mengamanjan Cakra.

"Eyang" panggil Calisya saat melihat Arumi sudah tidak sadarkan diri.

"Mas, tolongin eyang" ucap Calisya dan Anton segera menghubungi ambulance.

Anton juga menghubungi polisi agar Cakra segera di tindak. Cakra sudah seperti orang gila dan tidak terlihat raut menyesal dari wajahnya karena sudah menyakiti Arumi.

Polisi membawa Cakra sedangkan Anton dan Calisya mengikuti ambulance menuju ke rumah sakit.

Setibanya di rumah sakit, Calisya segera menghubungi ayahnya dan eyang kakungnya. Menceritakan semua apa yang sudah terjadi pada Arumi.

Calisya juga di periksa oleh Bagas karena sempat terjatuh dan kondisi Calisya baik-baik saja. Memang ada beberapa memar tapi tidak mempengaruhi kandungan Calisya.

Calisya duduk dengan cemas sambil menunggu ayahnya memeriksa eyang putrinya. Saat menunggu, Arga datang bersama Malika.

"Eyang" panggil Calisya dan Arga duduk di sebelah Calisya.

"Om Cakra jahat, dia menendangi eyang putri dan memukuli eyang putri. Dia mau ambil perhiasan eyang putri" ucap Calisya.

"Tak berubah, lebih anak itu mendekam di penjara" ucap Arga.

Gery keluar ruangan dan memberitahu keadaan Arumi stabil dan baik-baik saja. Ibunya itu akan segera pulih tapi sementara ini harus beristirahat di rumah sakit.

"Calisya boleh lihat eyang putri gak Yah?" Tanya Calisya.

"Boleh nak, masuk aja" ucap Gery.

Calisya masuk ke dalam ruangan dan melihat Arumi terbaring lemah. Perlahan dia mendekati Arumi dan menyentuh tangan Arumi.

Arumi membuka matanya perlahan dan tersenyum saat melihat Calisya.
"Kau baik-baik aja?" Tanya Arumi.

"Baik eyang, Calisya gak apa-apa" ucap Calisya.

"Syukurlah, eyang takut kau terluka" ucap Arumi pelan.

"Eyang istirahat aja, Calisya dan yang lainnya ada di sini" ucap Calisya dan Arumi tersenyum.

Arga dan yang lainnya masuk ke dalam ruangan. Arumi merasa malu karena sikap Cakra.
"Anak itu akan kuberi pelajaran" ucap Arga langsung.

"Terserah padamu, dia juga anakmu" ucap Arumi.

Arumi merasa sangat malu karena anak yang dia bela dan di sayangi malah menyakitinya sedangkan  anak dan cucu yang dia sering pandang sebelah mata malah mendukungnya dan menjaganya sekarang.

Dia juga malu pada Arga karena dia sudah sangat jahat pada Arga sedari dulu tapi Arga selalu bisa bersikap tenang.

"Eyang harus sembuh, nanti jalan lagi ya sama Calisya. Hari ini kan kita batal jalannya" ucap Calisya.

"Iya, eyang tahu. Eyang janji nanti eyang akan jalan lagi dengan kamu" ucap Arumi sambil menangis.

"Kenapa eyang nangis, sakit ya? Yang mana sakitnya eyang, ayah udah berikan obat kan" ucap Calisya khawatir.

"Gak apa, udah di minum tadi obatnya" ucap Arumi.

Gery kemudian izin pergi sebentar untuk melihat hasil tes Arumi. Dia hanya ingin lebih memastikan ibunya itu baik-baik saja. Kalau dia periksa tadi memang ibunya baik-baik saja hanya luka memar seperti Calisya tapi dia hanya ingin lebih memastikan lagi kondisi Arumi. Gery melihat ibunya lebih kurus dan terlihat pucat jadi dia melakukan tes kepada Arumi.

***
Darma sedang menyuapi Tatiana. Dia mengingat Jessica karena biasa Jessica yang akan menyuapi Tatiana.

"Anak papa, makan yang banyak ya biar cepat besar dan jadi anak yang baik dan pintar" ucap Darma.

"Mama" ucap Tatiana.

"Jangan cari mama nak, mama gak ada di sini" ucap Darma.

"Mama" ucap Tatiana lagi.

"Anak papa, jangan cari mama sayang" ucap Darma.

Darma merasa sakit, dia kasihan melihat Tatiana tapi dia juga marah dan kecewa pada Jessica apalagi Jessica penyebab kematian Ratih dan calon anaknya.

Darma terima jika dia di bilang jahat dan bajingan karena memang dia akui itu. Darma mencintai Jessica tapi saat mereka sudah menikah perlahan Jessica berubah. Jessica tidak seperti yang dia kenal saat pertama kali mereka bertemu. Jessica lebih menuntut dirinya sehingga dia harus berselisih dengan Anton dan berkelahi dengan Calisya.

Sebenarnya Darma tidak ingin bermasalah lagi dengan Calisya semenjak hubungan mereka berakhir tapi Jessica selalu bisa memancing dia untuk berselisih dengan mereka. Ratih awalnya juga termakan omongan Jessica dan ingin menganggu kehidupan Anton tapi Ratih segera menyadarinya dan Ratih juga yang menyadarkan dirinya. Dia dan Ratih bersandiwara agar Jessica percaya bahwa mereka berdua akan membantu Jessica dan orang tuanya.

Selalu bersama dengan Ratih membuat Darma jatuh cinta kembali dengan Ratih dan meninggalkan Jessica. Tapi jodohnya dan Ratih tidak panjang, dia harus kehilangan Ratih. Sekarang dia akan membesarkan Tatiana dan menjadikan Tatiana anak yang baik. Dia tidak ingin Tatiana mendapat karma buruk kedua orang tuanya.

---&---

Cinta Tanpa Batas 2 ( Anton&Calisya)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang