43

1.5K 237 10
                                    

Sudah seminggu setelah kematian Jessica dan sekarang meminta mereka semua berkumpul di ruang kerja Arga kecuali Darma dan Arumi.

"Eyang mengumpulkan kalian di sini untuk berbicara dengan kalian dan meminta pendapat kalian" ucap Arga.

"Ada apa ayah?" Tanya Gery.

"Ayah melihat kondisi Tatiana yang masih kecil dan Darma juga harus bekerja jadi ayah ingin bertanya pendapat kalian apakah kalian setuju jika Tatiana tinggal bersama kita. Eyang putri kalian juga terlihat bahagia dengan adanya Tatiana" ucap Arga.

"Apa Darma juga ikut tinggal di sini eyang?" Tanya Anton sedangkan Calisya hanya diam.

"Eyang belum berbicara dengan Darma jadi eyang belum tahu apakah dia akan membiarkan Tatiana tinggal di sini" jawab Arga.

"Tapi Tatiana juga butuh papanya apalagi dia sudah kehilangan mamanya. Kita tidak bisa memisahkan Darma dan Tatiana" ucap Malika.

"Tapi jika Darma juga tinggal di sini, Calisya apa akan setuju?" Tanya Gery. 

Calisya melihat ke arah ayahnya dan eyang kakungnya. Selama ini dia sudah memikirkan hal ini. Apalagi saat dia melihat Tatiana yang masih kecil.

"Tidak masalah jika dia mau tinggal di sini asal jangan jadi pengacau karena jika dia seperti itu maka aku sendiri yang akan mengusirnya dan juga mas Anton akan menjagaku kan?" Ucap Calisya sambil melihat ke arah Anton.

"Pasti dek, mas akan jaga kamu dan mas gak akan biarkan kamu tersakiti" ucap Anton.

"Baiklah kalau begitu, eyang akan bicara dengan Darma" ucap Arga.

***
Calisya sedang duduk di taman belakang sambil menikmati teh hangatnya saat Darma mendekatinya.

"Boleh aku duduk?" Tanya Darma.

Calisya hanya diam dan dan Darma duduk di hadapan Calisya. Semenjak hubungan mereka merenggang saat Darma meninggalkan dia dulu, baru kali ini mereka duduk bersama seperti ini dengan suasana seperti ini.

"Kenapa kau mengizinkan aku tinggal di sini?" Tanya Darma.

"Tidak mengizinkan kau secara langsung tapi aku kasihan pada anakmu. Aku juga kasihan pada eyang putri. Tatiana membantu dia lebih bersemangat dan aku mengambil keputusan ini karena aku ingin bisa dekat dengan eyang putriku. Jika kau ingin pergi silahkan tapi pandanglah eyang putri. Lagipula  jika kau jadi pengacau aku yang akan mengusir kau sebelum mas Anton yang melakukannya" ucap Calisya.

"Terima kasih Sya, aku tidak ingin jauh dari anakku tapi aku juga melihat kondisi eyang putri. Aku tidak akan menganggumu, aku akan  sibuk dengan pekerjaanku. Aku tahu diri dan aku akan jaga jarak denganmu" ucap Darma.

"Baguslah kalau begitu sekarang menyingkirlah, tepati janjimu" ucap Calisya.

"Baiklah". Darma beranjak dari duduknya dan meninggalkan Calisya sendiri.

Saat itu Tatiana berjalan tertatih menuju ke arah Calisya. Pengasuhnya membawa Tatiana ke taman belakang dan Darma membiarkan hal itu karena dia tahu ada Calisya di sana.

"Ti..ti..." Panggil Tatiana. Dia tidak bisa menyebut kata aunty secara utuh.

"Ada apa?" Tanya Calisya sambil melihat ke arah pengasuh Tatiana.

"Tatiana menangis terus jadi saya membawanya bermain di taman belakang" ucap pengasuh Tatiana.

Tatiana menuju ke arah Calisya dan memegang paha Calisya. Di akan memanjat ke pangkuan Calisya dan Calisya mengangkatnya sehingga Tatiana sekarang berada di pangkuan Calisya.

"Hei kenapa kau menangis? Jangan rewel ya" ucap Calisya.

Tatiana tertawa, dia terlihat lebih nyaman berada bersama Calisya. Darma melihat hal itu dari dalam rumah.
"Sedang lihat apa kau?" Tanya Anton yang ada di belakang Darma.

"Anakku sedang bersama Calisya, aku hanya tidak menyangka anakku bisa sedekat itu dengam Calisya. Mungkin ini karmaku, dulu aku terlalu menyakiti Calisya bahkan  menjauh tapi sekarnag anakku malah dekat dengannya" ucap Darma.

"Biarkan saja, kau harusnya bersyukur Calisya bisa lembut pada Tatiana padahal dia bisa menjadi emosi dan marah besar dengan sifat Calisya yang sangat manja dan egois" ucap Anton.

"Aku malah bersyukur dia bisa menerima Tatiana" ucap Darma.

Anton kemudian keluar dari rumah dan mendekati Calisya.

"Lihat, siapa itu yang datang. Panggil uncle, Tatiana" ucap Calisya.

Tatiana saat melihat Anton malah tertawa dan mengulurkan tangannya agar Anton menggendongnya. Tatiana menjadi dekat pada Anton dan Calisya.

"Minggu depan pernikahan Bagas, malam ini kita kontrol kehamilanmu agar  kita tahu kondisi anak kita. Lagi pula Bagas pasti mau bulan madu jadi malam ini aja kontrol kehamilan kamu" ucap Anton.

"Iya mas" ucap Calisya.

***
Calisya menggandeng tangan Anton dan mereka berjalan masuk ke dalam ruangan periksa. Bagas tersenyum saat melihat Calisya dan Anton masuk ke dalam ruangan.

"Mas Bagas" panggil Calisya.

"Ada keluhan gak selama ini Sya?" Tanya Bagas.

"Gak ada, aku hanya semakin menggembul dan kuat makan. Mas, aku mau tahu jenis kelamin anakku. Kemarin kan masih kurang jelas" ucap Calisya.

"Iya kita cek ya, kamu baring dulu" ucap Bagas.

Calisya berbaring dan Bagas mulai memeriksa Calisya.
"Bagaimana mas?" Tanya Calisya.

"Di sini terlihat...".

"Tunggu mas jangan bilang, udah kelihatan kan jenis kelamin anak kembarku?" Tanya Calisya

"Iya udah, ini kelihatan banget" jawab Bagas.

"Jangan bilang dulu mas, aku mau buat acara yang sekarang lagi trend" ucap Calisya.

"Acara apa?" Tanya Bagas.

"Itu mas, gender reveal party. Nanti hasil usg mas kirim ke panitia acaranya ya? Aku mau beri kejutan untuk semua keluarga besar kita" ucap Calisya.

"Oke baiklah" ucap Bagas.

Anton hanya tersenyum, Calisya sudah meminta izinnya untuk melaksanakan acara itu. Apapun yang Calisya inginkan akan dia turuti asal istrinya bahagia.

Setelah selesai memeriksa Calisya, Bagas memasukkan hasil tesnya ke dalam amplop dan mengirimkan ke panitia acara.

"Kamu mau laksanakan kapan?" Tanya Bagas.

"Tiga hari lagi, mas Bagas dan yang lainnya harus hadir dan juga Sinta".

"Iya" ucap Bagas.

Setelah itu Calisya dan Anton keluar dari ruang periksa. Calisya bermanja dengan Anton dan mereka saling bercanda dan tertawa.

"Mas aku lapar, ayo cari makan mas" ajak Calisya.

"Kamu mau makan apa dek?" Tanya Anton.

"Makan sate ayam, makan sop buntut" ucap Calisya.

"Ya udah, ayo ke rumah makan langganan kita. Udah lama juga kan kita gak makan di sana" ajak Anton

"Ayo mas". Calisya bersemangat.

Anton mengecup kening Calisya dan dia tersenyum. Senyuman Calisya adalah kebahagian Anton.

---&---

Cinta Tanpa Batas 2 ( Anton&Calisya)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang