Bab 14

38.1K 2.4K 45
                                    

🙊🙉🙈
Vote dulu yuk
Supaya lebih seruu
.
.
.


"Kamu suka di sini?"

Pertanyaan Darren sejak beberapa menit yang lalu tak Alika anggap sama sekali. Dirinya terlalu fokus menikmati sentuhan dan cumbuan lelaki itu. Dari awal permainan Darren sudah membuat Alika terbuai. Tak cukup sekali, tapi berkali-kali.

Kecupan panjang Darren berikan sebagai pertanda kalau permainannya akan segera berakhir. Mata Darren menatap lekat wajah merona milik Alika, sungguh memesona dan amat sangat menggoda. Rasanya berat sekali untuk mengakhiri kenikmatan yang dia lakukan barusan.

Darren sudah bersiap untuk segala kemungkinan, seperti kemurkaan Alika, tamparan atau mungkin tendangan. Namun, Darren dibuat tersentak saat Alika justru menariknya semakin mendekat. Dirinya justru bertanya-tanya apa yang membuat Alika justru menariknya semakin dekat?

"Kamu udah memulai, harus diselesaikan!" desis Alika penuh dengan perintah. Jujur saja Alika merasa kecewa karena Darren sering kali memainkan trik tarik ulur yang mana hal itu justru membuat Alika merasa dipermainkan.

Darren mengerjap kaget. Kepalanya masih mencerna baik-baik maksud Alika. Dadanya sudah terlanjur bergemuruh, Darren hanya takut kalau dia salah menangkap maksud Alika. Kalau dari pengamatannya saat ini, Alika tampak menerima tindakannya barusan. Namun, Darren belum sepenuhnya yakin karena selama ini perempuan itu sering membentengi diri agar Darren sulit untuk menjangkaunya.

Alika memejamkan matanya sebentar, kemudian terbuka lagi untuk beradu tatapan dengan Darren. Tangan perempuan itu mulai bekerja sesuai dengan instingnya. Setelah sekian lama tak tersentuh, Alika kembali menginginkannya. Hanya Darren, hanya laki-laki itu seorang yang bisa membangkitkannya.

"Alika, please ...." Darren menggeram tertahan. "Tangan kamu ...."

"Apa? Memangnya aku kenapa?" Mata Alika menyipit tajam. Dari nada suaranya terbesit kekecewaan pada lelaki itu. "Kamu egois! Kamu yang memulai dan kamu juga yang berhenti. Kamu nggak pernah peduli dengan orang lain!"

"Alika, stop!" Darren mendongak ke atas. Napasnya memburu ketika tangan Alika hampir menyentuh perut bawahnya.

"Kamu anggap aku apa, Dar?" lirih Alika. "Dulu kamu pergi setelah puas menikmati tubuh aku. Sekarang kamu pun berencana kabur setelah mencium aku? Apa aku semurah itu di mata kamu?"

Darren menggeleng cepat. Tak sedetik pun dia berpikir buruk mengenai Alika apalagi memandang rendah perempuan itu. Baginya, perempuan itu adalah segala bentuk kesempurnaan yang dia inginkan. Cukup Alika dan hanya Alika. Darren tidak menginginkan yang lain.

"Kamu pemain yang luar biasa," desis Alika dengan satu kali dorongan.

Darren mundur dua langkah. Untuk saat ini Darren akan memberikan jarak agar Alika bisa bernapas dengan lega. Darren tak mau salah langkah, karena pastinya tindakan itu akan menyakiti Alika untuk yang kesekian kali.

"Kamu laki-laki ya—"

"Alika, cukup! Aku nggak pernah berpikiran buruk tentang kamu. Sedetik pun nggak pernah! Kamu selalu negative thinking, kamu bahkan selalu menyimpulkan semuanya sendirian."

"Aku bingung, Darren! Kelakuan kamu ... kamu mendekati aku lagi, dan sebenernya apa tujuan kamu itu?"

"Aku sayang kamu, Al."

"Pembohong!"

"Aku berhenti karena aku nggak mau merusak kamu lagi!" Darren mencekram erat bahu Alika. "Aku takut hilang kontrol, Al. Aku nggak mau menjadi laki-laki berengsek di depan kamu."

Oh, My Ex! (END) Where stories live. Discover now