Bab 40

26.7K 1.3K 18
                                    

Mau pagi, siang, sore, atau malam suasana rumah sakit tetaplah ramai. Padahal kebanyakan rumah sakit sudah membatasi jumlah pengunjung yang datang, bahkan ada peraturan bahwa anak kecil dilarang masuk. Namun, peraturan dibuat seolah-olah untuk dilanggar sehingga masih banyak para pengunjung mengabaikan peraturan yang ada.

Terkadang Alika merasa miris dengan pola pikir orang tua yang menganggap anaknya tidak bisa ditinggal di rumah sehingga selalu membawa anaknya datang ke rumah sakit entah untuk menjenguk atau berobat. Padahal, mereka tidak tahu dampak buruknya membawa anak kecil ke rumah sakit yang mana tempat itu dipenuhi dengan segala macam penyakit. Daya tahan tubuh anak kecil masih terlalu lemah dibandingkan orang dewasa sehingga mudah terserang penyakit.

"Selamat pagi, Nyonya Darren."

Alika tersentak, kepalanya sontak menoleh. "Pagi juga."

"Lagi nonton apa sih?"

Alika tersenyum kemudian menunjuk keramaian di IGD. "Tempat ini nggak pernah sepi, ya. Bahkan, meskipun malam hari ada aja pasien yang datang."

"Mereka yang datang adalah orang-orang dengan keluhan penyakit. Kalau mereka sehat-sehat aja buat apa datang ke sini?"

"Menjenguk?"

Andin tertekekeh. "Bisa jadi, berarti mereka datang ke sini karena peduli dengan sesama."

Kali ini Alika yang terkekeh. "Bahasa kamu keren."

"Dulunya aku juara satu lomba Bahasa Indonesia tingkat kecamatan. Oh, ya, kamu baru datang?"

"Iya."

"Honeymoon kemarin lancar?"

"Ya, begitulah."

"Aku dengar kabar dari kakakku kalau kalian kena musibah. Are you okay?"

Alika tersenyum tipis. "Seperti yang kamu lihat."

Andin mengangguk-angguk pelan. "Mas Darren gimana kabarnya?"

"Baik, setelah beberapa hari pemulihan kondisinya membaik."

"Terus kenapa kamu masuk kerja?"

"Masa cutiku sudah selesai, Ndin."

"Sudah selesai? Berarti mulai hari ini kamu mulai kerja lagi?"

"Yups, betul. Kamu sendiri kenapa ada di sini? Kamu nggak tugas?"

Andin memerhatikan pakaiannya kemudian mengangguk. "Hari ini aku libur, aku datang ke sini karena berobat," ucapnya sambil mengangkat kantung plastik yang Alika tebak isinya obat-obatan.

"Kamu sakit?"

"Kelelahan. Berimbas ke pola makan yang nggak teratur dan aktivitas. Lama-kelamaan lambungku protes dan akhirnya aku terpaksa berobat."

Alika menatap sendu temannya. "Kenapa bisa sampai kelelahan? Banyak pasien yang harus kamu periksa, ya?"

"Nggak juga. Mungkin karena daya tahan tubuhku melemah."

"Harusnya kamu lebih menjaga kesehatan."

Andin tersenyum. "Mulai sekarang aku nggak akan membatasi makanan yang masuk." Perempuan itu mengecek jam tangannya, kemudian berucap, "Aku pulang sekarang, ya. Sebenarnya kepalaku masih pusing dan tubuhku lemas."

"Istirahat yang cukup. Kalau besok masih sakit sebaiknya kamu ajukan izin sakit."

"Jangan. Aku nggak mau sakit berhari-hari."

"Oke, terserah kamu. Tapi, kamu harus jaga kesehatan."

"Thank's. Aku pulang sekarang, ya."

Oh, My Ex! (END) Where stories live. Discover now