abimanyu jendral

47 2 0
                                    

hari itu, ochi masuk ke lingkungan sekolahnya dengan lesu. hari pertamanya menjadi anak kelas sebelas.

sampai di depan mading mata ochi langsung menelusuri dari atas hingga bawah di bagian jurusan ips, mencari namanya diantara deretan puluhan nama lain.

ochi sempat menangkap nama hanan dan juan berdekatan, teman sekelas ochi dulu, berarti mereka berdua satu kelas lagi. sialnya, turun sedikit dan nama ochi ditemukan.

oceana satu kelas lagi dengan hanan dan juan. duo yang sering bikin ochi naik tensi.

ochi hanya bisa berharap mereka berdua sudah diberi hidayah saat liburan kemarin. siapa tahu kan tahun ajaran ini keduanya jadi anak baik.

ochi juga menangkap nama sepupuny disana, harsen putra angkasa. baiklah, setidaknya ada tiga orang yang dia kenal di kelas ini. walau ketiganya cukup menyebalkan.

ochi beranjak meninggalkan mading. bel masuk tinggal beberapa menit lagi, dia harus bergegas. baru melangkahi beberapa anak tangga saja betisnya terasa kencang. akibat rebahan 24/7 tanpa olahraga selama libur kemarin.

baru beberapa saat dan ochi sudah merindukan kasurnya. oh, si pemalas ochi.

tapi ada untungnya, tiap naik kelas maka turun satu lantai. jadi kelas sebelas ini ochi hanya perlu naik-turun tangga sampai lantai dua saja.

di kelas belum ramai. tapi sudah ada hanan dan juan. hanan duduk di meja sambil menghadap juan yang duduk di kursi sebelah kursinya.

kedua mata ochi tidak menangkap sosok harsen. ochi tidak heran, kalau dihitung, sepertinya harsen lebih banyak telat dibanding tepat waktu.

hanan dan juan—dan beberapa murid lain—menoleh saat merasa ada yang masuk ke kelas.

"halo, ochi!!"

"kita satu kelas lagi, chi!"

ochi hanya tersenyum singkat membalas sapaan dari hanan dan juan.

"chi, chi, duduk sini, chi. udah gue cup tempat duduk buat lo." ucap hanan menepuk-nepuk meja di belakangnya.

ah, ochi jadi terharu.

"thanks." ucap ochi setelah duduk.

namun matanya menangkap sebuah tas hitam di kursi sebelah.

"eh? kursi ini udah ada orang?"

"itu kursi abim, temen kita. tenang aja, orangnya baik kok."

raut wajah ochi yang semula sudah kalem berubah menjadi singa lagi.

"kalian ngerjain gue ya?" tuduhnya galak.

"lo pilih duduk sama abim, deket kita, atau di kursi depan?"

ochi jadi menelusuri tiap sisi kelas.

benar, semua kursi sudah terisi kecuali kursi yang sekarang dia duduki dan kursi di barisan depan, tepat di depan guru. malangnya nasib harsen nanti.

ochi menghela napas. "yaudah deh."

"cuma untuk hari ini doang juga. lagian abim ganteng, siapa tau lo naksir." ucap juan lagi.

mendengar kata 'ganteng' membuat ochi memutar memori, mengingat-ingat wajah cowok yang katanya bernama abim yang siapa tahu pernah muncul di salah satu foto yang di upload hanan atau juan.

"abim nama aslinya siapa sih?" tanya ochi yang masih serius mengingat.

"abimanyu jendral. kenapa?"

"buset bapaknya tentara apa gimana."





"eh?!"

ochi baru sadar yang menjawab pertanyaannya bukan juan maupun hanan, tapi cowok yang baru datang yang kini duduk di kursi sebelah ochi.

mampus.

itu abim.

ochi ingat wajah abim sekarang.

wajah maupun namanya.

dan yang dikatakan juan benar,

abim ganteng, ochi naksir.

abimanyu jendralWhere stories live. Discover now