1 | berawal dari

10 0 0
                                    

bima yang baru melewati pos satpam, sambil memainkan kunci motor di tangannya hendak menuju parkiran, menghentikan langkah dan menoleh saat namanya dipanggil dari belakang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

bima yang baru melewati pos satpam, sambil memainkan kunci motor di tangannya hendak menuju parkiran, menghentikan langkah dan menoleh saat namanya dipanggil dari belakang.

bima mengernyit saat melihat siapa yang memanggil. harsen, teman sekelas sekaligus teman bermain sepak bolanya itu, tengah merangkul ochi berjalan mendekat ke arahnya.

dalam posisi ochi yang dirangkul harsen, bima dapat melihat raut wajahnya tidak seriang biasanya. ochi terlihat lebih lesu. harsen juga tampak kurang ramah. wajahnya tidak menunjukkan raut bersahabat.

"bim, gue nitip ochi ya. tolong anterin ke rumahnya." kata harsen singkat begitu keduanya sudah sampai di depan bima.

"lo mau kemana?"

"ngurus bocah tengil sekolah sebelah."

bima sejujurnya kurang paham maksud jawaban singkat padat dan tidak jelas dari harsen, namun melihat raut wajah teman sekelasnya itu, sepertinya sedikit tidak tepat jika ia bertanya lebih lanjut saat ini. alhasil ia hanya mengangguk-angguk, tidak merasa keberatan juga.

berbeda dengan ochi. gadis itu langsung menoleh ke harsen, menatap serius, "gak usah berantem" ucap ochi galak seolah memperingati pemuda itu.

harsen tidak begitu menanggapi, hanya berdehem sebagai jawaban. ia langsung pamit setelah menyuruh ochi mengikuti dan menurut pada bima.

seperginya pemuda itu, beberapa detik hening menguasai dua manusia ini. hanya saling pandang tanpa mengeluarkan pertanyaan atau kalimat.

ochi maupun bima belum sedekat itu. mereka baru menjadi teman sekelas selama satu bulan. itu pun tidak ada interaksi intens diantara keduanya. ochi hanya sebatas mengagumi ketampanan bima. dan bima juga belum terlalu mengenal ochi, kecuali satu.

yang bima tahu, ochi adalah teman sekelasnya yang menggemaskan.

"udah? yuk." bima yang memutus keheningan pertama kali. pemuda itu mengajak ochi ke tempat motornya diparkir.

sebelum naik, ia sempat mengeluarkan hoodie putih berukuran oversize untuk ochi.

"apa?"

"rok lo pendek."

ochi paham. namun bukannya dipakai untuk menutup paha, ochi malah memakai hoodie kebesaran itu.

"kalau dipake gak nutupin paha dong, chi," ucap bima jenaka. sebab ia juga tahu tidak memiliki hak untuk mengatur ochi sebegitunya. tapi sepupu jauh dari gadis yang ada di boncengannya saat ini menitipkan gadis ini padanya, maka ia harus benar-benar menjaga ochi.

ochi berdecak. "pinjem kenapa sih?" tanyanya sewot.

tidak mau mood ochi semakin buruk, bima kini melepas tas ransel hitam sekolahnya dan memberikan itu pada ochi yang dibalas tatapan bingung.

"rok lo pendek." bima mengulang perkataannya, singkat namun jelas sebagai jawaban atas tatapan bertanya dari mata ochi.

sambil menghela napas ochi menerima tas itu.

abimanyu jendralWhere stories live. Discover now