CHAPTER: 18

55.5K 5.5K 509
                                    

—Tandai jika ada typo⚠️
—Vote dan komen Kakak🥰

ʕっ•ᴥ•ʔっ

“Berjalan lambat gak pa-pa. Asal jangan berdiam.”

Tightrope.

🎵Nothing Like Us—Justin Bieber.

“Jack!”

“Tunggu aku!”

“Jack kamu budeg ya?!”

Jane terus berteriak pada Jack yang berada beberapa meter darinya sambil berlari kecil. Jack pantas tidak menengok karena telinga cowok itu tersumpal benda kecil berwarna hitam. Jane berdecak. Langkahnya memblokir Jack hingga membuatnya mendengus, sedikit menampilkan raut kaget.

“Apa?”

Jane menggeleng pelan.

“Terus kenapa panggil gue? Lo hamil?” tanya Jack menaikan satu alisnya.

Sontak Jane menggeleng cepat dan mundur selangkah. Dia mengingatnya lagi. “Bisa kamu gak bahas itu?”

“Kenapa? Gue cuma tanya, gak boleh? Lagian gue bingung, bukannya gue udah keluarin beberapa kali di dalam, kenapa gak jadi?” Jack melipat tangannya di depan dada. Bingung sendiri. Waktu itu Jack mengeluarkannya beberapa kali di rahim Jane karena waktu itu dia tahu jalang akan meminum pil pencegah kehamilan.

“Jack!” desis Jane samar. “Kamu—” Jane menghentikan ucapannya ketika Jack berjongkok dan mendekatkan wajahnya.

“Apa lo mandul?” bisik Jack dengan mata memicing tajam.

Kali ini Jane dibuat semakin terkejut. Jane berkaca-kaca mendengarnya. Mandul? Kenapa cowok itu selalu berbicara seenaknya?

“Ma-maksud kamu?”

Jack menegakkan tubuhnya lagi. Matanya masih mengarah pada Jane yang berkaca-kaca. “Iya, apa jangan-jangan lo mandul? Padahal udah hampir dua Minggu mungkin. Tapi... ya gitu, lo gak hamil-hamil,”

Plak

Jane menamparnya keras hingga Jack melengos dengan terkejut lalu menatap Jane tajam.

“Kenapa kamu selalu bicara seenaknya? Aku datang baik-baik, tapi kamu kenapa gini?? Lagi pula aku gak pernah minta kamu tanggung jawab. Harusnya kamu senang tahu aku gak hamil!” Jane menyentaknya. Dia lalu berbalik badan dan berlari kecil meninggalkan Jack.

Niatnya Jane ingin menanyakan tentang keadaan cowok itu sekarang, harusnya Jack masih berada di rumah sakit, tapi kenapa cowok itu berada di sekolah? Tapi mulut Jane terlalu kaku untuk menanyakan keadaannya.

Ucapan Jack mengusik pikirannya. Takut. Sekaligus resah. Jane takut dirinya mandul. Jane menangis dalam diam sampai kelas, untungnya di kelas tidak ada siapapun. Bagaimana jika apa yang Jack ucapkan benar? Bagaimana jika Jane mandul dan tidak akan mempunyai anak? Jane menangis terisak. Dia duduk di kursi dengan bahu bergetar.

Lagi-lagi Jane sulit bernafas baik. Nafasnya tertahan di dalam sana. Dia mencoba menghirup dalam-dalam udara di sekitar sedangkan tangannya menyelusup kedalam ransel. Jane mencari inhaler—obat asmanya. Jane masih menangis tersedu. Terkejut saat inhalernya jatuh dari tangan dan menggelinding di bawah meja. Nafas Jane semakin menipis saat berjongkok untuk mengambilnya, dia kemudian terjatuh dari kursinya.

Tightrope [Completed]Where stories live. Discover now