07; Canggung yang menenangkan (♪)

562 114 8
                                    


Beabadoobee - Coffee
Official [🎶]



"Gak mampir dulu?" Tawarku turun dari motornya.

Seperti hari-hari lain, dia selalu menampakkan senyum.

Manis!

"Nggak dulu, besok-besok"


Aku cemberut.

Aku ingin bersama dengannya lebih lama sekaligus biar dia mengistirahatkan badan.


Kugulum bibirku.

Memikirkan alasan lain yang bisa menahan Sena.

"Papah kangen kamu katanya"



"Mana ada papah bilang gitu, aya-aya wae kamu, Nan"

Sial. Ternyata papah ada di luar rumah.


Sena terkekeh pada papah lalu memasang wajah tengil melihatku.

Aku cuma bisa senyum-senyum nggaruk pipi.


Berikutnya Sena menanyai papah,

"Malem-malem nyiram tanaman om?"

Papah melirik Sena.


"Iya, biar jadi beda dari orang lain"

Ucapnya berlagak keren.

Padahal itu bisa membuat tanaman rentan terkena penyakit.



Aku mengayun-ayunkan tangan.

Meminta perhatian Sena kembali padaku.

"Habis ini kamu kemana? Kerja lagi?" Tanyaku ketus.


Sebab akhir-akhir ini aku baru tau,

Sena mengantarku pulang malam-malam biar dia bisa lanjut kerja yang lain dan aku gak perlu marah-marah.

Dasar.


"He he endak kok"

Aku menghembuskan nafas.



"Boleh aja kerja, tapi inget kesehatan. Nanti sakit kamu gak bisa kerja. Jangan sampai malem-malem biar kamu istirahat cukup"

Sena mengangguk.

"Iya, makasih Nan"


"Jadi habis ini kamu langsung pulang?"

"Tidak, saya mau pergi sebentar"

Kulihat dia dengan tajam.

Dia bergeleng, "Bukan kerja. Saya mau main ke tempat kakak"

Oalah.


Aku majuin badanku. "Aku mau ikut"

"Tidak boleh"

"Ih, kenapa?" Rengekku.

"Udah malem" Jawabnya.

"Sekali aja, aku mau ikut ketemu kakak kamu"

pilu membiru • chaennieWhere stories live. Discover now