10; Cerita bekas luka Sena (♪)

508 104 8
                                    


Elegi - Biru
[🎶]



Setelah selesai kelas, selesai urusan ribet dengan kak Ceye dan kak Rakaihan, selesai ndengerin Iren curhat,

Sena juga selesai kerja,


Akhirnya kami punya waktu berdua.


Jika kami menghabiskan waktu berdua,

Itu tak harus maknanya selalu jalan, makan-makan, melakukan aktivitas nge date.


Bagiku hal-hal seperti itu tidak wajib.

Karena hanya cukup di kost nya atau di rumahku pun aku dan dia sama-sama senang.


Membantu Sena juga sebab tidak perlu keluar uang.

Uang untuk bensin lah, uang untuk beli makan lah, dan sebagainya.


Sudah kubilang,

Melakukan hal apapun akan terasa sangat bermakna selama bersama Sena.

Kami memang cocok menjadi pasangan!



Kulihat ke samping wajahnya.

Aku tersenyum tipis.

Intinya jangan sampai ketahuan kalau aku tersenyum.

Sebab aku sedang diam-diam sok fokus membaca buku novel yang aku bawa.


Tapi karena kali ini aku punya kesempatan memandanginya lama,

Aku malah salah fokus ke bekas luka Sena lagi.


Bukan pertama kalinya aku melihat bekas luka itu.

Dulu sudah pernah, sering malah.


Tapi tak sempat bertanya.

Jadi mumpung sekarang aku disini rasanya aku penasaran.


"Ini.."

Aku menyentuh dekat sudut alisnya.


Sena sedikit kaget karena terlalu fokus dengan aktivitasnya menulis lagu.

"Bekas luka ya?" Tanyaku.


Dia mengangguk.

Tangannya mengelus bekas luka miliknya sendiri usai aku menurunkan tanganku.

"Iya, jelek ya?"


Yaampun,

Selama mengenalnya aku bahkan tidak pernah bilang gitu.


Aku terkekeh dan bergeleng.

"Emangnya bekas luka kenapa itu?"


Dia menyandarkan punggung ke pinggiran kasur.

Posisi kami sekarang, dia duduk di lantai dan aku tiduran di kasur.

pilu membiru • chaennieWhere stories live. Discover now