17; Anggap hadiah ulang tahun

413 86 13
                                    



Suara keras papah mengganggu kegiatan tidur pagiku.

Belum lagi lagu 'Happy Birthday to You'

Yang volumenya memenuhi rumah.

Dan aku yakin sampai terdengar tetangga juga.


Sebelum aku sempat keluar kamar,

Papah sudah lebih dulu masuk ke kamarku.


Loncat-loncat di kasur.

Teriak, "Jency Nandalla ulang tahuuun"



Untunglah tak lama kemudian,

Papah insaf.


Usai banyak warga menghampiri rumah kami,

Dan tentunya mamah yang marah-marah.



Syukur bagiku itu sudah berakhir.

Aku bukan orang yang bersemangat tentang ulang tahun.

Ya maksudku memang hari ini hari ulang tahunku.


Tapi aku tidak perlu perayaan.

Atau ucapan yang bersifat fantastis.

Orang bilang 'selamat' saja aku merasa sangat cukup.


Atau sederhana seperti mamah.

Habis memarahi papah, beliau menuntunku ke dapur.

Memberiku pelukan hangat.


"Selamat ulang tahun ya, Nan" Katanya.

Kemudian kami sarapan.

Itu sudah sangat menyenangkan hatiku.



Sekarang aku di depan rumah.

Menunggu Sena yang akan segera menjemputku untuk berangkat ke kampus.


Aku tidak berharap dia mengucapkan selamat padaku.

Sebab apa?

Aku sudah mengenalnya.


Dulu aku pikir Sena gak bener-bener suka dengan aku.

Karena dia tidak ingat tanggal lahirku.


Tapi lalu aku mengerti.

Sena itu memang pelupa,

Parah.


Sena bahkan gak ingat kalau beberapa bulan lalu adalah hari ulang tahunnya.

Dia cuma kerja seharian,

Aku nunggu di kostnya semalaman.

Dan saat Sena datang dia tertawa karena dia merasa pikun.


Aku tidak bisa menyalahkan Sena yang lupa hampir banyak hal.

Dia sibuk.

pilu membiru • chaennieWhere stories live. Discover now