09.Perasaan sebenarnya

1K 291 25
                                    

Bara menarik tangan Princess, dan gadis itu selamat dari maut. Disana Tuti tersenyum senang, bahwa sebetulnya itu rencana'nya.

Tuti sudah tahu bahwa tadi Bara hendak menuju rooftop dan ia juga tahu bahwa tadinya tujuan pria itu mau menenangkan diri sebab merasa bersalah atas kejadian dimana minggu lalu telah membuat Princess marah.

"Lu mau bunuh diri?" Princess diam, ia tak mau menatap Bara, takut-takut nanti ia luluh dan melupakan niatan'nya untuk moveon dari Bara. "Kalau di ajak ngomong liat orangnya" pria itu mengangkat sedikit dagu Princess lalu menatapnya serius.

"Ma-makasih udah tolong Princess" ucap Princess gugup.

Demi apapun jantung Princess berpacu lebih cepat dari biasanya.

"Princess pergi du---" belum sempat Princess benar-benar pergi, namun tangan'nya sudah di tahan oleh Bara. Reflek gadis itu melongo tak percaya jika saat ini tangan Bara menyentuh pergelangan tangannya.

"Gua minta maaf" kemudian tangan Bara mulai melonggar.

"Mi-minta maaf so-soal apa ya?"

"Bunga"

"Oh, udah Princess maafin"

"Tapi,"

"Apa?"

Detik kemudian tak di sangka-sangka Bara memeluk Princess. "Jangan menjauh"

"HUHUYYYY GUE BERHASIL!" ucap Tuti berbangga diri.

"Kau jenius Tuti"

"Iyalah, emangnya lo. Bego!"

"Biar begini aku ini saudaramu!"

"Nyesel gue juga sodaraan sama lo"

Kedua pocong itu menghilang begitu saja. Sementara Princess dan Bara masih dalam posisi berpelukan.

Princess membeku di tempat, ia tak dapat mengatakan apapun lagi selain mencoba menetral'kan jantungnya yang sejak tadi berdisko.

"Gimana?" Bara melepaskan pelukan itu.

"A-apanya?"

"Jangan jauhin gua"

"Iy-iya kak Bara"

Cup.

Mata Princess membulat sempurna. Benda kenyal itu mendarat tepat di keningnya, sungguh ia tak percaya jika Bara akan menciumnnya seperti itu.

"Gua baru sadar sama perasaan gua setelah gua kehilangan lu" ujarnya serius.

"Ke-kehilangan?"

"Iya, lu diemin gue, acuhin gua, menjauh dari gua. Itu bikin gua kesiksa."

"Maaf"

"Lu jahat Princ!"

"Maafin Princess,"

"Ada syaratnya"

"Apa?"

"Nih" Bara menunjuk pada pipinya, pertanda bahwa ia meminta cium.

Senyum Princess mengembang, ia mengambil boneka babi yang ia gantelkan di sakunya lalu kemudian...

Cup.

Mulut boneka babi itu ia tempelkan di pipi Bara.

"Udah"

Bara terkekeh dengan kelakuan gadis itu. Entah memang bodoh, atau benar-benar bodoh?

Karna gemash maka Bara menarik Princess hingga begitu dekat dengannya, dan kemudian mencium bibir Princess secara mendadak. Princess hanya bisa diam mematung, sementara bibir Bara masih saja menempel di bibirnya.

Saat Princess menyadari bahwa ciuman pertama'nya di ambil, ia melepaskannya dan....

DUGHH!!

Gadis itu memukul perut Bara cukup keras.

"Arghhhh bangsat! Kenapa gua di pukul?"

"Hiks...hikss" Princess menangis, duduk di sudut tempat. Bara mengikuti dan duduk di samping Princess, gadis itu memukul-mukul bidang dada Bara. "JAHAT!! KAK BARA JAHAT!! KAK BARA TEGA MEMPERKOSA PRINCESS, BAGAIMANA KALAU PRINCESS HAMIL?"

Tawa Bara meledak sejadi-jadinya. Apasih Princess ini? Bagaimana mungkin hanya karna bibir dan bibir menempel bisa membuat wanita hamil?

"Kenapa ketawa? Kak Bara puas sudah merengut kesucian Princess? Hiks...hikss... Sadar kak, ini adalah kriminal, Princess gak mau menikah muda karna hamil di luar nikah, bunda sama ayah pasti kecewa hiks...hikss"

"Kak Bara jahat!"

"Princess benci kak Bara!!"

"Boneka babi Princess juga kecewa hiks...hikss"

Terus saja Princess bercerocos tidak jelas, membuat Bara semakin gemash dengan prilaku gadis itu.

Kalau di pikir-pikir, kenapa dulu Bara slalu menolak Princess jika rupanya saat dekat seperti ini, ia begitu nyaman dengan gadis di sampingnya.

"Jahat hiks...hikss" kesal Princess mengacak-ngacak rambutnya sendiri.

"Sayang"

Ajaib! Hanya dengan kata sayang yang terlontar dari Bara, airmata Princess mengering, ia diam membeku, jantungnya mulai lagi berdisko.

Bara merapatkan duduknya di samping Princess, lalu mengusap lembut rambut gadis itu. "Lu gak akan hamil cuman karna gua cium"

Gadis itu melirik tak percaya, bibirnya masih cemberut karna kesal.

"Kalau mau hamil, ya harus berhubungan badan."

"Berhubungan badan?"

"Iya, itu nanti kalau udah suami isteri sayang"

"Begitu ya? Ja-jadi Princess gak akan hamil kan?"

"Iya"

Princess memeluk Bara. Dan baru kali ini pria sedingin Bara merasakan hangat atas pelukan gadis yang dulu ia tolak mentah-mentah.

Inikah yang di namakan cinta? Yang sebenarnya, Bara sudah menyukai Princess hanya saja perasaannya masih menimbang-nimbang dan belum yakin? Lalu saat kehilangan, Bara baru menyadari bahwa benar ia mencintai Princess.

"Princess sayang kak Bara, tapi Princess tau kalau kak Bara cuman suka sama Sil..."

"Enggak"

"Enggak apa?"

"Gua ke dia kagum aja, gak suka beneran."

"SERIUSAN KAK BARA GAK SUKA SILVIA? TERUS KAK BARA SUKA SIAPA?"

"Suka kamu"

Blush. Pipi Princess merah merona tak karuan, ia tak yakin jika ini nyata, maka ia mencubit lengan'nya sendiri lalu saat merasakan sakit, rupanya benar ini kenyataan.

"Kak Bara mau gak jadi pacar Princess?"

SAD GHOST 4 ✓Where stories live. Discover now