THE END

1.3K 291 49
                                    

6 bulan kemudian...

Sejak 1 minggu setelah kelulusan kelas 12, Bara tidak ada kabarnya. Sementara Princess sudah berusaha menghubunginya, namun tetap saja nomernya tidak aktif.

Princess berniat menemui ke tempat yang biasa kekasihnya itu nongkrong, disana hanya ada Nino dan Genta. Namun setiap kali Princess menghampiri, kedua sejoli itu seolah menghindar.

"EH TUNGGU! PLIS KALIAN JANGAN PERGI DULU, PRINCESS MAU TANYA SOAL KAK BARA!"

Dengan sangat terpaksa Nino dan juga Genta tidak bisa kabur kemana-mana, mereka harus siap menjawab pertanyaan Princess yang pastinya membuat keduanya bingung sendiri harus mengatakan apa.

"Kak Bara kemana sebenarnya? Princess udah satu minggu hubungin kak Bara tapi gak ada kabarnya?"

Keduanya diam!

"JAWAB PRINCESS!" bentak gadis itu kesal.

"Anjrit serem juga kalau lu ngamuk Princ, jadi gini, Bara sebenernya.... Gen, lu deh yang cerita" ucap Nino takut.

"Kaga ah lu aja"

"Ck! Udah lu aja"

"Lu aja No, seriusan ga berani,"

"Asli gua gak bisa. Lu aja!"

"Lu aja No"

BRAK!!

Princess menggebrak meja cukup keras. Ia kesal sedari tadi melihat kedua cowok itu yang saling merahasiakan kejadian sebenarnya.

"OKE PRINC, JADI SEBENERNYA BARA PERGI KE ITALI BUAT KULIAH DISANA. GUA DI SURUH JAGAIN LU, DIA BAKALAN BALIK SETELAH 4 TAHUN DISANA. SEBENERNYA SI GENTA JUGA BISA JAGAIN LU, TAPI SI GENTA MAU KULIAH DI BANDUNG, JADI GUA YANG BAKALAN SIAP SIAGA BUAT LU KAPANPUN LU BUTUH!" jawab Genta dengan sekali tarikan nafas. Ia menghembuskan nafasnya lega setelah menceritakan kejadian yang sebenarnya pada Princess.

Akhirnya setelah satu minggu harus memendam sebuah rahasia, Nino berani juga mengatakannya. Bisa saja sejak kemarin-kemarin Nino mengungkapkannya tapi ia tak siap, malah takut Princess kecewa. Padahal Bara sudah mengatakan untuk ia saja yang mengungkapkan apabila gadis itu bertanya, sebab Bara tak sanggup jika harus dirinya sendiri yang mengatakan langsung pada gadisnya.

"Ish Nino, candaan kamu gak lucu. Princess serius"

"Lah di kataan jandaan," kesal Genta.

"Candaan govlok! Princess sayang, abang Nino serius." ucap Nino mencoba menenangkan.

Mata Princess mulai berkaca-kaca, lalu detik kemudian ia tak tahan untuk memendamnya. Dan pada akhirnya airmata itu benar-benar jatuh.

"Makasih udah jujur sama Princess, Princess pamit pulang. Assalamualaikum"

"Loh Princ---" Nino hendak mengejar tapi Genta menahannya.

"Udah biarin, diakan butuh jawaban, hutang kita lunas! Lanjut lagi mabar cuy."

Genta sih santai-santai saja, tapi Nino malah merasa bersalah karna sudah membuat gadis itu nangis.

....

Princess berubah menjadi pendiam, semenjak mengetahui bahwa Bara benar-benar meninggalkannya tanpa mengatakan apapun, tanpa memberikan pesan apapun bahkan tidak ada moment yang bisa di abadikan.

Agnes sedang menggendong anaknya yang baru 4 bulan, sambil mnyusuinya dengan susu botol. Ia tahu apa yang di rasakan putri pertamanya.

"Princess udah 2 bulan loh kamu seperti ini, sekolah juga gak ada semangatnya. Kehilangan Bara bukan berarti kehilangan semangat kan?"

Princess diam saja, ia bangkit dari tempat duduknya lalu berpamitan pergi ke sekolah. "Princess berangkat sekolah dulu bun, Assalamualaikum"

"Walaikumsalam"

Jujur saja Agnes lebih baik melihat Princess seperti anak kecil, daripada melihat putrinya itu seperti orang asing yang tak lagi seceria dulu.

Ngomong-ngomong, anak kedua Agnes ini perempuan lagi, ia menamai'nya Naura.

Putri kedua Agnes ini sejak kecil ekspresi wajahnya datar alias dingin, entahlah nanti setelah besar apakah wataknya akan seperti sejak kecil, atau justru seperti Princess?

Kembali pada Princess, ia mendapatkan telfon dari Nino setelah baru saja keluar gerbang rumahnya.

"Hallo,"

"Princ, gua gak bisa jemput. Gua udah di kampus, ini gua lagi nu---"

"Gapapa. Princess bisa pake ojol, makasi Nino"

Tutt! Telfon di matikan oleh Princess begitu saja.

Ya begitulah kira-kiraa sikap Princess saat ini. Kehilangan Bara, merupakan hal terberat dalam hidupnya, bahkan jika di ingat kembali itu terasa sangat sakit.

Semenjak tidak ada Bara dalam hidup Princess, Celina tak lagi mengganggu Princess, ia bahkan ikut merasa bersedih juga dengan kepergian Bara.

Meskipun Nino mengatakan bahwa 4 tahun lagi Bara kembali, tapi Princess tak lagi mengharapkannya.

"Princ, lo jangan sedih terus. Masa lo gini mulu? Gak kaya Princess yang gue kenal ih!" itu Silvia, sejak sekelas dengan Princess di kelas 11 ini, Silvia menjadi temannya.

"Hehe, enggak kok. Silvi, udah kerjain PR bahasa inggris?"

"Belom hehe. Nyontek boleh ya?"

Princess mengangguk, ia mengambil buku PR dari dalam tasnya lalu menyodorkannya pada Silvia.

Sambil menunggu Silvia menyalin tugas, maka Princess di sibukan dengan ponselnya.

Nino : Gua lagi tugas seriusan, jangan ngambek😌

Iya Nino, princess ngerti. Princess udah di kelas.

Nino : Bener? Coba pap?

Gak.

Nino : Pap kelasnya princ!

Ish buat apasih. Nih liat princess udah sama Silvia. *Sendpick*

Nino : Oke percaya. Maaf ya?

Katanya lagi nugas tapi kok main hape?

Nino : Khawatir sama lu, takutnya lu ngambek.

Dasar ikan nino gak jelas.

Nino : Ngeledek mulu, cium nih.

Tak lama bu guru masuk ke dalam kelas, sontak semua murid mulai duduk tegap dan untung saja Silvia sudah selesai menyalin PR bahasa inggris-nya.

Princess mencoba menjalani hari seperti biasanya. Meskipun ya, Nino adalah pria yang slalu ada untuk Princess apabila Princess membutuhkannya, tapi tetap saja Princess jadi takut merajut ulang perasaan. Entah Nino menyukainya atau tidak, tapi dari segala yang pria itu lakukan seolah menggambarkan perasaan yang lebih dari seorang teman!






Sad ghost 4 sudah berakhir~

TAMAT.

Cepet banget ya?

Lah iya, kan sad ghost emang sedikit partnya, dari SG 1-3 juga sedikit. Tapi ini paling sedikit hehe!

Pengen deh bikin lanjutannya, tapi judulnya beda dan fiksinya remaja, pemainnya Princess dengan alur yang lebih dominan ke percintaannya. Tapi liat nanti deh, kalau oke di lanjut, kalau enggak ya berarti kisahnya cukup sampai disini, yang sebenernya masih ngeganjel banget pasti di hati kalian kaya misalnya penasaran nanti Bara balik ke indonesia apa enggak, terus hubungan Nino sama Princess gimana hehe.

Datar sih alur percintaan disini, karna cerita di sad ghost 4 ini lebih ke peran utamannya aja ke-enam sad ghost itu, jadi urusan Princess dengan si A si B si C, itu bukan hal yang penting disini sebab fiksinya lebih kek horor comedy-an hehe.

Goodbye, sampai ketemu nanti🤗

SAD GHOST 4 ✓Where stories live. Discover now