BERKELAHI

12.8K 1.6K 243
                                    

■♤■♤■

Rain memiliki kamar yang berbeda, Jonathan dan Kevin juga. Ayahnya memberikan setiap anak satu kamar untuk menumbuhkan rasa keberanian. Ibu mereka meninggal saat berjuang melahirkan mereka berdua. Mereka diurus oleh seorang pengasuh yang tiap tahunnya berganti. Tentunya, ada alas an mengapa pengasuh itu berganti tiap tahunnya, kan?

Jonathan dan Kevin masih berusia 5 tahun, tapi kepintaran mereka tentu diatas rata-rata, Jonathan yang sudah bisa membaca diusia 3 tahun, dan Kevin yang pintar matematika setara sekolah dasar membuktikan bahwa mereka pintar.Tidak seperti anak seusianya, mereka lebih dapat diandalkan. Lebih tenang dan patuh saat disekolah. Bahkan guru mereka agak terkejut dengan perbandingan sifat keduanya dengan anak lainnya.

Seperti halnya waktu Rain bermaksud mengajarkan mereka, menghampiri dan melihat tugas sekolah yang sudah diisi penuh dengan jawaban yang benar.

"kak Rain, puji aku lagi." Kevin, ia menunjukkan buku lainnya yang ia isi penuh. Sebelumnya Rain memujinya pintar dan sangat rajin. Ia menatap Rain, menunggu pujiannya, "Kevin sangat pintar, kak Rain bangga." Rain mengelus kepala Kevin lembut, tersenyum kearah Kevin dengan tulus. Kevin sangat senang, Rain memujinya dengan sayang. Kalau begini terus, mungkin jika ada buku soal baru, ia akan mengerjakannya hingga halaman terakhir dan menunjukannya pada Rain untuk mendapatkan pujian.

"beri aku hadiah." Kevin meminta hadiah, ia selalu mendapatkan hadiah jika ia melakukan sesuatu yang membanggakan dari ayahnya. Jadi saat Rain memujinya, ia ingin sebuah hadiah, layaknya penghargaan dan apresiasi dirinya yang pintar.

Kevin menumpukan tangannya ke meja, menunggu Rain, "kak Rain tidak punya hadiah, Kevin. Tapi, Kevin ingin apa?" Rain mungkin akan bilang pada ayahnya untuk membelikan Kevin sesuatu nantinya.

"kak Rain tidak punya apa-apa?" Rain mengangguk, "maaf, Kevin. Tapi, nanti kakak akan bilang pada ayah untuk membelikan Kevin hadiah."

"kalau itu aku bisa melakukannya sendiri." Kevin cemberut. Ia hanya ingin hadiah dari Rain, dan ia akan menyimpannya dengan baik. Hadiah yang diberikan Rain tentu berbeda rasanya. Jonathan melihat Kevin sebentar, "bukankah kak Rain sendiri adalah hadiah untuk kita?" Jonathan masih saja berpikir bahwa Rain adalah mainan atau bagaimana?

"dia ada disini, dia hadiah untuk kita." jelas Jonathan sambil memainkan pensilnya dengan mengetukannya pada meja. Ia lanjut fokus pada pelajaran bahasa inggris dasar nya.

Kevin mengangguk setuju, apa yang dikatakan saudaranya benar. Ia berjalan kearah Rain, memeluk Rain, "milik Kevin." Kevin berujar cepat.

Rain tersenyum, rasa sayang Kevin padanya mungkin sangat besar, Kevin terlihat tulus padanya.

"dia milik Jo juga." Jonathan menanggapi dengan sengit.

Kevin langsung melepas pelukannya pada Rain, "tentu kak Rain itu milik Kevin!" mukanya berubah marah dengan nadanya yang menaik.

"Jo duluan yang bertemu dengannya." Jonathan bangkit, berjalan santai kearah Kevin, siap untuk berdebat.

"mengalah saja pada adik, Jo! Aku adikmu, berikan kak Rain padaku! Kamu minta saja pada ayah yang baru!" Kevin mendekat, meraih kerah Jonathan, siap untuk menghajarnya. Suaranya meninggi disertai mukanya yang mulai memerah.

Anak kecil mana yang bertengkar seperti ini? Layaknya orang dewasa yang sedang tawuran. Tidak ada tangisan sama sekali.

"kalau begitu kamu saja yang minta, anak manja! Aku lebih dulu menyukai kak Rain." Jonathan mendorong Kevin hingga terbentur ujung meja. Pelipisnya tergores dan berdarah.

ADOPTION - NORENMINOnde histórias criam vida. Descubra agora