ALASAN

11.3K 1.3K 168
                                    

bacanya santuy, pelan-pelan... biar paham dan ngerti setiap karakter yang dijelasin.
oke makasi sama sama, terima renjun harem.
(kalo kalian liat ada pict yang ga ke buka diatas tulisan ini, itu aku ga kasi pict apa apa, setiap diapus, dia tetep ada, wp kayaknya punya dendam sama aku)

■♤■♤■

Rain, setelah ciuman itu, ia menjadi sering berdiam diri di kamar. Jantungnya tidak bisa berkompromi dengan akalnya. Rain takut, dia paham betul perasaan apa ini. Hal yang tidak masuk akal adalah dia seperti ini karena seorang laki laki, terlebih itu adiknya sendiri!

Rain berusaha membuang semua pikirannya tentang Jonathan, segalanya. Mulai dari wajah, tangan terluka itu, hingga rasa bibir Jonathan yang bertemu bibirnya. Tolong sadarkan Rain bahwa dia sudah berumur 21 tahun, perasaan kasmaran ini layaknya seorang remaja tanggung!

Rain, bukan seorang gay yang akan langsung menyukai saat ada lelaki yang mendekatinya. Tapi Jonathan berbeda. Dengan wajah itu, bagaimana bisa orang lain tidak luluh? Jonathan yang semakin besar, dengan tinggi yang melebihinya. Badan tegap dan mata indahnya. Semakin tampan dengan rambut tertata rapih itu, benar-benar membuat Rain mempertanyakan orientasi seksualnya tiba-tiba.

Bagaimana bisa, anak 16 tahun pintar membuat seseorang terlena dan membeku hanya karena ciuman? Rain sebagai kakak bahkan merasa kalah. Rain menggigit bibirnya, dia masih ingat rasanya. Bahkan, saat melihat Jonathan pun, Rain otomatis melihat bibirnya. Sangat menggoda.

Benar-benar, bahkan otaknya sudah dipengaruhi dan dipenuhi tentang bagaimana nikmatnya berciuman dengan Jonathan. Hilang akal! Kalau ayahnya tahu hal ini, mungkin akan marah besar.

Dari dulu, Rain selalu mematuhi ayahnya. Tapi, rasa penasarannya benar-benar membutakannya. Ia benar-benar menginginkan rasa bibir itu kembali. Benar-benar membuatnya candu.

Mungkin, ia bisa mencobanya satu kali lagi?

Jonathan terlihat tulus dengan tatapan matanya. Membuat Rain semakin memikirkannya. Jonathan adalah tipe pemikir, Rain yakin Jonathan sudah memikirkan ini, baru ia membicarakannya pada Rain, dia juga terlihat tidak main-main. Saat Jonathan bilang, bahwa ia akan selalu disamping Rain, membuat dada Rain menghangat.

Rain merasa sendirian, saat dia mempunyai keluarga baru sekalipun. Jonathan, sangat pengertian padanya, dia merasa bahwa Jonathan mengerti keadaannya. Rain keluar dari kamarnya, mengetuk kamar Jonathan lalu membukanya tanpa mendapatkan persetujuan pemilik kamar.

"Jonathan?" Rain berjalan kearah kasur, terlihat Jonathan yang sedang tertidur dengan nyaman.

Rain duduk di samping badan Jonathan, mengelus pipi Jonathan pelan, "aku akan tidur dengan nyenyak jika mendapat ciuman pipi darimu." kelopak mata Jonathan terbuka setelah ia mengatakan itu. Menatap Rain dengan senyum teduhnya. Memegang tangan Rain dan mengusapnya. "ingin tidur denganku?" tawar Jonathan, ia menepuk kasurnya.

Rain menatap Jonathan dalam diam, lalu memeluk tubuh Jonathan, "balas pelukan kakak." ujar Rain pelan. Sedikit menyamankan posisi dan menghela napas pelan.

Jonathan tersenyum, mengelus tengkuk Rain, "kakak tahu? Aku sangat bahagia saat kakak tidak menjauhiku setelah aku mengungkapkan perasaan. Setidaknya, jika kakak menolak hal itu, aku tetap bisa mendapatkan senyum dari kakak. Itu sudah cukup membuatku bahagia." Jonathan mengecup pelan pelipis Rain. "aku rela, hanya bisa melihatmu dari jauh, asal tetap bisa melihatmu. Dan... Jangan benci aku, jangan benci perasaanku padamu, aku tulus mencintaimu. Tolong jangan meragukan perasaanku karena kamu menganggapku anak kecil, itu lebih menyakitiku." Jonathan sadar betul bahwa kemungkinan terburuk dari ia mengungkapkan perasaan adalah dijauhi Rain. Jadi, saat Rain tidak menjauhinya, ia patut bersyukur.

ADOPTION - NORENMINWhere stories live. Discover now