AKAN BERTEMU

9.3K 1.2K 75
                                    

bacanya pelan-pelan, pahami sifat dari tiap karakter.

■♤■♤■

Jonathan dan Rain tertidur hingga pagi dikasur yang sama, masih dengan tanpa pakaian untuk Rain, dan tanpa atasan untuk Jonathan.Yah, walaupun susah untuk menetralkan hawa napsu Jonathan memang. Siapa yang tidak tergoda dengan kulit putih mulus Rain?

Rain terbangun lebih dulu, ia dipeluk oleh Jonathan, kulit mereka yang menempel memberikan sensasi tersendiri. Badan Jonathan benar-benar keras, sepertinya waktu di luar negeri ia menyempatkan sesekali untuk pergi ke gym.

Rain menggeliat, sebenarnya tidak ingin bangun, tapi bisa saja membuat seisi rumah curiga, apalagi Kevin. "Jonathan, lepaskan." bukannya melepaskan, Jonathan semakin menyamankan tubuhnya, mengeratkan pelukan.

"aku ingin memasak, perutmu lapar kan? Dari pulang kemarin, kamu belum makan." Rain mengelus rahang itu. Mungkin, saat tuhan menciptakan Jonathan, soal ketampanan dia berada di urutan paling awal.

Mungkin Kevin juga kelelahan, sejak malam tadi Rain tidak mendengar keluhan lapar dari siapapun. Kalau ayah mereka, terbiasa pulang jam 9 malam, biasanya Rain selalu menyiapkan atau memesankan makan malam di tempat kerja untuk ayahnya.

"beri aku ciuman dulu." Jonathan masih menutup matanya, tersenyum kecil. Rain menarik tubuhnya sedikit keatas, menumpukan badannya pada siku nya, mencium pipi Jonathan.

Memperhatikan Jonathan sesaat, Jonathan membuka matanya perlahan, keindahan macam apa ini? Melihat Rain, tanpa busana, dikasurnya, dan senyuman manis itu, apa ini surga?

Jonathan mendekatkan tubuhnya, mencium pinggang Rain, "nanti malam--" belum sempat Jonathan melanjutkan ucapannya Rain sudah menyela, "datang ke kamarmu, dan tidur bersama mu." Jonathan mengangguk, "jangan lupakan. Tanpa busana." Rain menjawab dengan gumaman, setelah itu memakai bajunya kembali.

👥👥👥👥

hari ini segalanya terlihat tenang. Mereka makan bersama di meja makan dalam diam. "Jonathan, Kevin... Ayah ingin memperkenalkan kalian kepada tunangan Rain nanti, bersikap baiklah padanya."

Rain yang duduk disamping Jonathan mengelus paha Jonathan untuk tidak mengatakan hal yang bisa membuat ayahnya marah.

Rain tidak memiliki pilihan lain selain membuat suasana di keluarga ini tetap baik. Menjaga perasaan ayah, menahan kelakuan Jonathan, dan mengatasi Kevin. Segalanya, harus terlihat baik.

Rain harus tetap merahasiakannya. Jika ini tetap dalam keadaan tertutup, semuanya akan berjalan normal.

Kevin menatap piringnya dengan tatapan kosong, lalu beranjak dari kursi tiba-tiba, "aku kenyang." lalu pergi dari sana. Jalannya terasa berat dengan kepala yang pening tetapi ia tahan. Meninggalkan tiga orang disana dalam kebungkaman.

👥👥👥👥

Kevin bersandar pada jendela kamarnya, mengehela napas berat berkali-kali, sudah beberapa kali dirinya menyibukkan diri pada berkas yang ada di meja. Saat dirinya masih mampu mengerjakan hal lain, ia kehabisan pekerjaannya.

Ketukan pada pintu terdengar, disusulnya masuk seseorang yang Kevin pikirkan. Ia masuk, menghampiri Kevin, "Kevin..." Rain berjalan sampai ia berhadapan dengan Kevin.

Kevin terlihat lemah, matanya memerah. Kevin mendekat, memeluk tubuh Rain, "aku lelah." Rain membalas pelukan Kevin, mengelus punggungnya, "istirahatlah." lalu Rain menarik tangan Kevin, membuat Kevin tertidur dikasur.

Suhu tubuh Kevin hangat, dengan pandangan lemahnya. Pandangan itu terlihat, sangat menyedihkan. Layaknya di dunia ini tidak ada hiburan, Kevin tidak berminat pada apapun.

Rain mengelus pipi Kevin. Dulu, Kevin tidak seperti ini, tidak selemah ini. Ia bahkan sangat mampu memaksa Rain. Tapi, apa yang terjadi di luar negeri membuat Rain penasaran. Dulu, Kevin sangat nakal dan pemaksa. Itu membuat Rain takut hanya dengan memikirkan apa yang akan Kevin lakukan nantinya.

Sekarang, dengan wajah dan tatapan itu, membuat Rain sedikit iba. Kevin yang ceria sudah berubah. Si pemaksa berubah menjadi pria menyedihkan. Tidak ada hal yang membuatnya bergairah untuk hidup. Percuma jika memaksa Rain, hatinya tentu tidak untuknya walaupun Kevin bisa saja mendapatkan tubuhnya dengan mudah. Kevin dulu hanya anak kecil biasa yang awalnya memaksakan kehendaknya dan tersadar, bahwa percuma jika tidak ada cinta didalamnya.

Kevin berlari dari kejaran orang lain. Dengan badan penuh luka dan ringisan yang keluar dari belah bibirnya ia terus berlari.

Ia pulang dengan wajah dan badan kotor, entah itu darah atau tanah. Ini sudah tengah malam, dipastikan semua orang sudah tertidur.

Berjalan masuk dengan tenang, tanpa melihat sekeliling, "Kevin?" panggilan itu, Kevin langsung menoleh, dilihatnya Rain dengan pandangan terkejut, mata Rain mulai berair, menarik tangan Kevin untuk duduk di sofa.

"bagaimana bisa? Ya ampun, bibirmu." Rain berlari mengambil kotak obat. Mengobati Kevin dengan telaten. Setiap ringisan yang keluar dari mulut Kevin, Rain ikut meringis seakan-akan mempunyai luka yang sama.

Kevin tertawa, "aku yang kesakitan, tapi kakak yang menangis?"

Rain menatap Kevin, "bagaimana bisa? Apa ada luka lain ditubuhmu? Apa ada orang lain yang sengaja menghajarmu? Bagian mana lagi yang sakit?" Rain bertanya khawatir. Memeriksa tubuh Kevin dengan keningnya yang berkerut.

"tidak ada." jawab Kevin singkat, memegang tangan Rain.

"kakak khawatir padamu." Kevin mengangguk mengerti, lalu ia mencium pipi Rain, "aku ingin membersihkan diri." lalu ia berjalan kearah kamar, masuk kekamar mandi yang ada di kamarnya.

Saat ia keluar karena telah selesai mandi, ia terpaku, Rain sudah duduk membawa bantal dipelukannya, Rain menoleh kearah Kevin, "Kevin, kakak tidur disini, ya." lalu Rain mulai naik ke kasur dan merebahkan diri.

Kevin mendekat, merebahkan dirinya juga dikasur sebelah Rain, dengan tubuh yang menyamping saling berhadapan. Bertatapan tanpa suara dengan Rain yang mengelus kepala Kevin, membuat Kevin nyaman.

Rain satu-satunya orang yang menunggunya, khawatir padanya, dan menyayanginya. Dia, benar-benar tidak ingin kehilangan Rain, atau bisa dibilang, sesuatu yang berharga miliknya.

Memaksa Rain adalah sebuah kesalahan. Ketakutan Rain saat ia disampingnya, membuatnya sakit hati. Wajah itu, Kevin hanya ingin melihat sebuah senyuman, tapi.. Beberapa hari ini Rain selalu menampilkan wajah ketakutan dengan kepala tertunduk.

"terima kasih, kak." dengan cepat Kevin mencium bibir Rain lalu memejamkan matanya.

Rain terkejut, lalu ia cemberut. "nakal." bisiknya. Lalu mengelus pipi Kevin, "jangan membuatku khawatir, Kevin." lanjutnya.




















🦊🦊🦊
beberapa orang di komen khusus bagian jaemin bilang kalo jaemin ketinggalan sama jeno.
keliatannya gitu ya? tapi... mungkin awalnya keliatan gitu ya.
but, aku cuma mau mastiin, jaemin ga ketinggalan atau kalah, cuma caranya aja berbeda dari jeno, jadi tungguin cara jaemin ya!

ADOPTION - NORENMINWhere stories live. Discover now