CIUMAN

13.9K 1.4K 259
                                    

■♤■♤■

Rain masuk ke kamar Jonathan secara perlahan. Ia sengaja masuk saat jam menunjukkan tengah malam. Rain harus memastikan bahwa Jonathan dalam mood baik dan tidak marah besok hari. Maka dari itu, saat Rain sudah memastikan Kevin tidur, ia langsung berjalan kearah kamar Jonathan.

Rain masuk, matanya sedikit membulat kaget, pecahan kaca dengan bercak berwarna merah terlihat. Mata Rain buru-buru melihat Jonathan, ia menghampiri Jonathan. Melihat sekujur tubuhnya, mencari asal darah itu. Rain memegang tangan Jonathan, lalu ia berjalan keluar untuk mencari kotak p3k secara terburu-buru, menghampiri Jonathan yang sudah terlelap.

Rain tidak bisa berfikir jernih, ia dengan telaten mengobati luka Jonathan. Jonathan yang merasa terusik oleh gerakan dan merasa perih membuka matanya perlahan, menatap tepat langsung kearah Rain. Tanpa suara, hanya menatap. Rain tahu bahwa Jonathan bangun karenanya. Tapi ia membiarkan.

"kalau sudah terlanjur bangun, bisa kamu duduk? Agar kakak lebih mudah mengobatimu." Jonathan yang paham, langsung mengikuti instruksi Rain.

"kenapa sampai melakukan ini?" tanya Rain dengan masih mengobati tangan Jonathan.

"aku ingin tidur denganmu."

"hanya karena itu kamu melukai dirimu sendiri, Jo?"

"hanya karena itu, katamu? Aku menyukaimu, jadi itu bukan hanya, 'hanya karena itu'. Aku ditolak oleh orang yang aku sukai, rasanya lebih sakit dari itu."

"Suka?" Rain membeku sesaat, gerakannya terhenti tiba-tiba. Jonathan mengangguk yakin, "aku menyukaimu- tidak. Aku mencintaimu."

"Sejak kapan?" Rain bertanya tanpa menatap mata Jonathan. Ini terlalu kacau baginya. Selain mereka adik kakak, Rain adalah seorang lelaki. Pemikiran suka dari mana yang Jonathan dapatkan.

"saat pertama kali aku mimpi basah. Dengan dirimu, bukan seorang wanita." Jonathan mengatakannya dengan jujur. Rain menatapnya tidak percaya, bagaimana bisa dia menjadi objek mimpi basah orang lain?

"Jonathan, dengar. Itu hanyalah mimpi. Jangan terbawa suasana."

"aku tahu. Aku tidak bodoh. Aku sudah mencobanya karena aku berpikir seperti itu, kak Rain. Nyatanya tidak, aku benar-benar tidak menginginkan seorang perempuan. Aku menginginkanmu." jelas Jonathan meyakinkan.

Rain yakin, Jonathan hanya terbawa suasana. Bahkan jika Jonathan menjadi seorang gay, itu bukan berarti dia bisa bersama Rain. Rain mengusap pipi Jonathan, "kita bicarakan lain kali. Sekarang, kakak temani tidur ya." Jonathan paham, mungkin Rain masih sangat terkejut, dia menerimanya. Setidaknya, Jonathan sudah mengungkapkannya. Rasanya tidak nyaman saat harus tetap diam pada seseorang yang Jonathan sukai.

Jonathan mengangguk, merebahkan dirinya di samping Rain. Menggenggam tangan Rain dan merapatkan pada dadanya, lalu berbisik, "Aku sangat menyukaimu, dengan atau tanpa balasan." Jonathan hanya ingin tetap berada di dekat Rain.

👥👥👥👥

Rain masih lah berumur 21 tahun saat kedua adiknya yang manis berubah menjadi seseorang yang menginginkannya layaknya kekasih. Tidak mungkin ia melaporkan hal ini pada ayah mereka. Bahkan Jonathan dan Kevin membuatnya tidak bisa melakukan apapun. Tangannya bergetar, hal apa yang baru saja terjadi?

"Kak Rain, mau aku bantu?" Jonathan datang, tanpa menunggu peesetujuan, dia mulai mengambil alih bagian memotong bawang. Hari ini, untuk sarapan, Rain memasak nasi goRaing.

"Potong lebih kecil, Jonathan." Rain membiarkan Jonathan membantunya. Irisan bawang itu terlalu besar, tapi Jonathan membalas ucapan Rain tetap dengan senyuman manisnya, "Iya, kak."

Kevin datang, memeluk Rain dari belakang. Tanpa memperdulikan Jonathan yang melihatnya tajam. "Kakak, hari ini masak apa?" Kevin mencium pipi Rain. Memeluknya erat. Seperti yang dilihat, Kevin dari dulu hingga sekarang tidak berubah, semaunya.

Kevin menaruh dagunya di bahu Rain, "tidak berbohong. Tidak hanya tubuhmu, tapi masakanmu juga memiliki aroma yang enak. Oh! Tadi malam, pergi kemana?" Kevin meremas pinggang Rain pelan.
Rain bergerak tidak nyaman, "Kevin, kakak sedang memasak."

"Aku tahu, siapa bilang kita sedang melakukan sex?" jawab Kevin enteng. Lalu Kevin pergi meninggalkan mereka berdua.

Rain melihat Jonathan, ia tetap memotong, tapi dari bawang berganti menjadi cabai. Dengan tenang, dan serius. Untunglah, bagi Rain, Jonathan tidak se buruk Kevin.

Mungkin.

👥👥👥👥

Jonathan berjalan santai kearah kolam Renang. Tersenyum sesaat. Pandangan matanya lurus. Kevin masuk rumah sakit. Saat malam kemarin, waktu Kevin sedang berkelahi dengan anak-anak dari sekolah lain, Jonathan dengan jaket hitam dan masker serta topi dengan warna serupa, membawa pisau dan menancapkannya tepat pada perut Kevin, kembarannya. Setelah itu dia pergi berlari dan langsung mengganti pakaiannya. Tidak sampai membuatnya mati, hanya ingin menjauhkan Kevin dengan Rain.

Bukan tanpa alasan, ia melakukan ini agar Rain dimarahi dan kesal pada Kevin karena ikut perkelahian itu. Ia hanya ingin Rain sadar dan hanya melihat padanya.
Dia cukup lelah melihat Rain yang mendahulukan Kevin untuk segalanya.

Jonathan tersenyum tenang, duduk dipinggir kolam Renang. Saat sedang kesal atau senang, setiap hal besar yang terjadi, Jonathan akan duduk di kolam Rainang sendirian. Jonathan melirik kesamping, dirasa ada yang berjalan kearahnya, lalu ia tersenyum, "Kak Rain?" mendongak sedikit.

"Kakak ingin berbicara denganmu." lalu Rain duduk disebelah kanan Jonathan.
"Apa Jonathan tahu siapa yang melakukan itu pada Kevin?" Rain dengan suara lesu bertanya, kepalanya tertunduk. "Ayah sangat marah pada kakak." lanjutnya.

Jonathan melirik pipi Rain yang memerah, "kakak ditampar?" Rain mengusap pipinya, "Ayah sangat kesal tadi, dia tidak sengaja menampar kakak. Tapi Jonathan, saat melihat Kevin terbaring di kasur rumah sakit, kakak merasa tidak berguna. Kakak di adopsi keluarga ini untuk menjaga kalian. Saat salah satu dari kalian mendapatkan masalah, berarti kakak gagal menjaga kalian. "

Rain menggenggam tangan kanan Jonathan, "Kakak mohon, tetaplah sehat dan bahagia." Jonathan menatap Rain dalam diam, "Jonathan, akan selalu berada disamping kakak." Jonathan mendekatkan wajahnya kearah Rain, jarak yang semakin menipis dengan Rain yang membeku karena tatapan Jonathan, membuat Jonathan terus memajukan wajahnya, menempelkan kedua belah bibir itu awalnya, dengan Jonathan yang memberanikan diri menggerakan bibirnya.

Rain dengan mata membulat dan tangan yangspontan memegang pundak Jonathan. Jantungnya... Jantung nya berdetak dengankencang. Layaknya hilang akal, Rain membiarkan apa yang Jonathan lakukan. Tidaktahu, ini tentu salah, Jonathan dan dirinya adalah saudara. Perasaan apa yang Rain rasakan ini yang timbul saat kedua belah bibir mereka bertemu?

🦊🦊🦊
aku mau lomba lagi nih, jadi agak lamaan update ya-! tapi kalo lagi puyeng, bisalah hiburan nge update.
btw, makasi saran buat tunangan renjun nya ya, paling banyak bilang shuhua ya-!
plis, yg bilang 'aku' pas nyari pemeran tunangan renjun, aku bikin ceritanya jadi pembunuhan gimana😃
bercanda😭

ADOPTION - NORENMINDove le storie prendono vita. Scoprilo ora