•) Cafuné : Dysania

399 53 14
                                    

📍 Lanjutan dari bagian Oneirodynia

»◇◆◇«

Bangun awal, bahkan sebelum fajar menyingsing juga dilatih saat mereka masuk militer. Beradaptasi dengan cepat, atau para mentor akan menendang pantat mereka satu persatu.

Eren dan Mikasa bangun hampir di saat yang sama, masih dalam posisi berpelukan. Itu harusnya jadi momen yang canggung, tapi tidak sama sekali. Toh, ini bukan yang pertama. Sudah sering, hanya saja itu terjadi bertahun-tahun yang lalu ketika mereka masih kecil.

Tapi, ya. Itu terasa agak... seperti mimpi. Mereka sama-sama memastikannya dengan saling menatap. Tempo kedipan yang seirama, degup jantung yang selaras dan kehangatan dari selimut yang sama.

"Tidur nyenyak?" Mikasa akhirnya bertanya.

"Ya. Terima kasih."

Masih saling menatap. Entah mengapa rasanya seperti sedang menyampaikan niat itu sendiri.

"Emm... Tidak mau bangun?" Lagi-lagi itu Mikasa.

Eren berubah telentang. "Hari ini libur, 'kan?"

Oh, benar. Pantas saja tidak ada suara Connie yang memaki-maki karena Armin yang membangunkannya atau Sasha yang bertanya-tanya di mana sarapannya atau Jean yang menghajar Connie agar diam.

Subuh itu sangat hening.

"Tidur saja dulu lebih lama."

Memang akan enak sekali rasanya. Tubuh Mikasa bahkan tidak merasakan pegal sama sekali.

"Aku akan mandi saja," ucap Mikasa sambil menyingkap selimut.

"Semalam," Eren bersuara, menunda langkah Mikasa, "aku bermimpi. Mungkin ingatan ayah."

Gadis itu duduk di tepi ranjang, ragu-ragu bertanya. "Apa itu buruk?" Eren menjerit kesakitan semalam, apa yang ada di mimpinya? Semengerikan apa itu?

"Mungkin."

"Hm?" Mungkin? Apa dia lupa sebagian mimpinya, jadi kurang tahu? "Bagaimana perasaanmu sekarang?"

"Masih sama."

Sama dalam artian buruk atau baik?

Gadis itu merangkak sedikit dan mendekati Eren lagi. Tangannya kemudian merambati rambut Eren, jemarinya dengan lembut terselip di helaian coklat itu.

"Kalau hal buruk terjadi, kau tahu aku siap mendengarkan," kata Mikasa tanpa sedikitpun terkesan ragu.

Gerak tangan Mikasa terhenti ketika Eren kemudian menumpuk dengan tangannya juga.

Apa dia tidak nyaman?

Akan tetapi, Eren lantas menutup matanya lagi. Seakan menikmati sentuhan yang sekarang dipindahkan ke pipinya. Wajahnya damai sekali, lebih dari saat dia tidur.

Karena rasanya memang damai. Eren juga tidak mau ini berhenti. Ia ingin waktu saja yang berhenti, memberinya lebih banyak momen bersama Mikasa. Dia juga tidak akan keberatan tetap di tempat tidur selama mungkin. Asalkan itu Mikasa.

Tetapi kemudian ingatan semalam merasuk pikirannya. Banyak mimpi buruk, tragedi dan ingatan baru datang di saat bersamaan.

Tidak, tidak. Eren tidak bisa tetap tinggal. Maju, sejak awal begitulah yang harus ia lakukan. Maju, bahkan jika itu meninggalkan teman-temannya di belakang, bergerak nyaris tanpa arah, melupakan keinginan egoisnya sendiri.

Namun selama ia bisa berada di samping Mikasa, maka ia akan menggunakan kesempatan itu sebisa mungkin.

»◇◆◇«

Dysania (n.): finding it extremely hard to get out of bed in the morning

Apa-apaan ini? 😭 Maaf tentang ketidakjelasannya, kawan-kawan. Sepertinya Dysania ini bisa terjadi pada orang yang terlalu depresi, merasa sangat dan terlalu lelah.

Omong-omong, sudahkah kalian melihat kondisi tag eremika di Twitter hari ini?🤭 Hanya leaks wawancara sih, tapi sepertinya cukup membungkam. Entahlah. Tapi yang pasti, EreMika tetap di hati❤️

Salam hangat,
Higanbana

(Apaan dah nih_-)

CafunéWhere stories live. Discover now