22.Mimpi?

240 38 61
                                    

Makasih 700 nya Tiny!!♥♥




































Teett

Teeet

Yunho menoleh kearah jam dinding, jam 4 sore. Tumben sekali ada tamu padahal ia tak mengundang sahabat-sahabatnya untuk bertamu. Orangtua nya juga sedang ada di London untuk mengurus bisnis dan akan pulang bulan depan.

Dengan sedikit rasa malas Yunho menuruni tangga , membukakan pintu untuk siapapun yang sudah menganggu ketenangannya.

Cklek.

"Nu-eh?"

Tak ada siapapun diluar panggar rumah nya atau itu hanya orang iseng yang lewat. Mungkin saja.

Namun perasaan Yunho mendadak tak tenang, ia takut jika berbalik akan muncul wajah menyeramkan tepat dibelakang. Setau Yunho sih begitu akibat menonton beberapa film horor jangan lupakan juga kisah horror nya dengan yang lain.

"Tuhan.. Lindungin Yunho  huhu Yunho takut"

Sret.

"Waa-ooh huuhh untung gak ada " helaan nafas lega terdengar saat Yunho tak mendapati apapun dibelakangnya.

Teettt

Teett

Yunho menoleh ke gerbang lagi dan tak menemukan siapapun disana.

"Siapa sih ih!" kesal Yunho berjalan cepat keluar rumah tak lupa menutup pintu utama nya.

Tak

Dreeeeet

Saat gerbang sudah terbuka, baru saja Yunho melangkah kaki kanannya menginjak kertas putih entah milik siapa. Dan juga mawar putih, itu sudah biasa karena setiap hari pasti akan ada satu tangkai bunga mawar putih entah dari siapa.

"Eh apaan nih?"

Tangan panjang itu meraih kertas tersebut, terdapat tulisan tangan dengan spidol biru.

Naik Taksi

Yunho mengerutkan keningnya, menoleh ke kanan rumahnya namun tak mendapati taksi.

Tin

Tin

"Eh?!"

Tiba-tiba entah darimana dan bagaimana taksi sudah berhenti tepat didepannya, tak memperlihatkan wajah supir karena berpakaian serba hitam tak lupa dengan masker dan juga topi.

"Njir, ikutin gak ya?"

Tinnn

Lelaki cantik itu berjengit kaget lalu berdecak kesal menatap sang supir, tak sabaran sekali si bapak supir itu cih. Dengan sedikit keraguan Yunho mendekati taksi tersebut, baru saja akan membuka pintu belakang ia dikejutkan lagi oleh seseorang dengan pakaian yang sama. Menarik tangan Yunho untuk segera masuk.

"Heh, gue mau dibawa kemana?!" pekik Yunho

Si manusia misterius yang duduk dengan Yunho meraih penutup mata berwarna hitam. Memaksakan Yunho untuk memakainya meskipun menolak tapi uke galak itu tetap kalah.

"Nuguya?"

"Eodiga?"

"Ck. mobilnya kemana sih ini!"

Akhirnya Yunho pasrah, tak ingin membuka mulutnya meskipun mobil sudah berhenti entah dimana.

Yunho dituntun untuk turun dari mobil, Desiran angin yang begitu lembut tak lupa dengan suara gesekan dedaunan dan bau wangi bunga sakura menyadarkan Yunho jika dia dibawa ke taman besar di Seoul. Tempat bersejarah bagi si lelaki cantik.

The Village -Ateez Where stories live. Discover now