1. Office romance

1.8K 232 14
                                    


C o m p l i c a t e d


Tidak ada yang tahu pasti kenapa Park Jihoon, owner dari Shoong Corp. Inc akhir-akhir ini sangat sering ditemukan di kantor.

Harusnya bukan sesuatu yang aneh, tapi ini Park Jihoon, pewaris yang katanya tidak mau berlama-lama di kantor dan memilih mengerjakan semua kepentingan di rumah.

Entahlah apa yang sebenarnya terjadi tapi sepertinya itu salah satu perubahan yang baik. Sebab Jihoon kini juga lebih sering turun, memantau pekerjaan para pegawai.

Yah, meskipun sebenarnya itu hanya sebuah kedok.

Karena tujuan awal Jihoon adalah Junkyu.

"Pakaianmu kotor, ada apa?"

Junkyuㅡsangat nyaris berteriak-ketika wajah Jihoon lah yang ia temukan setelah menutup ruang janitor.

"Sajangnim! Kenapa tiba-tiba muncul begituㅡ"

"Pakaianmu kotor, kenapa? Terkena tumpahan kopi?" tanya Jihoon, kini kembali membuka ruang janitor dan memaksa Junkyu ikut masuk ke dalam ruang sempit itu.

"Buka bajumu," titah Jihoon tiba-tiba.

Junkyu melotot refleks menyilangkan tangan di depan dada. "S-sajangnim mau apa?!!"

Jihoon terkekeh. "Jangan berpikir yang aneh-aneh," tak! Satu sentilan mendarat di dahi mulus Junkyu. "Aku hanya berniat membersihkan bajumu."

"Ini hanya noda kopi, biarkan saja." sahut Junkyu, mulai menurunkan tangannya. Kini mengusap-usap kemeja nya yang terkena noda kopi.

"Kamu terlihat tidak nyaman, kan."

"Tidak apa-apa, hanya noda kecil."

"..."

"..."

Junkyu mendongak, menatap Jihoon yang hanya diam tapi matanya tidak lepas memandangnya.

"Sajangnimㅡ" ucapannya tertelan, sebab bibir Jihoon kini meraup bibirnya. Memberikan lumatan kecil pada bibir bagian bawah dan atasnya secara bergantian.

Junkyu, dengan kewarasan yang makin menipis, kini melingkari leher sang atasan dengan tangannya. Kepalanya sengaja miring sedikit, memberi akses lebih untuk Jihoon memperdalam tautan bibir.

Susah mati Junkyu menahan diri untuk tidak mendesah, kelopak matanya menutup kuat, menahan sensasi panas hanya karena bibirnya dicium semakin dalam.

"Hnggg..."

Kesempatan untuk menarik napas terbuka ketika bibir Jihoon bergerak turun, kini tidak berhenti mengecup kulit lehernya.

Junkyu bisa bernapas tapi sekarang ia merasakan geli setiap kali bibir basah itu bersentuhan dengan kulit lehernya. "Jihoon-nim..." keberanian Junkyu dapatkan untuk menarik wajah rupawan sang atasan.

Wajah keduanya kembali berhadapan. Bedanya kini Junkyu menatap dengan matanya yang sayu.

"Kenapa hmmm??" Jihoon hanya berdeham, tapi jantungnya merespon dengan debaran keras.

Oh astaga, sepertinya ia kembali dibuat jatuh cinta. Lagi, lebih dalam.

"Hari ini ada rapat bersama tim finance, dan mungkin Pak Yoon memberi tugas lebihㅡ"

"Sampai pukul berapa?" Jihoon menyela, menarik pinggang ramping Junkyu. Lalu meletakkan dahinya di atas pundak lebar si Kim. "Aku akan menunggu sampaiㅡ"

"Jangan, nanti orang lain semakin bertambah curiga." selak Junkyu, mencuri satu kecupan pada daun telinga sang kasih.

"Aku tidak mengerti, kenapa kita harus bersembunyi begini?" tanya Jihoon.

Gara-gara pertanyaan itu niat Junkyu yang hendak mengulum daun telinga si Park menguap ke udara, ia kini meringis sendiri.

"Aku hanya... tidak ingin Sajangnim dianggap remeh."

Jihoon menarik diri, kembali menegakkan leher. Mengusap pipi gembul sang kasih dengan lembut. "Tidak ada yang akan berani melakukan itu,"

"Seharusnya kamu mengkhawatirkan diri sendiri." imbuh Jihoon.

Junkyu mengangguk. "Itu alasan lainnya, aku... hanya tidak siap menerima respon dari orang lain."

Sadar aura Junkyu mulai terlihat muram Jihoon kembali meraih bibir merah bagai ekstasi itu. Tidak ada pagutan panjang, hanya kecupan ringan.

"Apapun yang terjadi, I'll always be your side, Honey."

Junkyu yang tersipu malu tanpa sadar bergerak maju, kali ini meraih bibir sang kasih lebih dulu.

Keduanya kembali sibuk bertukar rasa sampai lupa bahwa mereka ada di ruang sempit berisikan alat kebersihan.

Aduh, mari kita maklumi dua orang yang tengah mabuk dicinta ini.



Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.


"Bagaimana, sudah ada respon dari Jihoon?"

"Maaf Nyonya..." laki-laki yang lebih muda tampak sengaja menjeda. "Tuan Muda Jihoon belum memberi tanggapan apapun terkait pertunangan dengan Putri Tuan Jung."

"Anak itu..." wanita dengan gaun merah itu menggeram tertahan. "Apasih yang dia lakukan, sampai mengabaikan ibunya begini??!"

"Saya dengar Tuan Muda sedang fokus pada kantor utama, Nyonya."

"Kalau begitu besok aku akan berkunjung, sudah lama tidak menyapa putraku..."







C o m p l i c a t e d














ryoudesune note : republished.

Complicated - JikyuOnde histórias criam vida. Descubra agora