14. Rintangan Pertama.

1.1K 153 65
                                    




C o m p l i c a t e d







"Namanya Kim Junkyu lahir di Chungju 9 september 2000, orang tuanya meninggal saat dia berumur lima tahun karena kecelakaan lalu lintas kemudian dia tinggal di panti asuhan—"

"Apa, panti asuhan?" wanita yang duduk dengan angkuh itu menyela, memberi tatapan aneh pada tangan kanannya. "Kau bercanda?! Hah! Anakku Park Jihoon yang suatu hari nanti akan mewarisi kekayaan Ayahnya, bah, jatuh cinta pada laki-laki yang menghabiskan masa kecilnya di panti asuhan????"

"Hahahahahahaha..." selanjutnya suara tawa keras mengisi ruang kerja bernuansa vintage yang terhitung sudah satu minggu lebih tidak dikunjungi sang pemilik. "Lelucon macam apa ini?!!"

PRANG!!

Park Jihoon pernah mengatakan sebelumnya, kalau pemuda Park itu membenci sifat sang ibu yang suka melampiaskan emosinya dengan membanting barang apapun yang ada di dekatnya. Iya, kebiasaan buruk itu kembali terjadi.

Seluruh barang yang tertata rapi di atas meja kerja Jihoon sengaja dihempas dalam satu kali percobaan. Bunyi pecahan benda-benda kaca yang membentur lantai sampai bunyi gedebuk keras alat elektronik mahal yang terjatuh seolah bukan hal yang aneh. Dua orang lainnya yang menemani Nyonya Park bahkan tidak lagi dibuat terkejut dengan bunyi keras itu.

Satu-satunya yang mengejutkan justru tawa keras milik Nyonya Park. Suaranya tidak kalah keras dengan benturan alat elektronik dengan lantai, serta menggelengar sampai ke luar ruangan.

"Bisa-bisanya anak sialan itu..." tapi dalam sedetik tawa keras itu lenyap, digantikan dengan raut wajah yang mengeras menahan amarah. "Menolak wanita sempurna seperti putrinya Tuan Jung, demi anak sebatang kara????"

"Oke." di antara deru napas yang tidak beraturan itu Nyonya Park mengulas senyum lebar. "Mari kita lihat anakku tersayang... sampai kapan kamu bisa melawan ibumu sendiri huh."

"Hei kau!"

"Ya, Nyonya?"

"Dengarkan perkataanku, lalu lakukan dengan benar."

"Baik, Nyonya."
















"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

























"Mau kemana?" baru saja kaki Junkyu menapak pada lantai setelah sekian menit hanya menggantung di pinggiran kasur dan seseorang yang masih berbaring tiba-tiba bertanya, padahal matanya masih menatap layar tab.

"Kamar mandi," Junkyu menjawab tapi tidak segera beranjak, justru kembali menatap yang berbaring meski wajah rupawannya harus terhalang tab.

Tak merasakan ada gerakan lagi pada kasur membuat Jihoon tanpa sengaja menurunkan sedikit tab yang dipegang, lirikannya langsung bertemu dengan pandangan Junkyu. Sebelah alisnya terangkat, "tidak jadi ke kamar mandi?" tanya Jihoon. Tapi Junkyu yang ditanya hanya diam hingga Jihoon tidak tahan menggodanya, "kenapa, mau ditemani ke kamar mandi?"

Complicated - JikyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang