8. Broke up?

1.2K 184 44
                                    



C o m p l i c a t e d





"Junkyu-ya..."

Yang dipanggil sedikit bergeser ke samping, tetap berusaha menjaga jarak di antara keduanya. "Hm?" tapi tetap memberi respon meski hanya sebuah dehaman pelan.

Jihoon mengernyit bingung. Ia ikut bergeser ke samping, sedikit mendekat ke arah Junkyu, tapi saat itu juga kekasihnya itu kembali bergeser.

"Kenapa kamu terus menjauh begitu?" tidak mau kesayangannya terus menjauh, Jihoon melingkarkan tangannya di pinggang Junkyu.

Menahan laki-laki itu agar tidak jatuh, pasalnya mereka tengah bersandar pada pegangan tangga darurat yang mana jika Junkyu terus bergeser dia bisa saja jatuh ke bawah.

"Aku melakukan kesalahan ya?"

Jihoon kembali bertanya saat pertanyaan pertamanya dibiarkan mengudara tanpa jawaban. "Sampai kamu menghindar terus begini?" imbuhnya.

"Engg, tidakㅡSajangnim tidak melakukan kesalahan, hanya saja...." kalimat itu menggantung, Junkyu menunduk menatap sepatu hitam miliknya.

"Hanya saja apa Junkyu-ya??"

Merasakan elusan di pipinya Junkyu mengangkat wajah, langsung bertatapan dengan sepasang mata sipit Jihoon.

"Tidak ada orang yang suka dibohongi, apalagi Park Sajangnim begitu menyukaimu."

Sial, omongan Jaehyuk malah melintas di kepala Junkyu.

"Katakan yang sebenarnya, lalu akhiri baik-baik. Selesai."

"Bagaimana aku harus mengakhirinya?" gumam Junkyu tanpa sadar. Terdengar pelan memang tapi samar masih bisa ditangkap oleh pendengaran Jihoon.

"Akhiri apa," Jihoon semakin mendekat seolah tidak membiarkan jarak memisahkan keduanya. Junkyu yang hari ini terlihat aneh; seperti tengah dibayang-bayangi sesuatu, membuat Jihoon diam-diam khawatir. "Apa yang mengganggumu, Junkyu-ya? Katakan saja padaku,"

Di saat Jihoon semakin menuntut jawaban dari lawan bicaranya yang jelas-jelas masih setia dengan mulut yang tertutup rapat, pintu darurat tiba-tiba terbuka, membuat Junkyu reflex menarik kepala Jihoon, sengaja dibenamkan ke dalam ceruk lehernya yang panjang.

Apa pun yang terjadi tidak boleh ada orang lain yang melihat Jihoon di sini bersamanya.

"Junkyuㅡ"

"Sudah sudah jangan menangis Jaehyuk, apapun yang terjadi nanti kita sama-sama menghadap Ketua Shin bersama." Junkyu menyela protesan Jihoon, lebih dulu mengusap-usap punggung laki-laki itu.

"Apa terjadi sesuatu dengan Jaehyuk?" ternyata itu Yoshinori, pegawai dari divisi manajemen, terlihat kepayahan membawa setumpuk map di tangannya.

"Bukan masalah besar," Junkyu memperlihatkan cengiran lebarnya. "Biasa, lagi-lagi dia menghilangkan file penting terkait pekerjaan kami. Ini sudah biasa terjadi."

Yoshinori mengangguk simpul plus menatap punggung Jihoon, yang dianggap sebagai Jaehyuk, dengan tatapan iba. "Kalau begitu aku permisi," sahutnya kemudian.

"Kenapa tidak menggunakan lift?" tanya Junkyu.

"Kau tahu sendiri lift di jam makan siang penuh, aku sedang terburu sekarang jadi terpaksa naik tangga."

"Hati-hati kalau begitu, maaf tidak bisa membantumu!"

Yoshinori yang sudah menaiki anak tangga kesekian hanya merespon dengan cengiran lebar, beberapa detik setelahnya sosok laki-laki keturunan Jepang itu menghilang dari pandangan Junkyu.

Complicated - JikyuWhere stories live. Discover now