"Kou, Apa kau sudah siap?" Tanya Miya yang menunggu di depan kamar Kou. "Sebentar lagi. Aku sedang memakai sepatuku." Balas Kou dari dalam kamar.
Miya tidak bertanya lagi. "Baiklah."
Miya melihat para murid laki-laki di asrama. Dia merasa sedikit canggung dikarenakan dia sendiri yang anak perempuan. "Untung kau seorang Peri, Miya. Kalau kau manusia, bisa-bisa kau di kenakan denda serta hukuman karena kau berada di sini."
Di tempat lain,
"Hey ngomong-ngomong, bagaimana kalau aku kenalkan kau dengan Kou?" Tawar Aether bersama dengan seorang temannya.
"Memangnya kau tau dimana kamarnya?" Jawab temannya santai. "Ya belum tau sih. Tapi kita kan bisa bertanya kepada yang lebih tau." Temannya bola matanya. "Sebaiknya kita tunggu saja di depan asrama." Usulnya sambil tetap membaca buku.
"Maaf, Agak lama." Kou keluar dari dalam kamarnya dengan pakaian seragam sekolah lengkap serata tasnya yang sudah di pegang di tangannya.
"Woah...Bolehkah Miya kagum dengan penampilan Kou yang sekarang? Karena selama ini yang Miya tau, Kou selalu memakai pakaian militer selama berada disini."
"Terserah sih. Awali pagi kita dengan senyuman!" Seru Kou dengan senyuman terbaiknya. "Salah. Kalau kau pagi ini cuman senyum aja, Nanti jam 10 pagi kamu udah lapar." Miya sudah tau dengan pasti. Kalau dia hanya tersenyum di pagi hari, Beberapa jam kemudian pasti ia sudah merasa lapar.
Kou: "Aku hanya angin yang berhembus...Aku diam."
Miya mengajak Kou untuk berkeliling. "Jadi selama Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), Kau akan di bimbing olehku dan mungkin beberapa temanmu nanti." Miya menerangkannya kepada Kou beberapa tempat yang ada di asrama Hyakara. Sekolah mulai tepat pukul 08 pagi, Jadi masih ada waktu untuk berkeliling sebentar.
Aether melihat Kou dan Miya yang saat itu sedang berjalan santai keluar dari dalam asrama. Dengan cepat Aether memanggilnya. "Kou! Kemarilah!" Teriaknya seraya melambaikan tangannya.
Kou berlari menuju Aether dengan seorang temannya yang tadi bersamanya. "Selamat pagi untuk dunia! Selamat pagi juga untuk kalian berdua!" Sapa Kou dengan gayanya.
"Selamat pagi juga, Senior Kou."
Anak laki-laki yang sedang membaca buku itu lalu menyahut sapaan Kou sambil menutup bukunya.
"Kou, Perkenalkan. Dia pemilik Geo Element. Namanya Raka. Dia juga penjaga di perpustakaan. Jika kau berniat untuk mencari buku, maka Raka akan siap untuk membantumu."
"Raka."
"Kou."
"Jadi kau adalah salah satu penjaga di perpustakaan Hyakara High School?" Miya bertanya sambil menunjukkan ekspresi penasarannya.
"Kau siapa?" Jawab Raka dengan bingung. "Ku pikir kau tau namaku. Mmphh..." Miya menghentakkan kakinya dengan kesal sambil mengembungkan pipinya.
"Ya maklum saja. Peri itu banyak dan aku tidak terlalu tau persis siapa nama mereka satu-satu." Lanjutnya.
Kou akhirnya membantu Miya, "Namanya Miya. Aku dan Miya baru saja berkenalan kemarin malam. Maaf kalau dia sedikit tidak sopan."
Miya: "Apa maksudmu kalau aku tidak sopan?"
Kou: "Lupakan saja. Tidak perlu di pikirkan."
"Oh iya, Nanti kita akan bertukar kelompok kan? Kira-kira siapa saja yang akan sekelas dengan kita? Apa mungkin Kou sekelas dengan kita?"
"Berhentilah bertanya, Aether. Aku sendiri pun juga tidak tau. Dari pada terus penasaran, mendingan kita langsung ke sana saja."
Mereka pergi meninggalkan Kou dan Miya. "Sekarang kita mau ngapain? Masih lanjut kah untuk berkeliling?" Ujar Kou memecah keheningan.
"Apa kau mau langsung pergi ke sekolah?" Balasnya cepat. Kou terlihat berfikir menimbang-nimbang perkataan Miya. "Ku rasa tidak buruk kalau kita langsung ke sekolah dan menghadap ke ruangan kepala sekolah."
"Kalau begitu ikuti aku, Pengembara Kou." Miya terbang dengan cepat membuat Kou tertinggal di belakang. "Cepat banget terbangnya. Eh nggak deh masih cepetan aku terbang.""Kou apa yang kau tunggu lagi!" Miya berteriak dari jauh. "Semoga aku baik-baik saja selama di sana."
"Wind Area." Kou membuat kawasan sekitar menjadi berangin supaya ia dapat terbang ke atas dengan mudah.
"Angin yang berhembus, tolong bawa aku pergi. Start Dash!" Hanya sekedip mata Kou sudah pergi mendahului Miya. "Miya ayo aku sudah ada di depan nih." Miya lalu membuang nafas. "Iya, Aku bisa melihatmu kalau kau berada di depanku sekarang."
Tanpa menunggu lama lagi mereka segera terbang menjulang tinggi ke langit biru nan cerah ini. "Ugh...Melihat awan jadi teringat permen kapas." Miya pun menoleh. "Apa kau berniat untuk membelinya nanti?"
"Ya ku rasa begitu. Tunggu sebentar aku membawa uang 50 Noto (Mata uang di sana). Sepertinya cukup untuk membeli 2 buah permen kapas."
Mendadak seorang perempuan mendekati mereka dengan sapu terbangnya. "Kou-sama, Hai!"
"Hai juga Rayyacchi~"
Kou melanjutkan, "Aku kira kau sudah berangkat lebih awal."
Rayya menggeleng. "Tidak. Aku tadi pagi ada urusan, jadi nggak apa-apa lah kalau aku berangkatnya mendekati bel masuk."
"Huh benar-benar menyebalkan. Masa aku aku harus sekelas dengan Aetherang (lumayan dapat lampu)." Rayya berdengus kesal. Ia masih ingat kejadian kemarin dimana ia dan Aether bertengkar bahkan mereka nyaris di ceramahi oleh Ludwirg.
"Semoga kita bisa sekelas, Kou. Nanti aku bisa menceritakan tentang Kota ini kepadamu."
Kou yang mendengarnya hanya tersenyum dan menjawab basa-basi, "Iya. Kalaupun tidak kita bisa bertemu ketika jam istirahat berbunyi."
Tidak berapa lama mereka pun mendarat di depan gerbang sekolah. "Semoga hari pertamamu sekolah berjalan dengan baik. Aku masuk duluan ya." Rayya melambaikan tangannya sambil terus berlari ke dalam.
Kou melihat sekolah barunya yang nampak megah bak istana di negeri dongeng. 'Entah kenapa aku teringat ketika sebelum aku datang ke dunia ini.'
Kou lalu mengibaskan kepalanya. 'Tidak Kou. Tugasmu disini belum selesai. Kau harus menemukan siapa dalang di balik pembunuhan dirimu yang pertama. Lalu setelah tugasmu berakhir, barulah kau dapat kembali ke tempatmu berasal. Tetapi sebelum itu, Aku harus meyakinkan mereka berenam bahwa Saudara mereka (Taufan) benar-benar sudah tiada. Tapi itu agak sulit karena mereka di bawah kekuasaan Black Organization. Bisa-bisa aku yang nantinya akan menyerang mereka terlebih dahulu untuk menemukan sang cahaya, kebenaran.'
"Kou..."
"Kou!"
Kou tersadar dari lamunannya. "Kamu ini sedang memikirkan apa sih. Sampai nggak dengar gitu. Dari tadi aku panggilkan juga."
Kou POV.
'Ya ampun, Ingin rasanya aku meminjam sapu terbangnya Rayya lalu ku lempar sapu itu ke arah peri yang cerewetnya bikin elus dada ini. Tapi kau beruntung karena aku mengurungkan tindakanku sehingga kau tidak kena sapu legend itu melayang ke arahmu. Untung lagi, Aku tidak di tugaskan sebagai Halilintar atau Blaze :)'
Kou POV End.
"Eh maaf. Ayo kita buruan masuk saja." Kou lalu berlari masuk ke dalam Hyakara High School untuk menemui Mrs. Calioppe, Sang kepala Sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐡𝐞 𝐄𝐧𝐝 𝐨𝐟 𝐭𝐡𝐞 𝐒𝐞𝐜𝐫𝐞𝐭
Fantasy#1 Letter (Tahun 2021) Sambungan dari buku pertama 'My Greatest Secret (Seri Pertama)'. Boboiboy Story (Indonesia Langue) Buku Kedua. Dalam tahapan revisi. ----------------------------------------------------------- Kou Cyclone berhasil membuat per...