✗part 16↝︎[ Gelut ]

626 229 103
                                    

Suara peluit yang ditiup oleh Pak Hyun membuat kami berkumpul dan berbaris dilapangan basket. Salah satu pelajaran yang paling kusuka adalah penjas. Bagiku olahraga itu cukup menyenangkan.

"Minggu kemarin 'kan sudah bapak jelasin teknik dasar permainan basket. Jadi, hari ini kalian cukup latihan aja"

"Baik pak" jawab kami bersamaan.

"Bapak ada panggilan dari kantor. Kalian latihan sendiri-sendiri dulu, kalo ngga ngerti bisa minta ajarin Gou Mingrui"

Ketika pak Hyun sudah pergi. Para cowok kelas kami malah menguasai lapangan untuk bermain basket. Sedangkan aku dan Miya hanya duduk selonjoran dipinggir lapangan.

Mingrui menggiring bolanya dengan gesit. Dan melewati tiap lawannya yang ingin merebut bola itu. Ku akui dia memang hebat, bahkan tidak ada yang meragukan permainan basketnya.

Pasti lebih seru kalau Zeyu juga ikut bermain. Sayangnya kepala sekolah lebih dulu menyuruh setiap ketua kelas datang ke kantor.

"Gans juga ya Alex" ucap Miya, cewek itu senyum-senyum sendiri.

"Dahlah semua cowok lu bilang gans"

"Tapi yang satu ini beda. Gantengnya blasteran, jadi suka"

Tiba-tiba bola basket yang entah berasal darimana mendarat ke arah sini.

"Duh!" rintih Miya akibat bola itu menghantam pipinya.

"WOY SIAPA YANG LEMPAR!" teriakku pada para cowok yang kini juga memperhatikan kami berdua.

"Tuh salahin Shuyang, main basket bukannya dishooting malah ditendang" sahut Mingrui.

"Palingan emosi gegara bolanya ngga masuk-masuk" ucap Alex dengan nada meledek.

"Ya mana gua tau bakal kena tuh cewek" ucap Shuyang tanpa wajah bersalah.

"Muka gue gimana Ra? Benyok?" tanya cewek disampingku.

"Enggak si, cuman merah aja. Sakit?"

"Pedes"

. . .


Aku keluar dari ruangan toilet, pastinya sudah mengganti pakaian olahragaku dengan seragam sekolah. Sedangkan cewek bermarga Xiao, ia masih di ruang UKS bersama pelaku yang membuat pipinya sakit.

Tiba-tiba salah satu dari tiga cowok geng berandalan menyiramku dengan se-ember air. Bagian depan bajuku kini basah, aku langsung menendang kakinya.

"Kalian punya masalah apa sih?"

"Lihat, bra pink hahaha" ucap Lufei menatap dadaku. Dua temannya juga ikut tertawa.

Aku langsung berpaling dari mereka. Lupa jika baju putih yang terkena air bisa sedikit transparan.

"Laura!" Zeyu menghampiriku, lalu memakaikan jaket olahraganya untuk menutupi dadaku.

"LO TAU BAJINGAN KAN?!" teriak Zeyu mencengkeram kerah baju Lufei.

"APA? Lo cowok kutu buku berani sama gua?" sahutnya dengan dagu terangkat.

Bugh.

Zeyu menendang perutnya hingga cowok itu terdampar. Hingga akhirnya mereka berdua memancing para murid datang akibat perkelahian yang brutal.

"ZEYU BERHENTI!" teriakku yang tidak didengarkan olehnya.

Tak lama, Mingrui dan Shuyang datang untuk menengahi mereka. Begitu juga dengan dua teman Lufei yang menahan bosnya untuk berhenti.

. . .


"Sst aghh" Zeyu sedikit menjerit ketika aku mengoleskan obat luka di dekat bibirnya.

Saat aku menekan-nekan kapas pada bekas lukanya, ia memegang sebelah pergelangan tanganku.

"Selain hari ini mereka juga pernah begitu?" tanyanya, aku menggeleng.

"Lagian kenapa sih sampe berantem segala?, ngga ada gunanya tau ngga"

"Ngga terima aja cewek gua di gini in" jawabnya yang membuatku terdiam. Sejak kapan gue jadi ceweknya? Ah sudahlah 'kan gue emang cewek.

"Untung aja ngga ada yang ngelaporin ke guru, lain kali jangan berantem lagi"

"Iyaiya"

"Nih udah, mau apalagi?" suara cowok yang tampak familiar itu terdengar dari balik gorden UKS.

"Eh Zey, lu tadi denger'kan?"

"Kek suaranya Shuyang" jawabnya yang membuatku sepemikiran.

"Bentar"

Aku menyibak gorden abu-abu yang menjadi penghalang setiap brankar di UKS, menampakkan Miya yang sedang duduk di sisi ranjang pasien.

"Lah, jadi lu masih disini?" tanyaku heran.

"Mayan bolos jam pelajaran" jawabnya.

"Terus didalem plastik ini apa an?"

"Makanan, lu telat si..padahal lu bisa pesen apa aja dikantin. Shuyangnya udah keburu pergi tuh gue suruh beli minuman" ucapnya.

"Tumben dia mau jadi babu"

"Yaiyalah 'kan udah persyaratan. Kalo ngga mau jadi babu sehari ya..bola basket yang tadi gue lempar balik ke mukanya, biar tau rasa"

"Oalah, gegara yang dilapangan basket tadi" ucapku yang ia jawab dengan anggukan.

"Laura.." panggil Zeyu, akupun menghampirinya.

"Apa?"

"Balik ke kelas" ucapnya menarik tanganku.

Namun langkahnya terhenti, begitu juga denganku. Para siswi nampak bergerombol diluar ruangan ini. Siapa lagi kalau bukan penggemarnya.

Aku menghembuskan nafas kasar, "Susah juga ya sekelas sama anak famous"

"Lu diem disini dulu, biar gue yang turun tangan" ucapku sok pahlawan.

Aku membuka pintu UKS, wajah antusias mereka berubah jadi datar.

"Yeu..gue kira Zeyu my baby" ucap salah satu dari mereka.

"Babi babi pala lu, mau gue pungut biaya lagi hah? Kalo sekarang bayar 50¥"

"Dih, cewek mata duitan!"

"Heh gue bendahara, jadi kalo mau liat Zeyu bayar!"

"Kek kekurangan duit aja lo, yuk gengs cabut" ucap cewek itu lalu pergi bersama rombongannya.

-TBC-

Next part.

"Bapak tadi barusaja dapat laporan tentang kalian, yang saya tidak percaya nama ketua kelas juga ada. Coba jelasin disini"
- - -

⌨︎ ִֶָ Hi, mau tau rahasia cepet up? Vote setelah membaca kak・ᴥ・






Famous Classmate || ZeyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang