✗part 06↝︎[ Preman kelas ]

971 381 169
                                    


Krrrirririiririrng.

Aku memasuki ruangan kelas menuju tempat dudukku. Terlihat di laci Zeyu penuh dengan surat cinta hingga bersepah tak bermuatan.

"Ck tergila-gila" Aku pergi keluar dan berpapasan dengan ketua kelas.

"Mau kemana? Sebentar lagi kelas di mulai"

"Lagi ngga betah, liat aja tempat lu" Jawabku datar.

Zeyu pun masuk. Aku mengintipnya dari balik kaca jendela, ia terlihat sedang membersihkan lacinya.

"Lagi liat apa?" Tanya Pak Han yang mengagetkanku.

"Ngga ada pak" Jawabku lalu buru-buru masuk kelas.

"Zeyu, kau sedang apa?" tanya Pak Han lagi.

"Lihatlah pak, apa disekolah ini ngga ada peraturan buat yang ngasih surat cinta diskors?"

"Ck ck ck, nanti saya diskusikan dengan kepala sekolah"

"Pffft" Aku menahan tawaku, mungkin setelah ini tidak akan ada lagi yang menulis surat untuknya.

Zeyu pergi keluar kelas untuk membuang surat-surat itu. Surat yang malang. Tak lama kemudian ia duduk kembali disampingku.

"Eh pas gue pikir-pikir kasian juga yang nulis surat. Udah capek mikir kata-kata, mana--"

"Ck, fokus ke pelajaran!" ia menyentil jidatku. Akupun mencubit lengannya.

"AAAGH" jeritnya.

Pak Han yang daritadi menulis rumus penyelesaian matematika, kini beralih menatap kami berdua. Bukan hanya Pak Han, namun seisi kelas tertuju ke arah tempat duduk kami.

Apa cubitanku menyegat sampai tulang?

"Zeyu sama Laura silahkan keluar kelas jika tidak ingin belajar" ucap Pak Han.

"Maaf pak" Ucapku dan Zeyu bersamaan.

Untung saja Pak Han baik hati, jadi tidak menghukum kami seperti guru yang lain. Mungkin karna beliau juga wali kelas kami, mana tega dengan anak muridnya sendiri.

Tak terasa jam pelajaran matematika sudah habis, aku merapikan buku dan memasukkannya ke dalam tas.

"Pertemuan berikutnya kalian ulangan harian" ucap Pak Han yang membuat semangat siswa menurun drastis.

"Yahhhh" Sahut kami bernada layu. Kecuali Zeyu, wajahnya sangat santai bahkan ia bisa-bisanya tersenyum.

"Sudah sudah, kalian intinya semangat belajar. Kelas berakhir" ucap Pak Han lalu pergi meninggalkan kelas.

. . .


Sebenarnya ini sudah pergantian jam pelajaran, tapi masih banyak siswa yang diluaran. Mana mereka celengak-celenguk dijendela kelas.

"Eh eh Gou, mereka punya masalah apa sih sama kelas kita? Pengen demo?"

"Ck lo ngga sadar hm?, pas si ikan pindah kesini mereka udah kek titan berdatangan mau makan tuh ikan!" Ucapnya dengan ekspresi tak biasa.

"Buset"

Tak lama, aku kepikiran untuk mengambil keuntungan dari penggemarnya. Ku jadiin tempat ini pameran beneran aja sekalian.

"Sst Gou, bantu gue mungut biaya!"

Mingrui mengikat dasi dikepalanya, "Yok!"

"Wait, EH CHEN LI..LEMPARIN SAPU KESINI DONG!" Teriakku, lalu ia melemparnya dan berhasil ku tangkap.

Kami berjalan ke depan kelas layaknya seorang preman. Aku mengetuk-ngetukan sapu pada pintu agar pandangan mereka tertuju padaku.

"Heh lo pada! Ngapain datang kesini?"

"Liat cogan lah.." Sahut mereka bersamaan.

"Di muka bumi ini ngga ada yang namanya gratis. Jadi kalian semua masing-masing harus bayar 20¥" Ucap Mingrui.

"Kalo bayar bisa bawa pulang dianya ngga?"

"Ya ngga bisa lah bego! Lo kira dia boneka" Sahutku, lalu mereka tidak menghiraukan kami lagi.

"WOY KALO NGGA BAYAR GUE PUKULIN LU PAKE SAPU SAMPE PERGI DARISINI-!"

Setelah ku teriaki baru mereka mengantri untuk bayar. Mingrui dan aku sibuk mengurusi transaksi pembayaran. Ketika semuanya sudah beres, kami masuk kedalam kelas.

Aku menempati kursi didepan tempat duduknya Mingrui, "Nih gabung, terus totalin dapetnya berapa"

"..."

"280¥"

"Uwaw, lumayan juga ya"

"Puas kalian?" Tanya Zeyu yang membuatku mencengir kuda.

"Gimana kalo kita nongkrong di cafe deket sini?" Ajak ku.

"Yoklah mumpung ada duit dadakan" Jawab Mingrui. Cowok itu selalu mau ketika diajak membolos.

"Ekh baru nyadar Miya belom bangun daritadi" Ucapku, kemudian menapak punggung cewek itu dengan buku.

"Bangon!"

"Pa an si ganggu mimpi gue aja!"

"Pasti kelamaan begadang lu, mo ikut ke cafe ngga?" Tanyaku yang ia jawab dengan anggukan.

"Zeyu, lu juga harus ikut! Gimanapun juga ini duitnya hasil jualan wajah lu"

"Ngga bisa, abis ini masih ada pelajaran Bahasa Inggris" Jawab Zeyu yang membuatku terus mencari cara agar dia bisa ikut.

"Ehm Zeyu..kita ini kan udah temenan, jadi kita barengan aja ke sana. Dan ini juga masih jamkos"

"Nah bener, lagian katanya Bu Yuan sering ngga masuk kelas" Sahut Miya, akupun mengagguk cepat mengiyakannya.

"Okelah" jawab Zeyu.

TBC.

Next part.

"Yok lah gais kita pindah sekolah ajaaa" Sahut Mingrui, akupun langsung mencubit lengannya menyuruh diam.

-

Tap vote ya biar cepet update.
Up tergantung ujung jarimu・ᴥ・


Famous Classmate || ZeyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang