Part 8

244 72 26
                                    

Kini Raina berjalan di trotoar sendirian. Setelah keluar dari tempat terkutuk itu, dia mencari toilet umum dan membersihkan dirinya di sana. Raina kini sudah berganti memakai hoodie berwarna kuning dan celana legging. Lalu baju yang ia kenakan tadi dia buang ke tempat sampah, tak perduli dengan harganya yang mahal.

Rasanya Raina ingin menangis kembali. Ini sudah jam 23.00 dan tidak ada satupun kendaraan yang lewat. Mau pesan ojek online juga hp nya mati. Raina terus saja berjalan sambil menunduk.

Tinn....tinnn...tinn.....

Raina terlonjak kaget saat bunyi nyaring dari klakson mobil di sebelahnya berbunyi.

Kaca jendela mobil tersebut turun memperlihatkan seseorang di dalamnya.

"Lo ngapain malem-malem sendirian di tengah jalan kayak gini?" tanya cowok itu.

Raina masih saja terdiam memperhatikan wajah cowok itu tanpa bergeming sedikit pun.

"Woi!! Lo nggak kesurupan kan?"

Setelah mendengar teriakan cowok itu Raina tersadar dan mengedip-ngedipkan matanya lucu.

"Kenapa?" tanya Raina.

"Lah malah nanya balik. Gue nanya Lo malem-malem ngapain di pinggir jalan sendirian? Atau jangan-jangan Lo habis open BO ya?" tanya cowok itu dengan muka sok kaget.

"Iya. Kenapa emang?"

"Tapi kayaknya enggak lagi open BO deh. Mana ada open BO dandanan kayak gitu. Yang ada pada nggak nafsu entar" ucap cowok di depan Raina tanpa saringan.

Dengan sekali gerakan Raina menggeplak kepala cowok di depannya dengan keras.

"Aduuhhh. Anjing kenapa Lo mukul gue hah?!"

"Pikir aja sendiri, punya otak kan?"

"Iya-iya maap, gue cuma bercanda. Lagian tuh muka di tekuk mulu. Tapi kalo Lo beneran open BO gue mau deh booking semalam" ucap cowok itu cengengesan tanpa dosa.

Amarah Raina sudah ingin membeludak. Dari tadi emosinya di permainkan saat di acaranya Nathan, dan kini dia malah bertemu orang sinting. Raina ingin melampiaskan semuanya.

"Turun kamu!! Cepetan turun gak?!! Turunnnn!!!!" teriak Raina sambil menjambak rambut laki-laki itu dari luar jendela.

"Akkhh sakit lepasin dulu tangan Lo. Iya iya ini gue mau turun tapi lepasin dulu tangan Lo, leher gue kejepit anjir!!"

Akhirnya Raina melepaskan rambut cowok itu karena dari tadi dia terus saja berteriak seperti akan diperkosa saja. Raina kan jadi takut di tuduh pelecehan seksual.

"Nih gue udah turun"

"Terus?"

"Lah malah nanya, kan Lo yang nyuruh gue turun"

"Oh...gak jadi" ucap Raina cuwek dan akan melangkah pergi, tapi pergelangan tangannya di cekal cowok itu.

"Nggak jelas banget sih Lo jadi cewek!! Mana mau ninggalin gw sendirian lagi di tengah jalan kayak cabe-cabean. Emangnya gue cowok apaan?" celoteh cowok di depan Raina. Raina memperhatikan wajah cowok di depannya.

"Biasa aja dong kalo ngeliatin. Iya gue tau kalo gue ganteng" ucap cowok itu dengan pd nya.

"Kita kayaknya pernah ketemu deh. Tapi di mana ya?" ucap Raina masih dengan memperhatikan cowok tersebut dan mengingat-ingat.

Cowok itu juga sempat memperhatikan wajah Raina dan mengingat-ingat apakah dia pernah bertemu cewek di depannya.

"Mungkin Lo tau gue di acara tipi, gue kan selebgra..."

"Oh aku inget!!" seru Raina membuat cowok di depannya itu terlonjak kaget.

"Buset nih cewek kenapa gak bisa santai sih. Maklum lah mungkin dia nggak pernah lihat cowok ganteng" batin cowok tersebut.

"Kita pernah ketemu pas di kantin. Waktu itu kamu nolongin aku saat makanan aku jatuh. Inget nggak?"

Cowok itu terlihat berpikir dan menautkan alisnya mengingat-ingat.

"Oh iya gue ingat"

"Btw makasih ya" kata Raina.

"Makasih buat apaan?" tanya cowok itu tak mengerti.

"Makasih udah nolongin aku pas di kantin"

"Oh" jawabnya singkat.

"Tapi kamu kok beda ya sama yang di sekolahan. Kado di sekolahan kamu orangnya baik murah senyum ganteng lagi. Tapi kalo ini kok kayak orang sinting" kata Raina mengati cowok di depannya dari atas sampai bawah.

"Wahh kurang ajar banget lo ngatain gue sinting. Lo belum tau aja sifat gue yang luhur Budi pekerti baik tidak sombong dan suka menabung" sungut cowok itu membuat Raina terkekeh.

"Iya deh iya terserah kamu aja. Btw nama kamu siapa? Kita kan belum kenalan"

"Wahh ternyata pesona gue emang gak bisa di tolak ya" ucap cowok itu menaik-turunkan alisnya.

"Apaan sih!! Kalo gak mau yaudah aku mau pergi"

"Eitss gitu aja ngambek. Kenalin" cowok itu mengulurkan tangannya. Tak menunggu lama Raina membalas jabatan tangan cowok tersebut. " Gue Revan. Revano Mahardika" cowok itu memperkenalkan diri.

"Ohh jadi namanya kak Revan" beo Raina. "Kenalin aku Raina Viloxyka panggil aja Rai"

"Oke Rai. Terus sekarang Lo mau kemana?"

"Pulang"

"Jalan kaki?"

"Iya"

"Buset deh, mending pulang bareng gue. Entar gue anter sampai depan kamar"

"Yaudah ayok"

"Hah?!" Kini Revan malah cengo dengan jawaban Raina yang langsung mengiyakan ajakannya. Biasanya cewek kan harus drama dulu di bujuk. "Cepet banget lo ngeiyainnya. Biasanya cewek sok-sokkan nolak dulu"

"Biar cepet kak. Aku udah capek soalnya"

"Lucu" batin Revan.

***
Raina telah sampai di depan rumahnya. Saat dia keluar ada mobil lain yang masuk ke dalam pekarangan rumahnya. Dan ternyata itu Dirga dan Raisa.

Raina hanya diam melirik sekilas dua orang di depannya dan kembali menatap Revan yang sepertinya dia juga menatap Dirga dengar tajam dan dingin, lalu Raina menatap Dirga, cowok itu ternyata juga menatap Revan dingin. "Ada apa ini?" batin Raina, tapi dia tak mau ambil pusing.

"Ekhmm" dehem Raina untuk mendapatkan perhatian revan. "Kak Revan makasih ya udah anterin aku pulang. Kalo gitu aku masuk dulu"

"Eh bentar bentar" cegah Revan. "Gue minta nomor Lo dong" lalu Revan menyodorkan hp nya. Tak mau lama-lama Raina langsung saja menuliskan nomor hp nya.

"Nih kak udah. Aku masuk dulu ya. Hati-hati di jalan" ucap Raina langsung melenggang masuk kedalam tanpa menoleh kebelakang.

Sedangkan dua orang tadi masih memperhatikan Raina dan Revan.

"Emm Ga gue juga masuk dulu ya" pamit Raisa kepada Dirga.

"Iya"

"Yaudah Lo hati-hati pulangnya"

"Hmm"

Dan kini tinggal mereka berdua Dirga dan Revan.

"Lo kenal sama Raina?" tanya Dirga dingin.

"Iya. Kenapa emang" balas Revan tak kalah dingin.

Lalu Dirga hanya memperhatikan Revan sebentar setelah itu pergi melajukan mobilnya.

***
Ternyata ngetik itu capek yah
Jadi jangan lupa vote nya ya buat nyemangatin aku

See you next part

Tertanda RWhere stories live. Discover now