Part 4

339 138 75
                                    

"KAK DIRGA!!" pekik Raina kaget.

"Astaga masalah apa lagi ini" batin Raina.

"Lo punya mata nggak sih? Kalo jalan tuh hati-hati!" katanya dengan marah.

"Aduh kak mau jalan aja pakek hati, mangkanya tekanan batin mulu hidup kakak"

"Lo bilang apaan tadi?"

"Eh enggak kok kak itu t-tadi tangan a-aku panas kena es teh" jawab Raina absurd.

"Tunggu dulu kayaknya ada yang salah masak es teh panas. Ah sudalah bodo amat" batin Raina.

"Mangkanya kalo jalan tuh pakek mata!" kata Dirga marah.

"Emang bisa jalan pakek mata?" tanya Raina polos-polos kampret gimana gitu.

"Terserah lo. Eh tunggu dulu, lo kan yang nembak gue waktu itu kan?"

"Mapus aku. Kenapa nih orang ingat aja sih" batin Raina.

"Kayaknya lo demen banget ya cari gara-gara sama gue, nggak puas lo udah gue cium, atau lo pengen lagi hmm?" tanya Dirga dengan PD nya nggak tau situasi kalo mereka berdua ada di kantin dan jadi pusat perhatian.

"Emang nasip. Kayaknya masa tenar aku di dunia pergosipan bakalan diperpanjang" batin Raina.

Tanpa menjawab pertanyaan Dirga Raina langsung membereskan kekacauan tadi, menghiraukan seseorang yang masih berdiri di depannya.

"Dih sok jual mahal lo, kemarin aja lo nembak gue," kata Dirga judes.

"Anggep aja kemarin itu aku lagi salah makan kak" jawab Raina datar dengan masih membereskan makanan yang tumpah.

"Sok lo, emang kemarin lo makan apa?," tanya Dirga yang malah kepo.

"Makan apa aja yang bisa aku makan" Raina masih enggan menatap Dirga.

"Kalo ngomong tuh ngadep orangnya, nggak sopan banget lo," Dirag mulai kesal dengan tingkah Raina yang mengabaikannya.

"Gak salah kakak ngomong kayak gitu? Yang nggak sopan itu aku atau kakak? Udah nyium orang sembarangan, nabrak aku sampai makanan yang aku bawa tumpah terus nggak nolongin beresin sama sekali lagi, dan sekarang kakak bilang aku nggak sopan. Kakak nggak mikir ya. Emang otak kakak, kakak kemanain" cerocos Raina yang mulai ikutan kesal.

Seketika Dirga mencekeram kuat tangan Raina.

"Jaga ya omongan lo, lo pikir lo lagi berhadapan dengan siapa? Lo lagi berhadapan sama seorang Dirga, dan lo tau seorang Dirga bisa ngelakuin apa aja yang dia mau. Camkan itu!" ancam Dirga.

Raina hanya bisa nunduk, serem juga kalo lihat Dirga marah.

"Dan satu lagi. Nanti pulang sekolah gue tunggu lo di depan gerbang, jangan sampai kabur. Kalo lo kabur lo bakal nyesel seumur hidup," kata Dirga lagi dengan berlalu meninggalkan Raina yang jadi tontonan gratis di kantin.

Buru-buru Raina membereskan sisa makanan yang masih berserakan.

"Di saat-saat kayak gini kenapa temen-temen kampretku nggak ada yang dateng nolongin sih!" gerutu Raina dalam hati.

Saat  Raina masih fokus membereskan kekacauan tadi, tiba-tiba....

"Sini gue bantu," ucap seseorang. Sepontan Raina langsung mendongak keatas, dan ternyata disana berdirilah seonggok, sesosok, seorang, atau apalah, makhluk indah ciptaan Tuhan. Dia langsung jongkok dan bantuin Raina beresin mangkuk yang berserakan.

"Tuhan takdir apa lagi yang kau rencanakan" batin Raina dengan memandangi wajah indah di depanya.

"Hemm makasih ya kak udah bantuin aku" ucap Raina berterimakasih.

"Santai aja. Yaudah gue pergi dulu ya," katanya berlalu pergi. Yah sendirian lagi deh Raina.

"Eh tapi tadi kan belum kenalan, bodoh banget sih aku. Yaudahlah kenalan besok aja" kata Raina sambil berlalu.

"Nih" Raina menyodorkan makanan pesanan teman-temannya tadi.

"Yaampun Rai nih makanan lo apain? Sampai bentukannya jadi kayak gini," ucap Ami yang syok lihat makanannya.

"Ya maaf, tadi nggak sengaja tabrakan sama kak Dirga, jadi jatoh deh makanannya" ucap Raina tanpa rasa bersalah. Ya emang bukan Raina yang salah.

"Terus kita makan apaan Raina sayang" tanya Kara kepadaku.

"Mana aku tau" 

"Lo ada masalah apa lagi sih sama kak Dirga. Kan jadi kita yang kena imbasnya," Sarah kesal karena makanannya yang udah nggak layak makan.

"Helo...... meraka semua nggak tau betapa kesalnya aku saat tragedi tadi"

"Itu tadi nggak sengaja tabrakan" jawab Raina malas.

"Yaudah kita balik kekelas aja yuk, makan entar aja pulang sekolah" lanjut Raina mengusulkan.

"Terus kenapa nggak dari tadi ogeb, gue udah capek-capek nunggu juga," kata Ika kesal dan langsung ngacir kekelas diikuti yang lainnya.

"Tuh kan aku lagi yang salah. Padahal yang capek-capek ngantri juga aku" batin Raina, dan langsung menyusul teman-teman terlaknatnya.

* * *
Hay hay aku balik lagi nih.
Gimana sama part ini ?
Jelek ?
Bagus ?
Alay ?
Bosenin ?
Greget ?
Atu gimana ?
Komen di kolom komentar ya biar aku tahu dan bisa memperbaiki diri.

SEE YOU NEXT PART

Tertanda RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang