Yang Lebih Berharga

309 74 30
                                    

Cring~ Gemerincing lonceng tanda kehadiran pengunjung

"Selamat datang di Karma cafe."

Seorang bocah dengan perawakan fisik dan usianya yang tak begitu berbeda jauh dari Kiddy masuk ke dalam kafe

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Seorang bocah dengan perawakan fisik dan usianya yang tak begitu berbeda jauh dari Kiddy masuk ke dalam kafe. Ia berjalan ke arah bar dan duduk di hadapan Smooky. Jarak mereka hanya terpisah oleh meja bar saja. Ia menatap Smooky yang sedang menatapnya juga.

"Apa ini akhirat?" Anak itu menatap Smooky dengan wajah tenang.

"Tak banyak orang yang sadar ketika mereka mati. Kau tampaknya pintar, bocah." Bocah itu menoleh. Ia menatap Kiddy yang berucap padanya. "Bukahkah kita seusia? Kenapa kau memanggilku 'bocah'?" balas bocah itu. Kiddy menatap Smooky dan juga Smiley yang baru saja keluar dari toilet. "Bocah ini milikku," ucapnya menyeringai.

Kiddy memerintahkan anak itu untuk mendekat padanya. Mereka mengobrol dan terlihat cukup akrab. Anak itu tak panik atau pun bertingkah aneh, bahkan ketika ia tahu bahwa ia telah meninggal. Anak itu bernama Faza. Ia dan Kiddy tampak menertawakan sesuatu.

"Jadi--apa ada penyesalan yang tertinggal? Atau kau ingin membalas perbuatan seseorang?" Kiddy memberikan Faza daftar menu kosong.

Faza mengambil menu itu dan menatapnya sambil mencari sesuatu yang bisa ia baca. "Ini--kosong?"

Kiddy hanya tersenyum sambil mengambil daftar menunya. "Coba ke sini." Ia meminta Faza untuk berdiri di belakangnya. Faza pun menuruti Kiddy, ia berdiri dan berjalan ke belakang Kiddy sambil menatap daftar menu yang ia tatap barusan.

Sebuah tayangan terlihat jelas, bak sedang menonton video di sebuah tablet. "Keren, kan?" Kiddy tersenyum pada bocah itu. Faza sangat antusias dengan daftar menu yang menampilkan cuplikan kehidupannya.

Faza adalah anak yang pintar. Ia selalu mendapat rangking satu dalam segala mata pelajaran. Hingga orang tuanya harus pindah rumah karena tuntutan pekerjaan. Faza dan orang tuanya kini tinggal di ibu kota. Tentu saja Faza harus beradaptasi dengan sekolah barunya.

Sekolah SMP swasta yang menjadi sekolah baru Faza merupakan sekolah unggulan dan sekolah terbaik nomor satu di provinsi DKI Jakarta. Faza adalah anak yang mudah bergaul, ia memiliki teman sebangku bernama Dika.

Persahabatan mereka cukup baik. Dika dan Faza sering menginap di rumah mereka secara bergantian ketika akhir pekan tiba. Faza adalah anak yang pintar dalam pelajaran, sementara Dika adalah anak yang tangkas dalam olahraga. Mereka saling melengkapi.

Pada suatu hari, sekolah mengadakan ujian penjaskes berupa lari jarak jauh, yang merupakan andalan Dika dalam mengharumkan nama sekolah, dalam ajang olimpiade lari jarak jauh di jenjang SMP. Dika merupakan pelari yang hebat, ia sering berlatih sejak ia masih kecil. Dika memiliki mimpi menjadi seorang atlet lari jarak jauh yang kelak akan menghadiahkan medali emas untuk Indonesia di ajang Asian Games.

Namun, harapan itu sirna. Faza bukan hanya pandai dalam pelajaran di kelas. Kini anak itu sedang berlari di depan Dika. Dika tak mampu mengejar Faza, dan hanya mampu menatap punggungnya yang kian menjauh.

Karma CafeWhere stories live. Discover now