Panggung Kematian

284 68 23
                                    

Cring~ Gemerincing lonceng tanda kehadiran pengunjung.

"Selamat datang di Karma cafe."

Hari ini merupakan hari yang berbeda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini merupakan hari yang berbeda. Yang biasanya hanya ada tiga orang pria di dalam kafe. Hari ini benar-benar berbeda, seorang wanita duduk sambil menatap Smiley yang sedang duduk tanpa senyum khas miliknya.

"Kiddy, kau tau ke mana perginya senyum bodoh orang itu?" Smooky keluar dari base nya dan duduk di depan Kiddy yang sedang bermain game konsol.

Kiddy menatap anak baru yang terus menerus menatap Smiley. Sebenarnya itu hal yang wajar, karena Smiley memiliki wajah tampan dan juga aura yang sangat berkarisma. "Mungkin dia lelah," jawab Kiddy.

Cring~ Gemerincing lonceng tanda kehadiran pengunjung. Semua mata menoleh ke arah pintu. Seorang pemuda masuk ke dalam kafe dengan kedua tangan yang bersembunyi di balik kantong jaketnya.

Smiley yang biasa menangani pelanggan baru, kini terlihat sedang duduk dan tak menghampiri orang itu. Smooky menghela napas dan mengalah, ia meninggalkan posisi baristanya dan berjalan membawa menu kosong.

"Ada yang bi ...."

"Kopi satu," ucap pelanggan itu sambil menatap keluar jendela.

"Mau pesan kopi apa?" tanya Smooky dengan senyum yang tak pernah ia keluarkan. Senyum merupakan fasilitas tak tersirat yang selalu ada di tempat kuliner apa pun, apa lagi ketika berhadapan dengan seorang pelanggan.

"Apa aja, semua kopi sama." Senyumnya perlahan luntur, mendengar jawaban dari pemuda itu, Smooky menendang meja yang berada di hadapannya hingga terlempar ke pojok ruangan.

"Terus fungsinya barista apa? Kalo semua rasa kopi itu sama?" tutur Smooky dengan wajah marah. "Enggak usah ngopi, kalo cuma buat gaya-gayaan. Orang yang enggak ngerti esensi dari cita rasa kopi, enggak pantes berkata kalo semua rasa kopi itu sama!" Ia menarik kursi dan duduk di hadapan pemuda itu. Smooky menyodorkan daftar menu kosong pada pemuda yang tampak terkejut karena sikap Smooky barusan. "Jadi--apa penyesalan anda semasa hidup?"

"Se-semasa hidup?" Seperti pengunjung lainnya yang tak menyadari kematiannya, pemuda itu memasang wajah bingung. Ia mengambil daftar menu yang Smooky berikan.

Namun, Smooky langsung merebut kembali daftar menu miliknya sambil berdecak kesal. Ia sudah kehilangan moodnya. Sambil menggerutu tidak jelas, ia menatap riwayat pemuda yang berada di hadapannya lewat daftar menu miliknya.

Pemuda itu bernama Yogi. Ia adalah seorang musisi soloist yang mengeluti dunia indie folk. Yogi cukup terkenal di dunia hiburan, ia juga memenangkan beberapa penghargaan di ajang musik dan mendapatkan popularitas dari karya-karyanya.

Menjadi seorang yang terkenal tak seenak yang Yogi bayangkan. Banyak teror dari orang-orang misterius. Sejatinya, selalu ada orang yang tak menyukai karya kita, sebagus apa pun itu. Di antara jutaan penggemar, selalu ada haters yang bersembunyi.

Karma CafeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang