01. You

74 24 30
                                    

votenya dibutuhkan sekali Gaiseu

----

"Pada akhirnya, takdir akan mempertemukan dan akan memisahkan."

Selamat membaca~

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Selamat membaca~

"J-Je No, pergilah... Jang-jangan kau sia-siakan nyawamu yang entah ada berapa...ituhh..." Terdengar kekehan kecil diakhir kalimat gadis dalam dekapannya itu.

Kedua makhluk Tuhan itu bahkan sudah sedari tadi menitikkan air mata. Sang gadis yang sedari tadi merintih kesakitan akibat luka tusukan tepat pada perut bagian kanan.

Kedua tangan besar milik Je No menggenggam erat tangan kiri sang gadis yang sudah memucat dan bersuhu sedingin bongkahan es itu. Sedangkan, tangan kanan sang gadis dengan lemah mengusap rahan dan jejak air mata yang menghiasi wajah simetris Je No.

"Jangan menangis, Je No-ya... lelaki-ku bukan seorang yang cengeng." Tukasnya, membalas genggaman erat dari Je No.

"Jangan pergi, aku mohon jangan pergi Ji Na. Aku sangat mohon..."

Pelukan yang diberikan Je No semakin mengerat. Semakin lemah juga kekuatan yang tersisa pada gadis bernama Ji Na itu. Lelaki itu terus merapalkan kalimat-kalimat yang menyuruhnya untuk bertahan dan tidak pergi meninggalkannya.

"Cepat, cepat pergi Je No... Jangan sampai, jangan sampai penjaga istana dan penduduk desa menemukanmu."

Jika saja tangan kanan Je No tidak terkena sayatan dari anak panah yang beruntungnya meleset dan menggores cukup panjang lengan atasnya, mungkin ia sudah lari sambil menggendong Ji Na. Menjauh dari amukan penduduk desa yang menilainya sebuah aib dan mala petaka bagi desanya. Namun, Dewa berkata lain.

Nafas Ji Na terdengar mulai putus-putus dan lirih, sepasang mata indahnya bahkan berusaha untuk bertahan untuk menatap pangeran-nya itu.

"Ji Na, jangan pergi... aku mencintaimu, aku sungguh mencintaimu. Jangan pergi!" Tanpa disangka, lelaki berambut panjang dengan gradasi pirang yang indah itu malah mengungkapkan isi hatinya.

Dimana ia tidak ingin kehilangan dan sangat mencintai sang terkasih.

"Kita akan bersama dengan nyawa hebat mu itu, jangan khawatirkan aku, Lee Je No."

Setelah mengucapkan kalimat itu, Ji Na sempat tersenyum tipis dan pada akhirnya... ia menutup matanya dan menghembuskan napas terakhirnya.

"HAN JI NA!!!"

NEVER ENDING | Lee Jeno [HIATUS]Where stories live. Discover now