07. Who are they?

27 17 4
                                    

Gimana part tetangga? Begitu menggantung?
Tentu saja.

Jangan lupa buat vote firstly! Spam komen juga boleh ><

————

"Ingatkan bahwa garis ataupun benang takdir adalah segalanya walaupun kalian mencoba seberapa keras untuk melangkahinya, iya bukan?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ingatkan bahwa garis ataupun benang takdir adalah segalanya walaupun kalian mencoba seberapa keras untuk melangkahinya, iya bukan?"

Happy reading

Hyunjin dan juga sang adik kembarannya, Yeji, tengah menghadap Seunghyun yang menatap sepasang kembaran itu dengan remeh. Kedua kakak-beradik itu menundukkan kepalanya sedari tadi, tak berani menatap Sang Ketua Pemburu yang terduduk manis dengan sebatang cigarette yang telah menyeruakkan asap yang begitu pekat.

"Licik juga cara bermain kalian, mencari tahu informasi rubah putih itu dan akhirnya sia-sia karena kehilangan. Apa aku benar?" Seunghyun berujar ketus.

Dari keduanya, tidak ada yang berani menjawab. Baik Hyunjin maupun Yeji memilih bungkam dan terus menunduk, apa pun yang mereka lakukan sekarang hanya akan serba salah walau ia mengungkapkan fakta sekalipun.

Orang yang berkuasa akan selamanya bebas dengan pangkat yang mereka punya.

Sama seperti Seunghyun.

"Aku sudah lelah mengatur anak berandal yang tidak mau mendengarkan ku, mereka hanya akan menjadi sampah, sesuatu yang sangat tidak berguna. Jadi...apa yang harus ku lakukan pada dua tikus kecil ini?"

Setelah mendengar ucapan lantang Seunghyun, saudara kembar itu merasakan tubuh mereka menegang. Para pemburu lainnya bahkan sudah riuh dan sibuk berbisik-bisik untuk berasumsi hukuman apa yang cocok bagi seorang pengkhianat.

"Hyunjin..." Lirih Yeji sambil menggenggam erat tangan sang kakak kembarnya itu, rasanya ia takut untuk menjemput ajalnya, terlebih lagi caranya adalah dengan mati ditangan seseorang.

Sedangkan Hyunjin, pria itu hanya menggeram dalam diamnya. Ia hanya membalas genggaman Yeji yang bergetar hebat saking takutnya gadis itu, yang ia lakukan juga tak lain hanya diam dan menunggu keputusan Seunghyun dengan pasrah.

Mungkin ini adalah jalan ter—

"Karena kalian terlalu membuang waktu, aku langsung saja pada poinnya." Pria itu berujar sambil menekan batang cigarette yang sudah hampir habis ia hisap.

"Pilih kembali atau mati?"

***


Mobil yang di kendarai oleh Jeno sampai di kediaman Jaena pada pagi harinya. Semalam Jaena tidak jadi pulang akibat terlalu syok melakukan perjalanan waktu yang masih belum bisa ia telan bahwa apa yang dilakukannya dengan pria berambut blonde itu adalah benar-benar terjadi. Sehingga, imbasnya masih sampai sekarang.

NEVER ENDING | Lee Jeno [HIATUS]Where stories live. Discover now