09. He's prayers

19 9 19
                                    

STILL GIVE THE VOTE !

--------

Entah bagaimana semesta bermain, aku dan kamu memang sebuah takdir yang tidak bisa dipisahkan kecuali Sang Pencipta yang berkehendak sendiri.❞

Happy Reading <3


Ini sudah berjalan kurang lebih sebulan lamanya. Misteri kematian yang menimpa beberapa orang tertentu dan juga kasus orang hilang belum juga teratasi. Setidaknya, presentase belum menunjukkan angka kenaikan, masih pada garis datar.

Seunghyun, Sang Ketua Pemburu itu menyesap Vodka-nya disusul dengan sebatang cigarette yang menyala, pria itu tengah memandang halaman belakang tempat para anak buah dan beberapa anak didik barunya dilatih dari balkon kamarnya.

Tubuhnya hanya dibalut bathrobe berwarna navy blue yang membuatnya begitu elegan. Suasana kastil yang tersembunyi dari dunia para manusia terasa sangat nyaman ketika pagi menyambut, walau cahaya matahari tak sedikitpun mengintip disana.

Melirik sekilas ranjang dibelakangnya yang menampilkan wanitanya tengah bergelung dibawah selimut dengan tubuh polosnya. Ya, tanpa sehelai benang pun karena keduanya telah melakukan kegiatan malam yang panjang.

"Seungwoo! Siapkan tiket menuju Italia, aku akan melakukan kunjungan dengan beberapa orang Vatikan disana." Teriak pria itu dan diangguki sang ajudan yang tengah berada diantara anggota yang berlatih.

"Baik, Tuan."

Pria itu mematikan rokoknya dan berjalan mendekati ranjang. Gadisnya itu benar-benar terlihat lelah.

"Hey, sweetheart. Wake up, I'll go with Seungwoo after this." Kemudian, Seunghyun mengecup bibir kecil ga- ah, wanita itu dengan cepat.

"Nggh... Aku lelah, biarkan aku istirahat." Racau wanita itu, malah merapatkan selimutnya.

Seunghyun terkekeh kecil, tawa khas yang jarang sekali terdengar dari seorang yang terbilang sangat keras sepertinya. Hampir tidak pernah malahan.

"Baiklah, katakan pada Hyunjin untuk tidak membuat keributan selama aku pergi seminggu ini. Entah karena anggota ku yang akan mencari anggota lain atau sekedar mencari mangsa untuk pasokan makanan kita." Bisik pria itu dan sukses membuat wanita itu membuka paksa kedua manik indahnya.

"Ketika mendengar nama Hyunjin, kau pasti dengan cepat menanggapinya, Hwang Yeji." Ledek Seunghyun.

Duk!

"Dia kembaranku, Bodoh!" Umpat Yeji, wanita itu langsung duduk. Tidak lupa untuk tetap menutup tubuhnya dengan selimut.

"Kau baru saja mengumpat pada Ketua Pemimpin, Nona Hwang. Perlu hukuman, hm?"

Ucapan Seunghyun membuat wanita itu menunduk, merutukil kebodohannya yang begitu ceroboh. Selalu menyadarinya setelah selesai melakukannya.

"M-maaf...," cicitnya, nyalinya menciut setelah mendengar kata 'hukuman' yang terlontar dari mulut pria dihadapannya itu.

Seunghyun kembali mendaratkan bibirnya dengan cepat, "Aku bercanda, sweetheart. Aku akan bersiap dan jangan lupa sampaikan pesanku pada kakakmu itu, aku tak segan menghancurkannya jika ia melanggar peraturan yang ku buat."
Yeji hanya mengangguk paham.

Pria itu pergi meinggalkan wanita itu yang masih terdiam sambil menyenderkan punggungnya di headboard ranjang besar itu.

"Gila, badanku benar-benar remuk karena permainan sialan Seunghyun. Oh gosh, fuckin' jerk!" Keluhnya.

NEVER ENDING | Lee Jeno [HIATUS]Where stories live. Discover now