Prolog

2.3K 147 10
                                    

Hari ini, Athanasia si pendosa akan dihukum gantung karena telah meracuni Princess Zenit kesayangan seluruh Obelia.

Detik-detik dirinya akan di gantung membuat Athanasia berpikir bahwa yang ia lakukan sia-sia.

Selama ini ia berusaha menjadi cerdas agar Papany- tidak, agar Kaisar kejam itu mencintainya.

Selama ini ia berusaha menjadi gadis anggun agar Kaisar kejam itu mencintainya.

Selama ini ia diam saja saat orang memghina dirinya.

Selama ini ia memperlakukan Zenit, kakaknya, dengan baik dan penuh kasih sayang.

Tapi....

Semuanya sia-sia.

Kaisar tirani itu tidak akan mencintainya.

Dan kasih sayangnya pada Zenit malah membuatnya berakhir ke tiang gantung.

Athanasia menyerah. Ia tidak membutuhkan cinta dari orang yang tidak mencintainya.

Cinta yang ia dapat selama ini hanya dari Lilian yang entah bagaimana kabarnya.

Lalu, 'teman' yang selama ini membantunya. Lucas.

Padahal Athanasia berjanji akan menyambut Lucas ketika pria itu kembali dari perjalanannya mengambil buah pohon dunia. Tapi sepertinya dia tidak bisa.

'Lucas.... Maafkan aku dan terima kasih.'

Tak terasa setetes air mata jatuh. Tali tambang itu telah melingkari lehernya.

Sekarang hanya tinggal menunggu aba-aba dari sang Kaisar yang sedang duduk di singgsananya.

Mata permata Athanasia bertemu dengan mata permatw miliki Kaisar yang menatapnya dingin. Tidaka ada kehangatan seperti yang biasanya dia tunjukkan untuk Zenit.

Hah.... Apa yang Athanasia harapkan? Dasar bodoh! Berhentilah berharap, batin Athanasia miris.

Dengan aba-aba yang di berikan langsung dari kaisar, lantai yang injak terbuka membuatnya tergantung.

Sesak....

Sakit....

Hikss... Siapa saja tolong....

"Wah! Rasakan itu! Dasar pendosa!"

"Itu balasan karena telah meracuni putri kesayangan kami."

"Hahahah.... Pendosa sepertinya pantas mati."

Pandangan Athanasia mulai menggelap. Suara-suara ribut itu mulai terdengar samar.

Hah.... Mama... Kita akan segera bertemu...
.
.
.
.
.
.
.
.

Tiba-tiba sosok pemuda berambut hitam dengan iris merah layaknya batu ruby muncul. Kedua tangan pemuda itu melingkari pinggangnya.

"Hei, Princess. Aku tidak menyangka sambutan ini yang kau maksud." Ucap Lucas yang sedang menahan amarah.

Athanasia tidak mampu berkata apapun. Napasnya yang sesak mulai teratur. Air matanya menetes begitu melihat Lucas di hadapannya.

"Hikss... Lucas Hiksss... " Hanya itu yang mampu Athanasia ucapkan.

Lucas menggertakan giginya. Kalau tau ada kejadian seperti ini ia pasti tidak akan pergi.

Mata ruby itu beralih ke arah podium dimana kaisar dengan rambutnya emasnya menatap terkejut ke arahnya.

"Kaisar pincang sialan!" Geram Lucas. Mata ruby kini membara ia seolah siap membunuh sang kaisar itu.

"Siapa kau?! Berani sekali menggagalkan eksekusi jalang itu!!!" Ucap Claude lantang tapi tidak membuat Lucas takut.

"Hikss... Lucas ..... pergi... Hiksss.... " Athanasia menenggelamkan wajahnya di leher Lucas. Tenaganya sudah hilang dan ia hanya bisa bertumpu pada Lucas.

Lucas menatap Athanasia dengan lembut, "Maaf karena meninggalakan mu, Princess...."

Athanasia menggeleng, lalu berucap dengan pelan, "bawa aku hikss... Pergi dari neraka ini hiksss..."

"Tentu. Dengan senang hati." jawab Lucas dengan senyum indah supaya gadis di pelukannya ini bisa tenang.

Claude yang melihat itu tidak bisa menahan amarah. Entah kenapa ada rasa sakit begitu melihat gadis berambut pirang itu berada di pelukan pria misterius yang baru ia temui.

"APA YANG KALIAN LAKUKAN???!!!! CEPAT TANGKAP JALANG!!! JANGAN BIARKAN DIA LOLOS!!!!" Jerit Claude sangat nyaring.

Orang-orang yang berjaga di sekitar panggung mulai mengarahkan pedang mereka ke arah Lucas.

"Cepat turunkan pendosa itu! Jika tidak-"

"Hah.... Apa kalian yang menyebabkan keadaan kekasih ku ini? Jika iya.... Maka aku harus memotong tangan kalian itu." Ucap Lucas yang membuat orang-orang itu gemetar. Aura yang dikeluarkan Lucas sangat mencekam membuat semuanya bergemetar.

Beberapa rakyat yang menonton mulai membubarkan diri mereka. Tapi ada juga yang bertahan untuk melihat apa yang akan terjadi selanjutnya.

Dan yang terjadi selanjutnya, tangan orang-orang yang telah menyeret Athanasia terlepas membuat cucuran darah kemana-mana. Teriakan-teriakan kesakitan itu terdengar sangat nyaring.

Para orang tua segera menutup mata anak mereka. Claude yang melihat itu terpaku. Sekali lihat saja, dia tau pria bersurai hitam itu memiliki mana yang sangat besar melebihi dirinya sendiri. Siapa dia?

"Ini balasan karena telah menyeret kekasihku." Ucap Lucas dengan senyum menyeremkan. Tanpa merapalkan mantra, dirinya bisa melakukan apapun. Itulah kehebatannya sebagai penyihir menara hitam.

Walau tidak melihat, Athanasia gemetar begitu mendengar jeritan kesakitan itu. Napasnya entah kenapa menjadi sesak. Ia mencengkram kaos hitam Lucas.

"Kau takut? Maaf. Aku hanya memberi hukuman bagi mereka yang menyakitimu. Sekarang tidurlah.... Begitu bangun, kau akan jauh dari neraka ini." Ucap Lucas bagai pengantar tidur bagi Athanasia. Sebuah cahaya putih menyinari tubuh mereka.

Perlahan, Tubuh Lucas dan Athanasia mulai menghilang. Claude dengan tergesa-gesa membuat serangan untuk menghentikan Lucas tapi percuma karena Lucas telah pergi dengan Athanasia di pelukannya.

Mata Claude menatap kosong ke arah panggung itu. Tempat yang seharusnya menjadi tempat eksekusi jalang penyebab sakit kepalanya malah menghilang dengan sosok pemuda berambut hitam.

Ksatria berambut merah datang dengan napas terengah-engah.

"Yang Mulia! Princess Athanasia menghilang." Ucap pria itu.

"Cari.... "

"Yang Mulia.... "

"CARI JALANG SIALAN ITU SAMPAI KETEMU!!!! KERAHKAN SEMUA KSATRIA DAN PENYIHIR UNTUK MELACAK MEREKA!" Perintah Claude dan pria berambut merah itu hanya mengangguk.

(WMMAP FANFIC) My Lovely Princess (TAMAT)Where stories live. Discover now