End (2)

411 32 9
                                    

DHHUAARR!!!

Ledakan besar itu mengagetkan semua orang. Orang-orang berhamburan untuk menyelamatkan diri mereka. Para penyihir dengan sigap memasang perisai pelindung lalu para ksatria segera mengevakuasi para warga.

"..... Dasar bodoh." Ucap Claude yang malah anteng di kereta kudanya. Hanya diam menonton.

Dan membiarkan Felix dan ksatria yang lain menangkap semua pelaku. Tak butuh waktu lama semua para pelaku bom itu tertangkap. Totalnya ada 40 orang sebagai tersangka.

Claude yang melihat curut-curut nampak senang sepeti baru melihat mainan baru. "Bawa mereka kepenjara." Ucapnya dengan senyum miring. Semua tersangka itu bagaikan menelan batu. Menunggu nasib buruk mereka.

Di lain sisi,

Lucas dan Athanasia tengah berada di atas bangunan rumah tiga lantai. Menatap semua kekaucauan itu dari atas.

"hmm.... bodoh sekali." Ucap Lucas yang mengamati di bawah sana dengan tenang. Berbeda dengan Athanasia yang malah merasa khawatir.

"Apa orang-orang di sana baik-baik saja?" Tanyanya khawatir.

"Tentu saja." Jawab Lucas. "Kaisar pincang ternyata bisa juga mengatasi kekacauan seperti ini." Lanjutnya lagi. karena bagaimana pun juga, tindakan para penyihir yang dengan sigap memasang perisai pelindung juga para ksatria yang langsung melindung rakyat itu seolah sudah di antisipasi.

"Lucas, ayo kita ke istana." Ucap Athanasia yang mengagetkan Lucas.

"Untuk apa?" Tanya Lucas bingung.

"Entah kenapa aku memiliki firasat buruk." Ucap Athanasia yang nampak panik.

"......" Jujur saja Lucas tidak mau ke istana namun, mata permata itu seolah membuatnya tak bisa menolak. "Baiklah. " Ucap Lucas akhirnya menyerah.

Dilain sisi, seorang wanita berambut cokelat tengah mengamuk.

"RENCANANYA GAGAL, TAPI KALIAN KALIAN MALAH SANTAI SAJA??!!!" Teriak Rosalia panik dan marah yang bercampur.

Dua orang pria itu malah menatapnya dengan tatapan yang mengatatakan , 'wanita gila datang.'

"Rencananya tidak gagal kok." Ucap Anastasius lalu memimun wine merahnya dengan sekali teguk.

"Apa maksudmu??!!" Tanya Rosalia tidak mengerti.

"Pergilah ke istana dan kau akan tahu." Lanjut Anastasius. "Ah, bawa ini juga." Ujarnya sambil menyerahkan sebuah permata berwarna hitam.

Rosalia pun menurut dan pergi ke istana meskipun firasatnya mengataan akan ada hal berbahaya.

Sepeninggalan Rosalia, Roger akhirnya membuka suara, "Semuanya sesuai rencana." Ucapnya.

"Iya." Jawab Anastasius. "Ah... sebentar lagi mahkota itu akan jadi milikku." Ucap Anastasius sambil membayangkan mahkota yang pernah ia miliki akan ia miliki sekarang.

"Apa orang itu bisa di percaya?" Tanya Roger.

"Hm? Ah, Maksudmu Carax?" Anastasius balik bertanya, "Tentu saja. orang itu lah yang akan membuat istana jadi lautan darah." Lanjut Anastasius. Dirinya dengan miring dapat merasakan sihir hitam yang semakin kuat dari arah istana.

'Hm... sepertinya dia sudah memulai ritual. Carax, bunuhlah semua orang sesukamu tapi jangan adik pincang tersayang ku. Akulah yang harus membunuhnya.' Batin Anastasius yang bertelepati dengan Carax yang kini sudah berada di istana.

Pria dengan rambut hitam gondrong itu tersenyum menyeramkan. Di lantai yang ia pijak sudah ada lingkaran sihir berwarna merah menyala disertai banyaknya orang yang tergeletak di lantai.

(WMMAP FANFIC) My Lovely Princess (TAMAT)Where stories live. Discover now