Ring

544 46 14
                                    

Lucas speechless kawan-kawan.

Kenapa gadis dipelukannya ini sangat tidak peka?

Dia bukan pria bajingan yang baik ke semua gadis yang ada. Apa semua kode kerasnya tidak mempan?

Atau otaknya gadis berambut pirang ini terlalu tumpul untuk percintaan?

Oke... oke... ayo tenang dulu.

"Aku....gak mau jadi buat Lucas. Aku juga sudah sadar suatu hari nanti, kau akan bersama perempuan yang kau sukai. Aku tidak mau menganggu hubungan kalian nanti." Ucap Athanasia tiba-tiba yang membuat Lucas semakin bingung. "Makanya, jangan terlalu baik pada ku." Lanjut Athanasia semakin membuat Lucas bingung. Oke, kalau semua kode kerasnya tidak berguna. Kalau begitu terus terang saja.

Mata permata Athanasia membola sempurna ketika kedua tangan Luka berada di pipinya. Wajah Lucas cukup dekat dengan dirinya. Mata ruby itu seolah membius Athanasia. Membuat gadis itu tidak mampu berpaling.

"Athy..." panggil Lucas dengan suara rendah namun jelas. Mendengar itu, jantung Athanasia berdegub sangat cepat dari biasanya.

Lalu, kalimat selanjutnya, membuat Athanasia seakan lupa bernapas.

"Aku mencintai mu, Athanasia."

~*~

Brak!

Bruk!

Craang!

Lagi dan lagi, istana garnet, istana kediaman Claude terdengar keributan yang hebat. Tidak ada seoran gpun yang berani mendekat. Semua pelayan dan pengawal memilih berjaga di kawasan luar saja. Hanya Felix seorang yang tetap berdiri di depan pintu kamar Claude.

Pria berambut merah itu diam saja walaupun di kamar terdengar sangat gaduh. Suara pecahan kaca dan tembok yang di pukul saling bersahutan. Padahal ini pukul tiga pagi. Waktu yang bagus untuk semua orang tidur. Tapi berkat si kaisar tiran ini, tidak ada yang bisa tidur sama sekali.

Mendengar suara gaduh di dalam mereda, Felix memberanikan dirinya masuk. Kacau. Itu kata pertama yang muncul.

Semua perabotan hancur, dinding menjadi retak dan ada noda darah tertinggal, lantai penuh dengan pecahan dari botol kaca minman keras, meja yang terbuat dari kayu terbaik terbelah menjadi dua.

Sungguh kacau.

Dan pelakunya duduk di sofa panjang nampak lelah. Mata permata itu semakin kosong. Dan Felix memang bisa merasakan kesakitan Claude, tapi tidak ada yang bisa ia lakukan. Felix pun kaget mengetahui Pria berambut hitam, kekasih Putri Athanasia ternyata, Penyihir Menara Hitam.

Evan yang mengetahui itu pun sama terkejutnya. Sesuatu yang mereka anggap legenda ternyata masih nyata dan kini tengah melindungi Putri Athanasia.

Pria berambut merah itu tahu tidak ada kalimat yang bisa membuat sang kaisar yang seperti mayat hidup senang. Jadi yang bisa ia lakukan hanya merapikan kamar seperti kapal pecah ini.

~*~

Lilian merasa ada yang ganjal. Entah kenapa, Tuan Putrinya,terlihat murung akhir-akhir ini. Apa karena Tuan Lucas sedang pergi? Batin Lilian.

Itu benar. Athanasia duduk menyandar di jendela yang menampilkan lingkungan di luar yang bersalju. Pandangan si gadis terlihat kosong. Itu karena Athanasia terus teringat ke malam itu.

Malam di mana Lucas menyatakan perasaannya serta malam terakhir mereka bertemu. Athanasia sama sekali tidak menduga kalau pria berambut hitam menyimpan rasa padanya. Kalau saja Lucas memberikan kode ia pasti akan langsung paham.

Tapi ini malah enggak! Dan seenaknya langsung menyatakan cinta! Jantung Athanasia kan belum siap.

"Ugh," Keluh Athanasia yang kepalanya jadi semakin pusing. Ia pun tidak bisa mengendalikan rona merah di pipinya. Mengingat wajah Lucas saja langsung membuatnya susah bernapas.

Setelah menyatakan cintanya, Lucas hanya mengantarnya kembali ke kamar lalu berucap, "Aku pergi sebentar. Jangan merindukan ku." Dengan senyum mengejek seperti biasanya.

Dan sudah 3 hari Penyihir tengik itu hilang entah kemana. Dan sialnya Athanasia malah merindukannya.

"Hah..." Athanasia hanya menghela napas lelah. Ada bagusnya juga jika Lucas pergi sementara. Ia bisa memastikan hatinya. Sebenarnya... selama ini gadis berambut pirang itu tidak peduli cinta lawan jenis. Ia terlalu fokus mengejar cinta Claude.

Lucas itu... awalnya hanya sebagai teman. Athanasia sangat merasa nyaman dengan kehadiran Lucas. Ia bisa bebas berekspresi tanpa perlu khawatir akan statusnya sebagai Putri. Lucas memang sering mengejeknya tapi ia tahu kalau itu Cuma candaan. Tidak bermaksud menghina seperti yang bangsawan lain lakukan. Pria berambut hitam itu juga baik. Selalu memberikannya buku baru serta makanan-makanan enak yang baru pertama kali ia rasakan.

Setiap disisi Lucas, Athanasia merasa aman juga nyaman. Dia seolah menjadi dirinya sendiri. Juga, setiap di dekat Lucas jantung Athanasia berdetak tidak stabil apalagi kalau mereka berpegangan tangan.

Karena sudah memikirkan itu semua, Athanasia menyadari sesuatu.

"Astaga, aku mencintai Lucas." Ucapnya dengan kedua belah pipi yang memerah sempurnya. "Ugh, bagaimana ini?" Gumam Athanasia pelan.

Deg...

Deg...

Deg...

Mengingat tentang Lucas membuatnya kesulitan bernapas. Jantungnya senantiasa berdetak cepat ketika otaknya memikirkan Lucas.

"Aku harus bagaimana?" Ucap Athanasia lagi. dirinya yang baru merasakan jatuh cinta itu tidak tahu harus berbuat apa. Mungkin para pembaca bisa memberinya saran.

~*~

Kalau ada yang ingin tahu di mana Lucas berada, ia sedang mengancam—ehem, maksudnya meminta dengan 'agak' paksa dibuat cincin oleh pembuat perhiasan itu. Ia berada di obelia. Lebih tepanya, di sebuah toko perhiasan yang sangat terkenal. Karena di toko ini, mereka sendiri yang mendesain sendiri bentuk perhiasan.

Toko ini sangat terkenal di kalangan bangsawan. Makanya Lucas ke sini. Ingin di buatkan cincin indah untuk gadisnya.

"Tu-Tuan, tolong sabar." Ucap pemilik toko itu agak takut. Pria tua yang buncit itu terlihat kelelahan. Pria muda di depannya ini sungguh tidak sopan. 'Dia ini anak bangsawan mana? Entah kenapa wajahnya familiar.' Batin pemilik toko ini.

Beberapa hari yang lalu, Pria berambut hitam ini tiba-tiba muncul dan memberikannya sebuah permata ruby yang langka.

"Aku mau melamar kekasih ku. Buatkan cincin yang indah. Ini bayarannya. Cukup, kan." Ucap Lucas saat itu. Menyerahkan dua kantong koin emas. Serta sekotak batu ruby.

Melihat uang sebanyak itu siapa yang bisa menolak.

Seharunya pembuatan cincin itu butuh waktu paling lama tiga minggu tapi berkat uang serta ancaman Lucas, cincin tersebut hari jadi dalam empat hari.

"Apa sudah jadi?" Tanya Lucas. Pemilik toko yang terlihat kelelahan itu menyerahkan kotak kecil padanya. Begitu, Lucas buka, ada sebuah cincin emas dengan permata ruby. Tentunya dengan desain cincin yang indah. Dan di dalam cincin itu juga sudah ada nama LucasxAthanasia.

'Apa ini tidak berlebihan?' Batin Lucas. Desain cincin ini sudah bagu, tapi apa perlu ada namanya?

Si pemilik toko yang bisa menebak isi pikiran berbicara, "Jaman sekarang, sedang ramai menulis nama pasangan di cincin. Bangsawan sekelas Duke bahkan melakukannya."

"...." Lucas kembali memandang cincin itu. "Terima kasih." Ucap Lucas sebelum pergi dan meninggalkan dua kantong emas lagi.

"Tuan, bayaran nya kan sud-"

"Itu hadiah. Karena cincin jauh lebih indah dari ekspetasi ku."

(WMMAP FANFIC) My Lovely Princess (TAMAT)Where stories live. Discover now