7. Kok, gitu?

2.9K 257 10
                                    

Update!

🏠🏠🏠🏠🏠

Aku mendecih jijik saat melihat pasangan suami istri yang sudah sah itu. Bermesraan di depan umum, seakan-akan di dunia ini cuma mereka berdua. Alay banget.

Semoga aja aku nggak kayak gitu.

"Woi! Ngapain lo liatin gue sama sayang gue kayak gitu? Iri, lo?"

Enak aja!

"Sorry, ya. Gue nggak level iri-irian."

"Alah, bilang aja lo iri!"

He!

Aku menatap kesal Bang Jimmy yang kembali memeluk istrinya dengan manja. Mentang-mentang udah sah.

Perasaan kemaren-kemaren dia masih ngerengek tuh sama aku buat bujukin Papa supaya dia batal nikah. Sekarang malah nempel banget sama Istrinya.

Aku melipat tanganku di dada sambil menatap mereka dengan sinis. Bang Jimmy yang ku tatap seperti itu malah makin mengeratkan pelukannya dengan Kak Liana, Istrinya. Ia menjulurkan lidahnya sambil menggumamkan kata 'jomblo'

Ck!

Aku berbalik sambil menghentakkan kakiku, menghampiri Mama dan Papa yang sedang asik berbincang dengan Mas Reyhan.

Iya, Mas Reyhan! Kalian nggak salah baca kok. Kenapa Mas Reyhan bisa ada di sini? Ya karena Bang Jimmy yang sok ramah itu mengundangnya. Mereka ketemu waktu insiden 'buku nikah' kemaren. Pas banget Bang Jimmy lagi nyariin aku yang nggak muncul-muncul di kamar hotel yang dia pesan.

Ya udah deh, akhirnya Bang Jimmy sekalian aja ngundang Mas Reyhan ke acara nikahannya. Katanya sih supaya tambah banyak yang nyumbang. Dasar!

Kalian besok kalau nikah jangan kayak gitu, ya.

Aku memeluk lengan Mama dengan manja. Rasanya udah lama banget nggak ketemu Mama.

"Malu, ih kak manja-manjaan begitu."

Aku cemberut, "Ngapain malu, orang masih pake baju kok."

Mama berdecak kesal sambil mencubit lenganku gemas.

"Makanya cari pacar, jadi nggak gelendotan terus sama Mama."

CK! Pengantin baru resek!

Aku hanya menggumam dengan malas. Ngapain coba mereka nyamperin ke sini? Seharusnya mereka tuh di sana nyalamin tamu yang datang, bukannya di sini.

"Udah, jangan di gangguin terus adeknya!"

Aku tersenyum menatap Papa yang membelaku. Oh, My Super Hero.

"Ngomong-ngomong si Reza mana, ya? Kok nggak ada kelihatan?"

Reza. Anak paling bontot, alias adikku.

"Nggak tau tuh, Ma. Lagi pacaran kali."

Mama memukul lengan Bang Jimmy pelan mendengar jawabannya. Ngawur wae.

"Ih, kok malah di pukul sih Ma. Orang bener kok. Tuh lihat, dia lagi godain anak Pak RT tuh."

Kami semua mengikuti arah tunjuk Bang Jimmy, dan benar saja, Reza sedang asik menggombali seorang gadis cantik yang tampak tersenyum malu-malu melihatnya.

Waah, si Reza. Ngelangkahin aku dia.

"Cieee, kalah nih ye sama adik sendiri,"

Cih!

Aku menginjak kaki Bang Jimmy yang dari tadi selalu menggangguku dengan kencang. Biar tau rasa dia. Bengkak-bengkak deh, tuh kaki.

"Sayaaang, atiit."

Eeeeeeuuu!

Bang Jimmy memanyunkan bibirnya sambil menyenderkan kepalanya ke bahu kak Liana manja. Asli, geli banget lihatnya.

Aku memutar bola mataku malas melihat kealay-an suami-istri itu. Ingin rasanya aku pergi dari sini. Apalagi setelah aku mendapatkan pelototan dari Kak Liana karena sudah berani menginjak kaki suami kesayangannya itu.

"Mereka romantis, ya!"

Aku terlonjak kaget mendengar bisikan lembut tepat di telingaku itu. Bulu-bulu romaku terasa berdiri dan merinding di buatnya.

Udah kayak berasa di samperin hantu aja.

Aku mengangguk kaku sambil menggeser sedikit badanku agar tidak terlalu dekat dengan Mas Reyhan.

Bisa gawat kalau terlalu deket sama Mas Reyhan. Nanti khilaf lagi.

"Kapan balik ke Jakarta?"

"Nggak tau, Mas. Mungkin dua atau tiga hari lagi."

Mas Reyhan mengangguk. Ia menyesap minumannya dengan sekali-kali menoleh kearah ku dengan mata tajamnya itu. Sedangkan aku hanya bisa meringis saat tatapan kami tidak sengaja bertemu. Serem!

"Oh iya Rasi, nanti kamu pulang ke hotelnya nebeng Reyhan aja, ya?"

Eh?

"Tapi, Ma...."

Mama memelototi ku untuk jangan banyak protes. Galaknya!

Aku mengangguk dengan terpaksa sambil menoleh kearah Mas Reyhan yang sedang melihatku. Kenapa harus pulang bareng Mas Reyhan sih?

Takut kena mutilasi, hiks!

Aku berdehem membayangkan kejahatan yang akan di lakukan Mas Reyhan jika kami hanya berdua saja. Seperti di film-film atau di novel-novel, Mas Reyhan akan memberhentikan mobilnya di tempat yang sunyi lalu mulai memutilasiku dan membuang mayatnya di sembarang tempat. Aku bergidik ngeri dengan hanya membayangkan itu.

Aku tersentak kaget saat merasakan sebuah tangan menggenggam tanganku erat. Aku menoleh, menatap Mas Reyhan yang berdiri di sampingku dengan menggenggam tanganku erat. Matanya yang tajam fokus menatap ke depan.

Penasaran, aku pun ikut menoleh kedepan. Tapi aku tidak tau apa yang sedang di tatap oleh Mas Reyhan, yang ku lihat hanyalah orang-orang yang memang sedang menghadiri pesta pernikahan Abangku. Tidak ada yang aneh dan mencurigakan.

"Mas  lagi lihatin apa, sih?" tanyaku penasaran.

Mas Reyhan kembali menatapku, dan berdeham, "Nggak ada."

"Ayo pulang!"

"Eh? Tapi kan acaranya..."

Tanpa mendengarkan kata-kataku, Mas Reyhan langsung menarik tanganku untuk keluar dari tempat pesta. Aku menghela nafas melihatnya. Kacau sudah. Niat hati mau lama-lama di pesta, eh, malah di ajak pulang.

Nasib-nasib!

🏠🏠🏠🏠

Aku mendesah kecil saat menatap Mas Reyhan yang hanya diam setelah menarik paksa ku mengikutinya.

Aku kembali menatap ke depan. Menatap laut luas yang tampak gelap karena malam. Menikmati angin laut yang berhembus lumayan kencang. Terasa menyegarkan walau sedikit dingin.

Tatapanku kembali beralih ke Mas Reyhan saat merasakan kalau dia sedang memandangku. Dan benar saja, Mas Reyhan menatapku datar. Namun tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya itu. Apa Mas Reyhan baru selesai makan jengkol ya, makanya nggak mau ngomong? Takut bau, mungkin. Soalnya di pesta Bang Jimmy tadi kan ada semur jengkol.

Aku berjengit kaget saat dengan tiba-tiba Mas Reyhan menyentuh pipiku dengan lembut. Tatapannya masih datar, namun tampak ada kelembutan di sana. Tangannya tadi yang hanya menyentuh pipiku kini sudah beralih mengelus rambutku dengan lembut.

Setelah itu....pergi.

Iya, pergi! Aku menatapnya cengo. Nggak jelas!

Habis bikin baper malah pergi. Sialan!

🏠🏠🏠🏠🏠

Maaf, ya🙏🙏🙏

Baru sekarang bisa Update karena baru selesai nulisnya.

Entah kenapa nih ide nggak muncul-muncul.

Sekali lagi maaf keeen🙏🙏🙏

Jangan lupa vote and coment.

Bye-bye

Mas ReyhanWhere stories live. Discover now