20. Masalah Maira

1.8K 134 3
                                    

Happy reading!!!

🏠🏠🏠🏠🏠

Acara pertemuan keluarga besar Mas Reyhan kemarin malam lancar dan nggak ada hambatan. Hampir semua keluarganya Mas Reyhan suka sama aku. Dan bagi aku itu udah cukup.

Cuma setelah acara itu selesai aku jadi bertanya-tanya apa yang di sembunyikan sama Mas Reyhan dari aku. Terutama tentang Maira. Sebenarnya ini nggak ada urusannya sama aku sih, tapi sebagai calon keluarga aku rasa aku juga perlu tau. Dan aku juga yakin hal ini juga salah satu penyebab kami, aku dan Mas Reyhan jadi sering berantem.

Kemarin malam setelah pulang dari kediamannya Mas Reyhan aku sengaja nge-chat Maira dan nanya kenapa dia nggak datang. Dan Maira cuma bilang kalau dia lagi nggak enak badan. Aku tentunya nggak akan percaya sama alasan yang dia buat. Jadi aku bilang aja ke dia kalah besok aku bakal jenguk dia yang tentunya, udah bisa aku tebak banget sih, bakal di tolak kalau seandainya nggak aku paksa.

Untuk kedua kalinya aku datang ke rumah Maira tanpa di ketahui Mas Reyhan. Kata Maira Mas Reyhan udah pergi dari pagi tadi ke Restoran. Aku hanya mengangguk, kalau Weekend Restoran memang buka lebih cepat dari biasanya.

Aku menggeser pastel berisi buah-buahan kepada Maira, "Aku bawain kamu buah supaya cepat sembuh."

"Makasih." Maira tersenyum dan meletakkan pastel itu di sampingnya.

Aku bingung banget mau mulai dari mana. Apa langsung aku tanyain aja ya? Eh, enggak! Kesannya malah nggak sopan. Kayaknya aku harus basa-basi dulu, nih.

"Kemarin aku cari-cari kamu loh, tapi kamu malah nggak dateng."

Maira menunduk sambil tersenyum kecil, "Iya, kemarin aku lagi nggak enak badan makanya nggak dateng. Maaf ya, aku jadi ngelewatin acara kumpul keluarga kemarin."

"Ih, nggak apa-apa tau," aku melambaikan kedua tanganku kikuk, "Lagian kan kemarin belum acara resminya."

Aku kayaknya nggak berbakat deh, ngelihat wajah sendu Maira aja aku udah mau nyerah. Dari tadi ekspresi Maira itu kelihatan sedih terus, aku jadi sungkan buat bertanya. Tapi kalau aku nggak tanya sekarang, kapan lagi? Mumpung nggak ada Mas Reyhan.

"Emmm, Maira?"

"Ya?"

"Maaf banget ya, ini aku mau tanya," izinku, "Tapi kalau kamu nggak mau jawab nggak papa kok, aku nggak masalah sama sekali."

Maira tertawa kecil sambil menutup mulutnya dengan kedua tangan. Ya Allah, ketawanya aja udah anggun banget.

"Tanya aja, In syaa Allah kalau aku tau aku bakal jawab."

"Anu, itu aku mau tanya soal foto ini, " aku menyodorkan Handphone ku yang menampilkan foto Maira dan juga Mas Reyhan. Foto yang sempat membuat aku salah paham itu.

Maira tampak tertegun sebentar sebelum tersenyum tipis. Matanya yang tampak berkaca-kaca seketika membuat ku panik. Aku cepat-cepat mengambil tempat duduk di samping Maira dan mengelus bahunya lembut. Barang kali dia bisa tenang.

"Maaf ya, aku lancang banget nanyain itu."

Maira menggeleng, ia mengambil tanganku yang tadinya mengelus bahunya dan balik menggenggam nya. "Kamu emang harus tau, Key. Sebentar lagi kamu bakal jadi salah satu anggota keluargaku. Dan aku rasa kamu memang harus tau."

"Aku mulai dari alasan Mas Reyhan pindah ke sini, ya?"

Aku mengangguk. Memang itu lah hal yang paling pertama ingin aku tau.

"Awalnya Mas Reyhan memang berencana mau pindah kerumah nya sendiri, tapi nggak jadi gara-gara Reno, mantan aku dulu datang dan ancam akan celakain aku kalau aku nggak kasih tau dia di mana anaknya sekarang. Aku rasa kamu juga pasti udah tau tentang ini, kalau aku pernah hamil duluan," aku mengangguk membenarkan.

Mas ReyhanWhere stories live. Discover now