14. Pindah?

2.7K 220 13
                                    

Maaf banget buat kalian ya teman-teman, yang udah pernah baca BAB  14 sebelumnya. Kenapa Bab 14 nya aku ganti? Karena aku ngerasa Bab yang sebelumnya itu terlalu cepat gitu. Kalau di perkirakan tamatnya nggak sampe Bab 20. Makanya aku ganti.

Tapi kalian jangan khawatir kalau Bab yang ini nggak seru, karena kalau menurutku ya Bab ini bakal lebih seru dari pada Bab sebelumnya.

Dan aku juga mau minta maaf sekali lagi buat kalian yang selalu ikutin cerita aku, kalau aku Update ceritanya lama.

Untuk Bab 15, kemungkinan (tapi aku nggak janji) bakal Update dua hari lagi, karena aku lagi proses menulis Bab 15.

Happy reading!!!

🏠🏠🏠🏠🏠

Aku memberikan helm kepada Abang ojol sambil mengucapkan terimakasih. Hari ini aku punya agenda untuk datang ke tempat Mbak Siti  saat weekend, dia mau curhat ala-ala perempuan gitu.

Pas aku masuk ke dalam, ini aku nggak ngetuk pintu karena udah di chat sama Mbak Siti buat langsung masuk aja, Mbak Siti lagi asik makan cemilan sambil nonton tv. Aku sampai ngelus dada ngelihat kelakuannya. Waktu aku duduk di samping dia, dia pun malah nyuruh aku bikin minum sendiri, mager katanya. Ih, sebel banget aku lihatnya.

Emang ya kalau bertamu di rumah Mbak Siti tamu nggak ada harga dirinya sama dia. Tamu kan raja ya, ya harus di layanin dong. Untung aja aku anak baik dan tidak sombong, jadi nggak masalah kalau harus bikin minum sendiri.

Ngomong-ngomong, sebenarnya aku agak was-was nih kalau bertamu di rumah Mbak Siti, takut adeknya yang agak genit itu dateng. Bukannya aku pede ya bakal di godain sama dia, tapi sebelumnya aku udah pernah cerita kan kalau setiap ketemu aku adeknya selalu natap aku genit, nggak tau maksudnya apa. Bikin aku males kalau harus ketemu sama dia.

Nah, abis bikin minum sambil celingak-celinguk memastikan nggak ada adeknya Mbak Siti, aku langsung duduk lagi di samping Mbak Siti.

"Mau curhat, apa?" Kata Mbak Siti langsung. Udah tau dia kalau aku dateng ke sini mau curhat. Setelah di tanyain kayak gitu aku ceritain lah sama Mbak Siti tentang kejadian yang lalu, waktu aku di kurung sama mas Reyhan di ruangannya. Si Mbak Siti cuma ngangguk-ngangguk doang sambil mulutnya tetap ngunyah. Dengan mulut yang masih penuh Mbak Siti berkata, "Mungkin mas Reyhan suka kali ya sama Lo?"

"Kayaknya mustahil sih."

"Kenapa gitu?"

Aku memeluk kedua kaki ku sambil memandang minuman dingin yang ku buat dengan pandangan menerawang, "Soalnya kalau lagi ketemu itu Mas Reyhan mukanya kayak lagi mau makan orang, serem!"

"Ya mungkin dia kayak gitu karena mau caper sama Lo kali.

"Soalnya kalau ketemu sama gue mukanya biasa-biasa aja, nggak galak kayak yang Lo ceritain." Lanjutnya.

"Iya kali ya."

Ada benarnya juga yang di bilang sama Mbak Siti, Mas Reyhan galaknya cuma sama aku doang sedangkan sama yang lain dia biasa aja. Sebelumnya aku berfikir kalau Mas Reyhan nggak suka sama aku, atau bisa di bilang benci gitu. Tapi setelah denger kata Mbak Siti aku jadi berfikir kalau tingkah Mas Reyhan selama ini persis kayak anak SD kalau lagi suka sama seseorang.

Aku jadi membayangkan kalau aku jadian sama Mas Reyhan, aku yang biasanya jadi Dominant dalam hubungan bakal langsung jadi submissive kalau sama Mas Reyhan. Karena udah kelihatan banget kalau Mas Reyhan itu tipe cowok yang nggak mau di atur sama pasangannya. Terus aku bakal sering-sering di elusin kepalanya, di manjain gitu. Ih, kok aku jadi deg-degan ya bayangin hal kayak gitu.

Mas ReyhanWhere stories live. Discover now