12. Tanggung jawab, kok

3K 249 11
                                    


Mungkin di antara kalian udah ada yang baca Bab 12 ini sebelumnya dan bingung, kok Bab 12 update lagi sih? Nah, ini kesalahan aku banget ya guys, ada yang salah dari Bab 12 ini makanya aku ulang lagi.

Happy Reading!!!

🏠🏠🏠🏠🏠

Aku mengutuki Mbak Siti yang nggak bilang-bilang sama ku kalau Mas Reyhan ada di belakangku tadi. Aku kan jadi ketahuan kalau sering ceritain mas Reyhan diam-diam. Kalau Mas Reyhan nanti marah gimana?

Guys, nanti kalau dia marah-marah kalian tolongin aku, ya.

Setelah kejadian Mas Reyhan yang nyamperin aku ke warung nasi Padang itu secara langsung, aku jadi takut mau ketemu Mas Reyhan. Gimana kalau nanti Mas Reyhan marah dan malah mutilasi aku? Kan serem, ya. Nanti nggak ada dong anak perempuan mamanya lagi. Terus nanti nggak ada lagi yang suka pacarin cowok cuma buat di jadiin sopir. Kasihan mobil para cowok nanti pada nganggur. Kan mending di pake buat ngantarin aku ke mana-mana.

Jadi sore ini aku udah kayak maling karena jalan ngendap-ngendap buat masuk ke Kontrakanku sendiri. Sambil celingak-celinguk kesana-kemari, memastikan tidak ada di si 'malaikat maut' jadi-jadian itu di sekitar aku berdiri.

Aku menghela nafas lega saat tidak melihat mobilnya terparkir di depan, itu artinya dia tidak ada di rumah sekarang. Di dalam hati aku bersorak senang karenanya. Dengan melebarkan senyum aku berjalan menuju pintu kontrakan sambil bersenandung ria. Setelah memutar kunci dan melepaskan flatshoes kerjaku, aku membuka pintu dan berniat masuk saat sebuah suara yang sangaaat menyeramkan terdengar. Bulu kudukku sampai merinding di buatnya. Jadi ingat lagu 'malam Jum'at Kliwon'. Tahu, kan? Itu loh, yang liriknya ;

Pada malam Jum'at keliwon
Aku pergi lewat kuburan
Aku bertemu perempuan
Duduk manis di batu nisan.

Tahu, dong? Tahu, dong ya! Lagu hits tuh dulunya.

Okey, abaikan lirik lagu di atas. Ada yang lebih seram dan bikin merinding dari pada lagu itu. Sekarang orangnya lagi berdiri di depan ku sambil menatapku dengan tatapan tajamnya yang bagaikan silet. Nusuk!

Kok dia ada di rumah, sih?

Aku terkekeh canggung menatapnya sambil menyelipkan rambutku di balik telinga yang sebenarnya masih terikat rapi. Sebelum pulangkan aku touch up dulu. Maklum perempuan. Lewatin kaca spion orang lain aja kaca-an dulu sebentar. Apalagi kalau mau keluar, harus tetep paripurna dong penampilannya. Soalnya aku bukan Rasi yang kalau baru bangun tidur beserta Iler di pipinya pun masih keliatan cantik. Aku itu hanya Keyra, seorang wanita sederhana, (Asik! Wanita sederhana) yang sok-sokan jadi Playgirl. Apalah, nasib. Untung masih ada yang mau.

"Kamu nggak mau tanggung jawab?"

Aku menggulirkan bola mataku ke atas berpura-pura bingung, "Tanggung jawab apa ya, Mas? Kan aku nggak ngehamilin Mas Reyhan?"

"Ya iyalah, kan yang bisa hamil itu kamu!"

Wow! Matanya melotot!

Aku menundukkan kepalaku dengan tangan yang saling bertaut. Nggak berani dongakin kepala, serem cuy! Pengennya sambil goyangin badan ke kanan dan kiri biar kayak cewek manja-manja gitu, kali aja sih Mas nya luluh. Tapi aku udah keburu takut duluan di lempar sama Mas Reyhan sebelum mulai. Iiiih!

Mas ReyhanWhere stories live. Discover now